Terungkap Kematian Bule 77 Tahun di Kamar Indekos, Kirim Pesan Menyentuh ke Mantan
bali.jpnn.com, DENPASAR – Kematian warga negara asing (WNA) berkebangsaan Amerika bernama Robert Ralph Wildman, yang ditemukan tak bernyawa di kamar indekos di Jalan Ciung Wanara IV Nomor 38, Denpasar, Sabtu kemarin (17/8) membuka fakta baru.
Robert Ralph Wildman ternyata bolak-balik Amerika, Malaysia dan Bali, Indonesia, untuk berobat menyembuhkan penyakitnya.
Sebelum meninggal, bule 77 tahun ini juga berniat ingin meninggal di Bali dan dikremasi secara Hindu.
Fakta tersebut diungkap mantan istri almarhum Ni Made Sariningsih, 45.
“Iya, sebelum meninggal, korban menderita sakit sejak lama,” ujar Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi.
Versi saksi, Robert Ralph Wildman menderita kanker sejak tujuh tahun lalu, yaitu kanker tenggorokan dan sempat menjalani perawatan di Amerika, Malaysia dan RS Bhayangkara, Bali.
Awal Februari 2024 lalu, korban divonis tim medis RS Bhayangkara Denpasar, mengidap kanker kulit.
Korban kemudian berangkat ke Malaysia untuk berobat, tetapi karena ada paru-paru basah, dokter tidak mau mengambil tindakan medis.
Robert Ralph Wildman kemudian pulang ke Bali dan berdiskusi dengan mantan istri dan anaknya.
Berdasar hasil diskusi tersebut, korban kemudian berangkat ke Amerika pada 14 Februari 2024 dan tinggal selama dua bulan.
Robert Ralph Wildman menjalani pengobatan di Negeri Paman Sam, tetapi tim medis di sana tidak bisa melakukan tindakan medis lantaran korban mengidap paru-paru basah.
Tim medis di sana bahkan menemukan virus lain di tubuh korban.
Robert Ralph Wildman akhirnya memutuskan balik ke Bali karena sejak awal ingin meninggal di Pulau Dewata bersama anaknya dan dikremasi secara agama Hindu.
Pada Jumat (16/8) pukul 18.24 WITA, korban sempat melakukan video call dengan mantan istrinya untuk menanyakan korban.
Pada saat itu korban mengeluh sakit perut.
Namun, karena dalam perjalanan pulang dari Puncak Mangu, Petang, Badung, saksi menanyakan apakah korban mau ke rumah sakit atau dokter, tetapi dijawab tidak apa-apa.
Saksi kemudian menanyakan kepada korban apakah mau dibawakan jus, dan dijawab oke.
Pada pukul 22.58 WITA, korban mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada saksi bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.
“Kadek (panggilan mantan istri), sepertinya saya akan berpulang. Saya capek dengan penderitaan saya.
Saya harap kamu mengerti. Saya berharap kamu bisa melakukan kremasi untuk saya,” tulisan pesan WA korban ke saksi.
Saksi kemudian mencoba mengirim pesan bagaimana kondisi pagi ini.
Namun, karena tidak ada jawaban, saksi minta tolong kepada pekerja di kamar indekos korban untuk mengecek kondisi Robert Ralph Wildman.
Akhirnya terungkap korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dalam posisi telungkup dan mengeluarkan muntahan warna hitam.
Tim Inafis Polresta Denpasar segera melakukan olah TKP dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Dugaan awal korban meninggal dunia akibat penyakit yang diderita, yaitu kanker tenggorokan dan kulit,” ucap AKP Ketut Sukadi.
Dugaan tersebut diperkuat dengan ditemukannya obat kanker, asma dan lain-lainnya. Kasus ini masih diselidiki aparat Polresta Denpasar. (lia/JPNN)