Melihat Kerajinan Tangan Khas Aceh Berbahan Baku Rotan di Expo PON XXI Aceh-Sumut
Laporan: Aksa Ashura | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kerajinan tangan khas Aceh yang terbuat dari rotan telah lama menjadi bagian penting dari warisan budaya provinsi ini.
Rotan, yang tumbuh subur di hutan-hutan Aceh, diolah oleh para pengrajin menjadi berbagai produk unik dan bernilai tinggi, seperti tas, perabotan rumah tangga, tikar, hingga hiasan dinding.
Kerajinan rotan Aceh tidak hanya memancarkan keindahan seni, tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta berperan penting dalam melestarikan budaya lokal.
Pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI Aceh-Sumut 2024 kali ini tidak hanya menampilkan berbagai macam cabang olahraga, tapi juga memamerkan kesenian dan usaha lokal yang dikemas dalam bingkai Expo PON XXI.
Kegiatan ini berlangsung dari 10 hingga 18 September 2024 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
Expo ini bertujuan untuk memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, seiring dengan euforia PON sebagai ajang olahraga terbesar di Indonesia.
Beragam kegiatan turut memeriahkan Expo PON XXI Tahun 2024 ini, antara lain Gampong UMKM, bazar produk, kuliner khas Aceh dan nasional, pameran, hingga khanduri maulid.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Gampong UMKM, sebuah ruang bagi para pelaku UMKM untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka kepada masyarakat luas.
Expo PON XXI ini menghadirkan sekitar 240 UMKM yang menawarkan berbagai produk, mulai dari kerajinan tangan, makanan khas Aceh, aneka kopi, hingga makanan produksi rumahan.
Di antara beragam produk tersebut, kerajinan tangan berbahan baku rotan menjadi salah satu yang paling menonjol.
Salah satu kerajinan ini diproduksi oleh Ati Karya Rotan, sebuah UMKM lokal yang sudah berkecimpung di industri ini sejak tahun 2012.
Ati Karya Rotan, yang dimiliki oleh Suryati, menawarkan berbagai macam produk rotan, seperti tas, parsel, keranjang, tudung saji, gantungan, cermin, dan lain-lain.
Keunikan produk mereka terletak pada proses pembuatan yang sepenuhnya diproduksi sendiri, tanpa melibatkan produksi pabrik dan produk impor.
“Iya, tentu ini semua hasil karya saya sendiri, dari rotan kami produksi sendiri. Biasanya kami produksi di rumah dan kadang tetangga juga ikut membantu,” ujar Suryati ditemui Serambi, Rabu (12/9/2024).
Ketekunan Suryati dan timnya dalam memproduksi karya-karya rotan ini membuat produk mereka semakin diminati, tidak hanya di Banda Aceh, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya.
“Biasanya pembeli membawa sendiri barang-barang ini ke luar daerah, misalnya ke Medan, atau kami kirim langsung. Tetapi untuk wilayah lain, biasanya mereka bawa sendiri dari sini,” tambahnya.
Expo PON ini memberikan dampak yang signifikan bagi para pelaku UMKM, khususnya dalam hal peningkatan penjualan dan jangkauan promosi.
Suryati menyampaikan bahwa expo semacam ini sangat membantu dalam mengenalkan produk mereka kepada masyarakat luas.
“Alhamdulillah, event seperti ini ada pengaruhnya juga. Meskipun tidak langsung beli di sini, biasanya mereka nanti datang ke toko atau pesan secara online. Jadi ada peningkatan pendapatan,” ungkapnya.
Kerajinan tangan berbahan rotan yang ditawarkan oleh Ati Karya Rotan berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, terutama di kalangan remaja dan ibu-ibu.
Dengan anyaman yang halus dan unik serta variasi warna yang menarik, produk-produk ini tampil sangat menawan dan bernilai seni tinggi.
Kerajinan tangan berbahan baku rotan khas Aceh tidak hanya sekadar produk ekonomi, tetapi juga simbol kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Aceh.
Dengan dukungan yang tepat, kerajinan ini berpotensi menjadi salah satu pilar ekonomi kreatif yang mampu mengangkat nama Aceh di kancah internasional.
Terus berkembangnya kerajinan rotan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan warisan budaya lokal dan mendorong inovasi dalam industri kerajinan tangan di Aceh.
Expo PON XXI ini tidak hanya memberikan ruang bagi UMKM untuk berkembang, tetapi juga menjadi media yang efektif dalam mempromosikan keindahan dan kekayaan budaya Aceh melalui karya-karya lokal.
Diharapkan melalui event besar seperti ini, para pelaku UMKM bisa memajukan usahanya.(*)