Kelas Menengah Indonesia Masih Makan Tabungan…
JAKARTA, KOMPAS.com – Tingkat konsumsi masyarakat menunjukan tren kenaikan hingga kuartal III-2024. Meskipun demikian, masyarakat kelas menengah masih mengandalkan tabungannya untuk belanja.
Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukan, indeks belanja masyarakat mencapai 229,5 poin. Angka ini meningkat 7,9 persen dibanding bulan sebelumnya.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, tren peningkatan konsumsi masyarakat merupakan kombinasi dari sejumlah fenomena, mulai dari tren penurunan inflasi hingga momen-momen yang mendongkrak belanja, seperti libur nasional dan sekolah.
“Ini data yang kita kumpulkan bukan hanya dari debit card, tapi debit, kredit, dan QRIS,” kata dia, dalam Mandiri Macro Market Brief, Kamis (26/9/2024).
Baca juga: Fenomena Makan Tabungan untuk Kebutuhan Sehari-hari, Apa Sebabnya?
Jika dilihat berdasarkan jenisnya, belanja masyarakat utamanya dilakukan untuk barang kebutuhan sehari-hari. Tercatat porsi pengeluaran masyarakat untuk belanja kebutuhan sehari-hari mencapai 41,8 persen pada September 2024, meningkat dari bulan sebelumnya 39,7 persen.
Meningkatnya porsi belanja kebutuhan sehari-hari menunjukkan pola belanja masyarakat yang lebih defensif. Andry menilai, hal itu tidak terlepas dari harga komoditas pangan yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir.
“Ini yang kita sebut dengan masyarakat Indonesia, lebih defensif dibandingkan dengan periode sebelumnya,” ujar dia.
Di tengah pola belanja masyarakat yang lebih defensif, tingkat tabungan masyarakat kelompok menengah dan atas tercatat menurun. Data Bank Mandiri menunjukkan, indeks dana pihak ketiga (DPK) masyarakat kelas menengah (tabungan Rp 1 juta – Rp 10 juta) menurun 0,2 persen, dan indeks DPK kelas atas (tabungan di atas Rp 10 juta) turun 1,3 persen pada September 2024.
“Memang masih ada dalam periode mantab, makan tabungan, tapi sebenarnya dalam periode terakhir, dengan bantuan adanya Perlinsos (perlindungan sosial) ini sudah mulai membaik,” tutur Andry.
Perbaikan itu tercermin dari indeks DPK kelas bawah (tabungan di bawah Rp 1 juta) yang meningkat. Tercatat indeks DPK kelas bawah meningkat 1,8 persen secara tahunan pada periode yang sama.
Adapun di sisa tahun 2024, Bank Mandiri memproyeksi, tren kenaikan konsumsi masyarakat kembali meningkat, seiring dengan adanya momentum pemilihan kepala dareah (Pilkada) serta momen belanja musiman di akhir tahun. Namun, masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, seperti pelemahan kinerja industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: Fenomena Makan Tabungan Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya