Informasi Terpercaya Masa Kini

Peran Mulyono Gagalkan Anies Baswedan Maju Pilkada Jabar,Jubir Anies: Mau Deklarasi Keluar Sprindik

0 12

TRIBUN-MEDAN.com – Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono kembali menyinggung sosok Mulyono sebagai kelompok besar terkait gagalnya mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jabar 2024.

Juru Bicara Anies Baswedan, Iwan Tarigan ternyata juga menyinggung peran Mulyono.

 Bahkan, Iwan menyinggung rencana deklarasi Anies Baswedan di Pilkada yang gagal akibat ancaman sprindik atau surat perintah penyidikan.

Namun, Iwan tidak menjelaskan deklarasi Anies Baswedan yang dimaksud apakah terkait Pilkada Jakarta atau Pilkada Jabar.

Gagalnya Anies Baswedan di Pilkada Jabar

Ono Surono menjelaskan kronologi gagalnya PDIP mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jawa Barat.

Awalnya, Pilkada Jawa Barat tidak termasuk dalam agenda penyampaian pasangan calon tahap ketiga yang disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di DPP PDI Perjuangan pada Senin (26/8/2024).

Meskipun, Jawa Barat memiliki wilayah dan jumlah pemilih yang sangat besar. Ono sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Barat harus menyiapkan berbagai macam alternatif di Pilgub Jabar.

Pada Rabu (28/8/2024), Ono mulai menawarkan proposal berisi nama Anies Baswedan yang ditawarkan ke DPP PDI Perjuangan.

Hal itu melihat Anies Baswedan yang tidak dicalonkan PDIP di Pilkada Jakarta 2024.

Proposal tersebut direspon oleh PDI Perjuangan yang melakukan komunikasi dengan pihak Anies Baswedan.

Saat itu, Anies Bawedan belum siap maju di Pilkada Jawa Barat.  Alasannya, nama Anies Baswedan belum masuk survei di Jawa Barat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga belum memiliki jaringan terkait Pilkada Jabar.

Pada Kamis (29/8/2024), Ono mendapatkan informasi terbaru bahwa Anies Baswedan siap maju di Pilkada Jawa Barat.

“Tapi Pak Anies butuh dukungan dari satu kelompok, satu organisasi, satu entitas ya untuk bisa bersama-sama PDI Perjuangan untuk mendukung Pak Anies sebagai calon Gubernur Jawa Barat,” kata Ono dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Nusantara TV, Jumat (30/8/2024).

Ono lalu bergetak menghubungi satu kelompok yang tidak disebutkan namanya untuk mendukung Anies Baswedan. 

Akhirnya, kelompok tersebut, kata Ono, tidak bersedia memberikan dukungannya.

“Saya tidak menyebutkan kelompoknya tapi jelaslah bahwa ini kelompok yang sangat besar di Jawa Barat dan dia menyampaikan ada keterikatanlah terkait dengan keputusan mereka dengan satu kekuatan besar yang saya tangkap seperti itu,” kata Ono.

Ono lalu ditanya mengenai alasannya menyalahkan sosok Mulyono.  Ia pun diminta klarifikasi siapa sosok Mulyono yang dimaksud tersebut.

“Kalau di Jawa Barat Mulyana. Mulyana ini atau Mulyono ini kan kekuatan besar juga yang kemarin juga bagaimana diduga memporakporandakan demokrasi di Indonesia kan,” ujar Ono.

“Sehingga sebenarnya sudah jelas sebenarnya proposal itu ya memang kami sudah sampaikan ada catatan dari Pak Anies kami lakukan. Saya sih berpikir simpel ya kalau memang kelompok entitas ini juga sepakat dengan PDI perjuangan, saya yakin Pak Anies bisa maju di Jawa Barat,” sambung Ono.

Mengenai kekecewaan Ono Surono yang juga gagal maju di Pilkada Jabar sebagai dampak putusan Anies Baswedan, ia membantahnya.

Diketahui, PDI Perjuangan akhirnya Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja di Pilgub Jabar.

Ono mengaku tidak kecewa tidak maju di Pilkada Jabar. Kini, ia telah dilantik sebagai Anggota DPRD Jawa Barat.

“Sebagai bakal calon saya juga sebagai ketua DPD Partai. Saya tidak egois untuk menyiapkan diri saya pribadi untuk maju di Pilkada Jawa Barat dan tentunya kan kewenangan DPP,” katanya.

Ono lalu membicarakan peluang Anies Baswedan di Jawa Barat. 

Ia menuturkan mantan mendikbut itu memiliki basis dukungan kuat berdasarkan Pilpres 2024. Dimana, Anies mendapatkan suara lebih dari 9 juta di Jawa Barat. 

Lalu, Anies Baswedan berasal dari Kuningan, Jawa Barat.

“Daerah sekitar Jakarta yakni Depok, Bogor, Bekasi ini juga basisnya Pak Anies. Jadi saya yakin figur Pak Anies adalah figur yang sangat diterima oleh rakyat Jawa Barat. Kita mempunyai bacaan yang lengkap terkait dengan Pak Anies,” imbuh Ono.

Respon Kubu Anies

Sedangkan, Jubir Anies Baswedan, Iwan Tarigan mengungkapkan rencananya membentuk partai politik setelah eks capres itu gagal maju di Pilkada Serentak 2024.

“Karena memang kalau Pak Anies, kita masukkan ke partai ini kejadiannya begini lagi begitu mau masuk PDIP calonnya langsung di sprindik,” kata Iwan Tarigan.

Iwan mengaku rencana membentuk partai untuk tempat bernaung Anies Baswedan disiapkan secara serius.

Apalagi, Anies mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan saat akan berlaga di Pilkada 2024.

“Kalau mau ikut kapal orang gitu ya pertama tiga kapal kemudian ninggalin kita kemudian begitu mau naik kapal lagi,” katanya.

Iwan juga menanggapi gagalnya Anies Baswedan maju bersama PDI Perjuanga. Menurut Iwan, partai berlambang banteng itu tidak memberikan harapan palsu kepada Anies Baswedan.

“Bukan di PHP (Pemberi Harapan Palsu), Om Ono tahu iya langsung sprindik keluar gitu kalau mau dilanjutkan. Saya tahu betul kronologinya dari jam ke jam itu PDIP itu harusnya itu  siang itu sudah deklarasi itu jam 12 itu keluar sprindik si Mulyono lagi,” kata Iwan.

“Sprindik keluar kalau lanjut sama Anies maka kasus naikin lagi kan iya capek ya kalau selalu begitu,” keluh Iwan.

Bantahan Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah tudingan sejumlah pihak ihwal dirinya dituding melakukan penjegalan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju dalam sebuah gelaran Pilkada Serentak 2024. 

Ia menyebut tudingan itu tak benar karena dirinya bukan seorang ketua umum partai politik (parpol) tertentu yang bisa memberikan rekomendasi untuk seseorang maju dalam pesta demokrasi tersebut. 

“Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semuanya. Apa urusannya?” kata Jokowi yang dikutip dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Jumat (30/8/2024).

Presiden mengingatkan bahwa urusan pencalonan merupakan urusan partai politik (Parpol) dan koalisi Parpol.

Partai memiliki mekanisme sendiri dalam mencalonkan seseorang di Pilkada.

“Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik, ada mekanisme, ada proses disitu,” katanya.

Oleh sebab itu, tudingan dirinya melakukan penjegalan terhadap salah satu tokoh untuk maju dalam pilkada adalah tidak benar.

Jokowi mengatakan, selama ini dirinya kerap dituding berbagai hal terkait politik, padahal dirinya tidak melakukannya.

“Saya kan ditudang-tuding banyak banget. Enggak masalah. Dituding menjegal, dituding menghambat, dituding, tapi kan memang itu urusan parpol, mau mencalonkan dan tidak. Itu urusan parpol, koalisi, ada mekanismenya, ada proses di situ,” ujarnya.

Sedangkan Ono memberikan reaksi terhadap pernyataan Jokowi itu bila dikaitkan dengan sosok Mulyono.

“Silakan tafsirkan itu siapa dan tadi presiden sudah menyampaikan ya memang itu jawaban presiden. Saya yakin itu bukan jawaban Mulyono. Kita cari Mulyono yang sesungguhnya itu seperti apa,” kata Ono.

PAN Tuding PDIP Lakukan Pembunuhan Karakter

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga menuding PDIP sedang berupaya melakukan pembunuhan karakter terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) buntut kegagalan Anies Baswedan maju dalam Pilkada 2024.

Dia mengklaim Presiden Jokowi tidak pernah melakukan cawe-cawe terhadap pelaksanaan Pilkada 2024.

Apalagi, PDIP sempat menyebut nama Mulyono yang juga merupakan nama Presiden Jokowi saat kecil.

“Ini kok ada yang tidak bisa maju kesalahannya karena ada cawe-cawe kekuasaan. Itu bisa dikategorikan character assasination kepada Pak Jokowi. Kalau itu kan mengatakan dengan istilah Mulyono, Mulyono itu kan Presiden Jokowi,” kata Viva saat dikonfirmasi, Jumat (30/8/2024).

Viva meminta PDIP tidak menyalahkan Presiden Jokowi karena gagal mengusung Anies Baswedan.

Viva mengklaim Jokowi tidak pernah memberikan intimidasi atau tekanan apapun dalam Pilkada 2024.

“Seseorang tidak bisa maju jangan melimpahkan kesalahan ke orang lain. Era sistem demokrasi Indonesia itu bebas merdeka, tidak ada tekanan, tidak ada intimidasi kekuasaan. Buktinya Koalisi Indonesia Maju pemerintah di beberapa wilayah berbeda-beda pasangan calonnya. Santai saja tidak ada masalah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Viva pun menduga PDIP tidak mengusung Anies Baswedan karena keputusan dari internal sendiri.

Sebab, ada perbedaan ideologi antara Anies dan PDIP.

“Ibu Megawati kan tidak mau mengusung Anies karena mungkin faktor perbedaan ideologi persoalan pertarungan di rekam jejak antara PDIP Ahok dan Anies. Jadi sesuatu yang sangat aneh kalau kemudian PDIP tidak mau mengusung Anies kemudian kesalahannya ada di Jokowi. Itu namanya karakter assasination, tidak boleh begitu,” pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel

Leave a comment