Serial “Doctor Who”: Kekuatan Pujian pada Psikologis Manusia
Oleh: Karissa Veren dan Niken Widi Astuti*
SEJAK pertama kali muncul di layar kaca pada 1963, Serial “Doctor Who” telah berhasil memikat penonton di seluruh dunia. Serial tersebut telah menerima sebanyak 163 penghargaan dan 411 nominasi bergengsi.
Serial “Doctor Who” mengisahkan petualangan Doctor, seorang Time Lord atau alien penjelajah waktu yang melintasi galaksi dengan TARDIS atau pesawat luar angkasa unik berwujud kotak telepon polisi biru khas Inggris.
Dengan kecerdikan dan keberanian, Doctor melintasi ruang dan waktu untuk menghadapi berbagai makhluk dan misteri alam semesta, serta berjuang untuk keadilan. Saat ini, serial tersebut telah menayangkan sebanyak 40 season dengan 331 episode.
Dalam salah satu kisah paling emosional dalam serial “Doctor Who”, pada season 5 episode 10, The Eleventh Doctor dan Amy Pond melakukan perjalanan ke desa Auvers-sur-Oise di Perancis pada 1890, untuk menangkap makhluk misterius dalam salah satu lukisan Vincent Van Gogh, yaitu The Church At Auvers.
Vincent Van Gogh merupakan seorang pelukis Belanda terkenal pada akhir abad ke-19 yang melukis sebagian besar karyanya di Perancis. Salah satu karyanya yang paling memikat dan dikenal luas oleh masyarakat adalah Starry Night.
Sepanjang perjalanan, mereka tidak hanya berhadapan dengan makhluk asing, tetapi juga dengan kedalaman jiwa Vincent Van Gogh, yang dianggap “gila” di zamannya, tetapi memiliki cara memandang dunia dengan keindahan tak tertandingi.
Setelah menyelesaikan misi tersebut, The Eleventh Doctor dan Amy membawa Vincent Van Gogh ke tahun 2010, menggunakan TARDIS untuk melihat pameran karyanya di Musée d’Orsay.
Mendengar bagaimana Doktor Henry Black, seorang ahli seni memuji dirinya, Vincent Van Gogh kembali ke zamannya dengan semangat hidup baru dan rasa terima kasih mendalam atas pengakuan yang selama hidupnya tak pernah ia dapatkan.
Apa itu pujian?
Pujian adalah pernyataan yang menyatakan rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus atas kebaikan atau keunggulan sesuatu.
Pujian juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa mengagumi atau turut serta bahagia atas apa yang dicapai oleh seseorang. Pujian dapat diungkapkan secara lisan maupun dengan bahasa tubuh, seperti ekspresi wajah dan gerakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, pujian sering digunakan ketika melihat sesuatu yang dianggap baik dan menciptakan perasaan kagum.
Ketika The Eleventh Doctor dan Amy membawa Vincent Van Gogh untuk mengunjungi pameran karyanya di Musée d’Orsay, mereka bertemu dengan Doktor Henry Black, yang merupakan seorang ahli seni.
The Eleventh Doctor memberikan pertanyaan kepada Doktor Henry Black yang menanyakan seperti apa sosok Vincent Van Gogh dalam dunia seni: “Where do you think Van Gogh rates in the history of art?”
Doktor Henry Black tanpa ragu memberikan jawaban yang mengandung pujian di dalamnya.
“To me, Van Gogh is the finest painter of them all, certainly, the most popular, great painter of all time. The most beloved, his command of colour most magnificent. He transformed the pain of his tormented life into ecstatic beauty. Pain is easy to portray, but to use your passion and pain to portray the ecstasy and joy and magnificence of our world – no one had ever done it before. Perhaps no one ever will again. To my mind, that strange, wild man who roamed the fields of provence was not only the world’s greatest artist but also, one of the greatest men who ever lived.”
Jawaban tersebut, yang diungkapkan secara lisan, dapat diartikan sebagai pujian karena mengandung rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus terhadap kemampuan Vincent Van Gogh sebagai seorang pelukis, dengan memiliki penguasaan warna yang luar biasa dan mampu mengubah penderitaan dalam hidupnya menjadi keindahan.
Doktor Henry Black juga menunjukkan kekagumannya terhadap cara Vincent Van Gogh memandang dunia yang unik dengan menggunakan aliran pasca-impresionisme pada karyanya.
Apa saja ciri-ciri dari pujian?
Dikutip dari situs Detik.com, kalimat pujian memiliki beberapa ciri-ciri, yakni merupakan kalimat positif, disampaikan dengan rasa tulus dan jujur, terkadang menggunakan majas, terdapat alasan, beralasan sesuai fakta, membuat yang dipuji merasa bangga dan termotivasi, serta menghasilkan perasaan senang.
Kalimat pujian yang diberikan oleh Doktor Henry Black kepada Vincent Van Gogh memenuhi ciri-ciri yang ditetapkan.
Doktor Henry Black memberikan jawaban yang mengandung kalimat positif, mengandung alasan jelas, berdasarkan fakta, dan membuat Vincent Van Gogh merasa termotivasi maupun bangga.
Kalimat positif dalam pujian adalah kalimat yang berisi ungkapan penghargaan, sanjungan, atau kagum terhadap seseorang.
Kalimat pujian biasanya digunakan untuk mengapresiasi kualitas, prestasi, atau hal-hal positif lain yang dimiliki oleh seseorang.
Pada konteks tersebut, kalimat positif ditunjukkan dengan penggunaan kata “finest painter of them all, his command of colour most magnificent, the most beloved, the most popular, dan one of the greatest men who ever lived”.
Kata-kata tersebut digunakan untuk memberikan apresiasi akan kemampuan melukis yang dimiliki oleh Vincent Van Gogh.
Setelah memberikan kalimat positif, Doktor Henry Black He juga memberikan alasan yang jelas di baliknya berupa, “He transformed the pain of his tormented life into ecstatic beauty. Pain is easy to portray, but to use your passion and pain to portray the ecstasy and joy and magnificence of our world – no one had ever done it before.“
Didasarkan pada fakta, semasa hidupnya, lukisan-lukisan Vincent Van Gogh tidak laku. Ia menganggap karya-karyanya bernilai rendah karena caranya memandang dunia yang berbeda dengan kebanyakan orang pada masa itu.
Ia juga tidak mampu menghadapi kondisi mentalnya yang tidak stabil sehingga berakhir bunuh diri dalam keadaan sendirian dan miskin.
Setiap penderitaan yang dirasakannya semasa hidup ia tuangkan dalam lukisan-lukisannya yang menunjukkan keindahan.
Tentunya, setelah mendengar pujian yang diberikan kepadanya, Vincent Van Gogh terlihat bahagia dan terharu dengan setiap kata-kata yang diucapkan untuk mendeskripsikan kemampuannya dalam melukis.
Bahkan, ia tidak segan untuk memeluk dan mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada Doktor Henry Black.
Bagaimana pujian dapat memengaruhi psikologis manusia?
Vanessa Bohns, seorang profesor psikologi sosial di Universitas Cornell mengatakan bahwa manusia biasanya tidak menyadari bahwa sesuatu yang begitu kecil dapat memiliki dampak begitu besar.
Tanpa disadari, pujian dapat memengaruhi psikologis seseorang dengan cara yang positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana pujian itu diberikan.
Pujian dapat membuat seseorang merasa bangga, berbesar hati, dan termotivasi untuk berusaha lebih baik.
Pujian juga dapat meningkatkan rasa percaya diri, suasana hati, dan membuat seseorang merasa aman.
Sama halnya dengan Vincent Van Gogh ketika mendapatkan pujian dari Doktor Henry Black. Vincent Van Gogh setelah mendapatkan pujian tersebut, ia menunjukkan semangat hidup baru dan rasa terima kasih mendalam atas pengakuan yang selama hidupnya tak pernah ia dapatkan.
Namun, pujian yang berlebihan dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan pada pujian, takut gagal, dan kurang percaya diri.
Pujian berlebihan juga dapat membuat seseorang kurang gigih dalam tugas yang sulit, kurang bersedia berbagi ide, dan kurang mampu menghadapi kritik. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau terluka jika tidak mendapatkan pujian yang konstan.
Maka, jangan sungkan untuk memberikan pujian kepada seseorang, tetapi tetap perlu untuk waspada agar tidak berakibatkan negatif.
*Karissa Veren, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Niken Widi Astuti, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara