Informasi Terpercaya Masa Kini

Gunung Erebus Muntahkan Emas Senilai Rp 91 Juta Setiap Hari, Kok Bisa?

0 1

KOMPAS.com – Sebuah gunung api, Erebus, memuntahkan debu emas ke udara setiap hari.

Gunung Erebus berlokasi di Benua Antarktika dengan ketinggian 3.794 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Muntahan debu emas itu mengkristal secara alami karena sifat letusan Gunung Erebus yang sangat lambat. Diperkirakan, muntahan debu emas itu senilai 6.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 91 juta.

Gunung Erebus adalah salah satu dari dua gunung paling aktif di Benua Antarktika. Total, ada sebanyak 138 gunung api di benua tersebut.

Gunung Erebus kali pertama ditemukan oleh Kapten Sir James Clark Ross pada 1841. Ia kemudian menamai gunung tersebut berdasarkan nama kapal yang ditumpanginya saat berlayar menemukan gunung tersebut.

Dilansir dari Indy100, butuh waktu lebih dari 130 tahun bagi Gunung Erebus untuk menjadi aktif. Gunung ini tercatat sudah mulai erupsi sejak 1972.

Lantas, mengapa Gunung Erebus memuntahkan debu emas?

Baca juga: Gunung Berapi di Antarktika Memuntahkan Debu Emas, Senilai Rp 97 Juta dalam Sehari

Penyebab Gunung Erebus memuntahkan debu emas

Debu emas yang dimuntahkan Gunung Erebus berbentuk partikel yang sangat kecil. Ukurannya sekitar 20 mikrometer atau 0,02 mm dengan total muntahan sekitar 80 gram per hari.

Dilansir dari Times Now News, ilmuwan NASA percaya bahwa lelehan batuan Gunung Erebus telah naik dari bagian terdalam Bumi dan membawa partikel emas ke permukaan.

Namun, lelehan batuan yang membawa partikel emas berukuran mikrometer itu mengkristal karena suhu dingin di bawah nol derajat Celsius.

Ilmuwan juga menjelaskan bahwa gunung berapi biasanya menghasilkan emas dalam bentuk gas atau cairan. Akan tetapi, Gunung Erebus tidak demikian karena gunung ini mampu mengekstraksi partikel emas yang bergerak melalui udara dan menyebar dalam bentuk debu.

Menurut GeologyHub, Gunung Erebus adalah salah satu dari sejumlah gunung berapi yang secara aktif menghasilkan emas selama erupsi.

Namun, gunung ini menjadi satu-satunya gunung berapi yang menghasilkan partikel emas padat. Para peneliti menemukan jejak emas di udara hingga 999 kilometer.

Meski gunung ini menghasilkan partikel emas setiap hari, sangat mustahil untuk menambang emas di lokasi tersebut. Sebab, lokasi Gunung Erebus sangat berbahaya dan ledakannya juga terjadi secara acak.

Gunung Erebus juga dikenal memiliki letusan stromboliannya yang berkala. Artinya, gunung ini dapat melontarkan batu dan puing-puing lainnya.

Dikutip dari Times of India, Gunung Erebus berlokasi di wilayah terpencil. Hanya satelit yang menjadi sumber utama untuk memantau aktivitas gunung berapi ini.

Lokasinya yang terpencil dan letusannya yang acak membuat Gunung Erebus istimewa sekaligus berbahaya di lanskap Antarktika.

Baca juga: Gempa Bumi Bisa Hasilkan Bongkahan Besar Emas, Ini Prosesnya

Gunung Erebus punya magma berbeda

Ahli vulkanologi dari Universitas Oxford, Tamsin Mather mengatakan, Gunung Erebus memiliki kimia magma yang tidak biasa.

“Gunung ini memompa gas 24 jam sehari, 7 hari seminggu,” ujarnya, dilansir dari Kompas.com (13/4/2024).

Mather juga mengatakan bahwa gunung ini menjadi salah satu dari sedikit gunung yang memiliki danau lava aktif yang kawahnya terus meletus. Hal ini membuat lokasi gunung Erebus menjadi luar biasa.

Ada kalanya, kata Mather, lava panas tersebut membara dan menyembur dari danau lava aktif tersebut.

Meski demikian, ia menyampaikan bahwa emas yang keluar dari Gunung Erebus berukuran kecil dan hanya senyawa kimia, bukan bongkahan emas.

Menurutnya, Gunung Erebus juga mengeluarkan kristal atau partikel kecil logam lainnya, seperti tembaga.

Lokasi gunung api Erebus sempat menjadi perbincangan ketika terjadi kecelakaan pesawat di wilayah tersebut pada 28 November 1979.

Saat itu, Air New Zealand dengan nomor penerbangan 901 untuk tujuan perjalanan wisata menabrak Gunung Erebus. Sebanyak 237 penumpang dan 20 awak di dalam pesawat yang berangkat dari Auckland, Selandia Baru tewas.

Leave a comment