Informasi Terpercaya Masa Kini

Paus Fransiskus dan Nasi Goreng,Cerita Perjalanan ke Papua Nugini

0 16

==> ”Paus Fransiskus memilih hanya satu menu, dari tiga yang ditawarkan. Paus tidak mau ada sisa. Dan yang dipilih Paus Fransiskus adalah nasi goreng,” kata Irfan Setiaputra, Presiden Direktur Garuda Indonesia dalam penerbangan antara Jakarta dan Port Moresby, Jumat (6/9/2024).

Sebagai seorang Muslim, Irfan mengaku kagum pada kesederhanaan Paus Fransiskus.

“Beliau menyantap seperti yang disajikan kepada yang lain, yang membedakan penataannya saja,” kata Irfan menambahkan.

 

Untuk menu serupa yang disajikan kepada anggota rombongan yang duduk di kursi kelas ekonomi, tampak menu dilengkapi dengan potongan ayam goreng sambal matah, potongan wortel, dan bayam rebus.

Sebagai pembuka ada tiga potong buah lokal, yaitu nanas, melon, dan pepaya.

Sebagai menu penutup, disajikan sepotong kue coklat yang manisnya tersamar.

Menurut Markus Solo Kewuta SVD, yang turut mendampingi Paus Fransiskus, selama berada di Indonesia, Paus Fransiskus tidak memiliki pilihan tersendiri.

Ia mengikuti saja apa yang tersaji.

Baca juga: Ini Pesan Mendalam Paus Fransiskus Bagi Indonesia sebagai Tuan Rumah Tambang Emas Terbesar di Dunia

 ”Namun, Paus Fransiskus menggemari buah-buah lokal, terutama pepaya, nanas, dan melon,” kata Markus Solo.

Kebetulan, dalam menu yang tersaji siang itu ketiga buah tersebut ”hadir” melengkapi santap siang Paus Fransiskus.

Nasi gorengnya pun sederhana, dengan rasa yang tidak terlalu tajam, tetapi cukup enak di lidah.

Saat dipadu dengan ayam sambal matah, rasa sedikit tajam menguar di mulut. 

Meskipun sederhana, menu menjadi istimewa lantaran berasal dari belanga yang sama, sebagaimana nasi goreng yang tersaji di piring Paus Fransiskus.

Nuansa sederhana itu yang, menurut Irfan, sempat ”menyihir” kru GA 7780 yang menerbangkan Paus Fransiskus ke Port Moresby itu.

Awalnya mereka ingin menyambut Paus saat masuk dan menjabat tangannya. Namun, kata Irfan, bukan hanya sapa yang mengalir, air mata pun turut tak terbendung.

”Masing-masing dari kami mendapat bingkisan dari Beliau, satu kotak panjang, belum saya buka,” kata Irfan.

Dalam penerbangan yang memakan waktu kurang lebih enam jam itu, tampak bahwa kru mendampingi penumpang dengan antusias.

Selama dalam penerbangan, Paus Fransiskus duduk di kursi nomor 1.

Letak kursi itu ada pada bagian kiri depan, tepat di belakang kokpit. 

Baca juga: Paus Fransiskus Akan ke Perbatasan Kota Jayapura-Vanimo Usai Kunjungi Ibu Kota Papua Nugini

Pada bagian sudut, diletakkan rangkaian bunga sederhana.

Di sebelahnya, tepat pada dinding kabin yang berada tepat di depan Paus Fransiskus duduk, direkatkan foto Bunda Maria Penolong Abadi.

Dari tempatnya duduk di kursi nomor lima, Markus Solo dapat mengamati apa yang sempat dilakukan Paus.

 ”Beliau banyak melihat ke arah foto tersebut, tenggelam dalam keheningan dan pikirannya,” kata Markus Solo.

Hingga tiba di Bandara Internasional Jackson di Port Moresby, perjalanan yang menempuh jarak sejauh 4.480 km itu berlangsung nyaman.

Tidak banyak guncangan dirasakan selama penerbangan tersebut.

Pendaratan pun mulus. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id, laporan oleh B Josie Susilo Hardianto langsung dari Papua Nugini.

Silakan berlangganan; https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/09/06/nasi-goreng-di-piring-paus-fransiskus?open_from=Section_Berita_Utama

Leave a comment