Trump Menang Pilpres AS, Rusia Ingin “Reset” Hubungan dengan AS
MOSKWA, KOMPAS.com – Para pemimpin Rusia merespons klaim kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS dengan menawarkan peluang untuk “reset” hubungan antara Moskwa dan Washington.
Hubungan Rusia dan AS selama ini berada dalam ketegangan tinggi sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Kirill Dmitriev, Kepala Dana Kekayaan Negara Rusia, menyatakan kemenangan Trump bisa membuka jalan untuk pemulihan hubungan antara kedua negara, yang menurutnya sangat diperlukan setelah pemerintahan Biden.
Baca juga: Trump Menang Pilpres AS 2024, Raih Lebih dari 270 Suara Elektoral
“Kemenangan meyakinkan mereka menunjukkan bahwa rakyat Amerika sudah lelah dengan kebohongan dan ketidakmampuan pemerintahan Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Dmitriev, seorang tokoh politik terkemuka di Rusia yang sering memberikan masukan kepada Presiden Vladimir Putin, dilansir Reuters.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan sinyal kesiapan untuk melakukan dialog terkait konflik di Ukraina.
Putin telah menyatakan bahwa Rusia bersedia membahas penghentian perang asalkan pengakuan terhadap klaim teritorial Moskow atas wilayah yang telah direbut di Ukraina diterima.
Namun, permintaan ini bertentangan dengan kepemimpinan Ukraina yang menganggapnya sebagai bentuk penyerahan diri.
Sementara itu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev melihat kemenangan Trump sebagai ancaman bagi dukungan Ukraina.
Medvedev menulis di akun Telegram-nya.
“Trump punya satu kualitas yang berguna bagi kita: sebagai pebisnis, dia sangat tidak suka menghabiskan uang untuk sekutu yang tidak memberikan timbal balik.”
Baca juga: Amerika Menahan Napas: Malam Panjang Menanti Hasil Pemilu setelah Tegangnya Masa Kampanye
Namun, Medvedev menyatakan ketidakjelasan mengenai seberapa jauh Trump bisa mengurangi bantuan AS bagi Ukraina, mengingat tekanan dari sistem pemerintahan yang kuat di Amerika Serikat.
Retorika “reset” ini mengingatkan pada upaya serupa pada 2009 ketika Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri AS saat itu, mencoba menginisiasi hubungan baru dengan Moskwa.
Baca juga: Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Menang Lagi, Wanita Muslim Pertama di Kongres AS Pertahankan Kursi
Namun, inisiatif tersebut mengalami kegagalan dan hubungan antara Rusia dan AS memburuk di bawah kepemimpinan Putin dan Obama.