7 Tips Menasihati Anak Laki-laki Bandel dan Susah Diatur,Jangan Diceramahi
TRIBUNJAKARTA.COM – Memiliki anak laki-laki memang jadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Terlebih jika anak laki-laki sudah beranjak remaja dan mulai menjadi individu yang susah diatur.
Maka dari itu, orangtua butuh cara yang tepat untuk menasihati anak laki-lakinya.
Penting bagi orangtua untuk mengetahui cara menasihati anak laki-laki yang susah diatur.
Dengan mengetahui cara yang tepat, pesan yang ingin disampaikan orangtua kepada anak laki-laki dapat tersampaikan dengan baik.
Lantas, bagaimana cara menasihati anak laki-laki yang susah diatur?
Cara Menasihati Anak Laki-laki yang Susah Diatur
1. Pahami otak remaja
Sebelum menasihati anak laki-laki yang susah diatur, orangtua perlu mengetahui penyebabnya.
Menariknya, ada alasan ilmiah di balik tindakan para remaja tersebut. Melansir dari The Center for Men’s Excellence, struktur otak berkembang sebesar 95 persen pada usia enam tahun.
Namun, ada sejumlah fungsi yang tidak terhubung pada masa tersebut, salah satunya korteks prefrontal.
Ini adalah bagian otak yang berfungsi untuk membentuk penilaian, mengevaluasi hasil, konsekuensi tindakan, dan mengendalikan emosi.
Akibatnya, remaja cenderung mudah frustrasi, bertindak impulsif, dan mudah mengalami perubahan suasana hati.
Jika orangtua mampu memahami mengapa perilaku anak laki-laki remaja tidak dapat dikendalikan, maka akan lebih mudah bagi orangtua untuk berempati dan bersabat, sehingga dapat menemukan solusi sesuai kondisi anak-anak.
2. Bahasa yang mudah dipahami
Psikolog Samanta Elsener menuturkan, orangtua hendaknya menasihati anak remaja laki-laki menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
“Orangtua perlu menggunakan bahasa gaul anak dan mengetahui apa saja yang disukai anak,” ujarnya.
Melansir dari Psychology Today, orangtua hendaknya melakukan komunikasi komunikasi asertif.
Artinya, komunikasi dilakukan secara terbuka, tetap tegas dan tenang, namun tidak menyakiti hati lawan bicaranya, dalam hal ini adalah anak laki-laki.
3. Jangan diceramahi
Meskipun anak laki-laki susah diatur, namun orangtua tidak perlu menasihati anak remaja laki-laki dengan menceramahinya panjang lebar. Selain itu, hindari nasihat yang bertele-tele.
“Jangan dinasihati panjang dengan ceramah, melainkan dirangkul melalui hobi atau aktivitas yang seru bersama anak,” papar Samanta.
Melansir dari The Guardian, perumpamaan menceramahi anak remaja laki-laki adalah berteriak dalam kehampaan, karena tidak efektif.
Sebaiknya, orangtua mempelajari bagaimana cara membangun komunikasi efektif dengan anak remaja laki-laki, seperti membangun hubungan baik, pemilihan waktu bicara, nada suara, dan menghindari kontak mata.
4. Menasihati dengan memberi contoh
Cara yang paling efektif untuk menasihati anak laki-laki yang susah diatur justru dengan memberi contoh, dan mengajaknya melakukan tindakan yang benar secara bersama-sama.
Melansir dari The Center for Men’s Excellence, saat orangtua frustrasi dalam menasihati anak laki-laki, pikirkan bagaimana orangtua ingin sang anak menangani situasi tersebut jika mereka berada di posisi anak.
Dengan demikian, orangtua bisa memberi teladan sikap yang hendaknya dilakukan anak laki-laki.
Saat anak tumbuh menjadi dewasa, mereka akan selalu memperhatikan cara orangtua menjalani hidup sebagai teladan untuk mereka ikuti.
Jadi, pastikan orangtua sudah memperbaiki diri, sebelum menasihati anak laki-laki yang susah diatur.
5. Pakai humor
Dalam situasi yang relatif ringan, orangtua bisa menggunakan komunikasi yang disertai humor untuk menasihati anak laki-laki yang susah diatur.
Jangan lupa, untuk menunjukkan emapti dengan tidak bereaksi berlebihan. Tanggapi kelakuan anak dengan senyuman, bukan cemberut.
Namun, saat situasi dengan panas, hindari menasihati anak tentang apa yang harus dilakukan.
Nasihat yang terus-menerus tanpa diminta dapat ditafsirkan oleh anak sebagai ancaman terhadap individualitas anak muda, bahkan kemungkinan terburuknya menjadi orangtua sebagai musuh atau pihak lain.
6. Cari waktu yang tepat
Cara menasihati anak remaja laki-laki berikutnya adalah dengan pemilihan waktu yang tepat. Pastikan anak dalam kondisi suasana hati (mood) yang baik.
“Bicara dengan anak dalam keadaan mood-nya baik,” tutur Samanta. Menariknya, banyak remaja laki-laki yang lebih mudah diajak berkomunikasi sembari melakukan aktivitas yang disukai, dikutip dari Newport Academy.
Misalnya sambil main game, jalan-jalan, menyiapkan makan malam, dan hobi lainnya. Jadi, orangtua bisa menasehati putranya di waktu-waktu tersebut agar lebih efektif.
7. Validasi emosi anak
Sebelum menasihati, orangtua hendaknya menunjukkan empati dengan kondisi dan perasaan anak.
Samanta menyarankan orangtua untuk membantu mereka memvalidasi emosinya sehingga mereka merasa dipahami.
“Fokus pada validasi emosi anak, apa yang dirasakan anak, supaya anak merasa dia dipahami oleh orangtuanya bukan hanya dituntut,” jelasnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.