Empat Daerah di Jateng Berisiko Alami Gempa Megathrust, Mana Saja?
SEMARANG, KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gempa berkekuatan besar atau megathrust berisiko terjadi di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Menurut BMKG, gempa megathrust bisa terjadi setelah melihat seismic gap di zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Kedaruratan Bencana BPBD Jawa Tengah, Muhammad Chomsul menyebutkan, ada empat wilayah yang berpotensi terdampak gempa megathrust.
“(Risiko gempa megathrust) itu di Jateng ada 4 kabupaten, yaitu Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen,” ungkap Chomsul saat dikonfirmasi, Selasa (20/8/2024).
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Baca juga: Apa Itu Gempa Megathrust?
Mewaspadai gempa megathrust
Dia mendorong kesadaran masyarakat khususnya di wilayah tersebut untuk lebih mewaspadai risiko gempa megathrust. Apalagi potensi gempa mencapai 8,9 SR.
“Di sana memang ada potensi ancaman megatrust kalau enggak salah 8,9,” lanjutnya.
Menurutnya, prediksi potensi gempa megathrust di empat wilayah tersebut bukan untuk menakuti masyarakat, tapi justru membangun kesadaran untuk mitigasi sejak dini. Sehingga potensi gempa megathrust bisa diwaspadai seluruh pihak.
Sementara itu, Chomsul menyebutkan Kota Semarang tidak berpotensi terkena gempa megathrust. Karena gempa itu menyasar empat wilayah Pantai Selatan.
“Kalau Kota Semarang untuk gempa megathrust tidak. (Gempa megathrust) wilayah pantai selatan,” ucapnya.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?
Kendati demikian, Kota Semarang terkena sesar Kendeng.
Dia menjelaskan sesar Kendeng menjadi penyebab gempa di Batang beberapa waktu lalu.
“Di Batang kan skalanya kecil 4,2, tapi kenapa dia berdampak cukup besar karena kondisi bangunan di sana kurang standar. Sehingga dengan getaran 4,2 kemarin ada sekitar 13 rumah rusak berat, bahkan ada yang roboh,” terangnya.
Menurutnya isu megathrust bukan hal baru bagi BPBD.
Pihaknya kerap melakukan kegiatan penguatan kapasitas masyarakat di empat daerah itu. Bahkan 2019 lalu mengadakan Ekspedisi Destana Tsunami.
Melalui ekspedisi itu, BPBD melakukan sosialisasi pada masyarakat pesisir pantai selatan. Mulai dari pemasangan rambu evakuasi, sekolah, hingga pasar.
“Kalau bencana gempa muncul korban jiwa kan karena panik, yang seharusnya itu tidak timbul korban. Jadi penting bagi kita untuk membuat perencanaan dari level keluarga,” tandasnya.
Baca juga: Penjelasan soal Potensi Gempa Megathrust dan Perlunya Mengakhiri Kepanikan…