Tanggapi Kritikan Peter Gontha ke Timnas,Rocky Gerung: Naturalisasi Penipuan Terhadap Sensasi
TRIBUNJAKARTA.COM – Pengamat politik, Rocky Gerung, tampaknya kurang sreg dengan adanya naturalisasi yang dilakukan PSSI di dalam skuat Timnas Indonesia.
Ia turut menanggapi pernyataan mantan Duta Besar Polandia, Peter Gontha yang belakangan viral karena kritikannya soal naturalisasi di tubuh timnas.
Menurut Rocky, semestinya timnas menghidupkan kembali kebanggaan tetapi didasarkan dari pemain-pemain asli bangsa Indonesia, bukan dengan banyaknya pemain naturalisasi.
“Hari ini kita mungkin melihat ada euforia di dalam persepakbolaan kita, tapi euforia itu membatalkan atau membuat kita lupa bahwa yang bermain di lapangan itu sebetulnya adalah bukan grup yang kita idealkan sebetulnya, karena apa yang sekarang disebut naturalisasi itu semacam penipuan terhadap sensasi,” Rocky seperti dikutip dari Channel Youtubenya yang tayang pada Kamis (13/9/2024).
“Pak Peter ini menunjukkan bahwa dia paham apa yang disebut sebagai euforia massa dan patriotisme semu di atas lapangan. Tapi, Pak Peter hendak menerangkan bahwa sensasi-sensasi di lapangan itu sebetulnya juga harus dipahami berdasarkan prinsip-prinsip patriotisme,” kata Rocky lagi.
Ia mencontohkan prinsip patriotisme itu bagaimana lagu kebangsaan Indonesia seharusnya dinyanyikan dengan pendasaran batiniah bahwa negara ini dihidupkan dengan semangat perjuangan.
Rocky melanjutkan bahwa sepakbola bagi rakyat Indonesia bukan sekadar olahraga, sepakbola itu sebagai penanda kedaulatan sebuah negara.
“Jadi, kalau ada teori bawah negara itu berdaulat kalau ada wilayah, rakyat, pemerintahan dan sekarang mungkin bisa ditambahkan harus ada sepakbola,” katanya.
Namun, munculnya naturalisasi menandakan ada yang tidak beres dengan prinsip patriotisme dalam sebuah negara yang berdaulat.
“Jadi kedaulatan rakyat itu akan ditagih pada pesepakbolaan kita. Kalau misalnya ada naturalisasi tentu ya ada sesuatu yang tidak fit and proper dengan prinsip-prinsip patriotisme itu,” ucapnya.
Selain itu, naturalisasi kini dianggap sebagai pembenaran karena belum berhasilnya pembibitan sepakbola di Indonesia.
Rocky menekankan bahwa sepakbola itu merupakan kebanggaan nasional, bukan hasil naturalisasi.
“Walaupun kita kalah melulu tetapi kita ada upaya menghasilkan prestasi melalui pembibitan, melalui kurikulum bahkan bisa dibantu dengan ilmu-ilmu olahraga mutakhir kan. Jadi, kita mesti hidupkan kembali bahwa sepakbola itu kebanggaan nasional,” pungkasnya.
Sebelumnya, Peter Gontha, membuat sebuah unggahan di Instagram yang memuat delapan poin pertanyaan.
“Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat follower saya marah.” “Tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya,” tulis Peter Gontha mengawali unggahannya.
“Apakah Anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (saya malu),” tulis pendiri event Java Jazz itu pada poin ketiga.
“Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat daripada menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa? (saya malu),” tulis Peter Gontha lagi pada poin lanjutan.
Peter Gontha ingin menyorot banyaknya pemain keturunan yang kini membela timnas Indonesia.
Ketika menjamu Australia pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Selasa (10/9/2024), susunan starter timnas Indonesia didominasi pemain kelahiran luar negeri.
Nama-nama seperti Maarten Paes, Jay Idzes, Sandy Walsh, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-Oen, dan Ragnar Oratmangoen mengisi susuan sebelas awal Tim Merah Putih.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya