Kematian Dokter Muda PPDS Undip Semarang Aulia Risma Lestari Terus Berkembang,Kini Seret Nama PAA
TRIBUN-MEDAN.COM – Pemberitaan mengenai kematian dokter muda PPDS Undip Semarang, dr. Aulia Risma Lestari, terus berkembang di media sosial.
Kini netizen malah turut menyeret nama dr. Prathita Amanda Aryani (PAA).
Sosok dr. Prathita Amanda Aryani dikuliti habis di media sosial karena diduga sebagai salah satu senior dokter spesialis yang membuat dr. Aulia Risma Lestari depresi hingga memilih mengakhiri hidupnya.
Awal mula nama dr Prathita Amanda Aryani diseret netizen.
Di saat kabar dokter muda Aulia Risma Lestari meninggal dunia, diduga mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat mendapat perundungan atau bullying dari senioritasnya, muncul sosok dr Prathita Amanda Aryani seolah menormalisasi situasi di lingkungan PPDS Undip Semarang.
“Please ga usah ikut berpendapat orang- orang yang tidak langsung terlibat. Wong aku aja yg udah lama ya masih semangat menjalani hari-hari kok. Kalo memang ga tau isinya seperti apa ya ga usah koar- koar di IG story kan bukan elu yg jalanin,” tulis Prathita Amanda Aryani lewat Instagramnya @thitaamnd saat itu.
Setelah ditelusuri, rupanya terungkap jika Prathita Amanda Aryani juga merupakan salah satu yang diduga mempraktekkan senioritas di lingkungan PPDS Undip Semarang.
“ini juga chief PPDS Bedah UNDIP,” tulis unggahan yang beredar.
Salah seorang warganet mengaku masih menyimpan bukti senioritas yang dilakukan oleh sosok wanita tersebut.
Dalam tangkapan layar yang dibagikannya, terlihat jika sosok tersebut memberikan hukuman yang tak masuk akal kepada adik tingkatnya.
Tertulis nama Prathita Amanda Aryani atau Ita yang tercetak di tangkapan layar yang diunggah.
Prathita Amanda Aryani meminta juniornya yang melakukan kesalahan untuk memakan 5 bungkus nasi padang sendirian.
Bahkan ia juga memberikan tenggat waktu untuk video bukti makan nasi padang tersebut.
“Nasi Padang 1 utuh. Lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop. Jumlah 5 bungkus /orang. Share Video kalian lagi makan itu 5 bungkus / orang disini jam 14.00 Mengerti???” tulis pesan dari pemilik nomor WhatsApp dengan nama dr. Prathita Amanda Aryani (ITA) itu di grup.
Selain itu, Prathita Amanda Aryani juga ketahuan pernah meminta juniornya yang melakukan kesalahan untuk melakukan push-up sebagai hukumannya.
“Disuruh push up, padahal keknya doi sendiri disuruh push up kagak bisa deh,” komentar pemilik akun X @yangtau*****.
Sisi gelap Prathita Amanda Aryani, dokter bedah RSUP Dr.Kariadi yang sepelekan kasus kematian Aulia Risma Lestari mulai dikuliti.
Amanda Aryani merupakan salah satu dokter senior di RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Dirinya bahkan diduga ikut terlibat melakukan tindakan bullying atau perundungan pada mahasiswi PPDS.
Fakta ini terungkap ketika potongan WhatsApp Prathita Amanda Aryani tersebut diunggah oleh akun X Leo, dikutip dari TribunJateng.com.
“Nasi Padang 1 utuh, lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop,”
Jumlah 5 bungkus per orang,”
“Share video kalian lagi makan itu 5 bungkus per orang disini jam 14.00,”
“Mengerti,” tulis nama Prathita Amanda Aryani melalui WhatshApp.
Tak hanya sampai di situ, ia lagi-lagi melakukan tindakan pembullyan pada juniornya.
“Sampah kalian kerja ga becus,”
“Awas kamu typo sekali lagi,”
“Awasi push up kalo mereka gabisa kerja cepat,” tulisnya lagi.
Siapakah Prathita Amanda Aryani?
Nama: Prathita Amanda Aryani
Perguruan Tinggi: Universitas Diponegoro
Jenis Kelamin: Perempuan
Tahun Masuk: 2022
Jenjang Program Studi: Spesialis- bedah
Jika menilik dari komentar warganet Prathita Amanda Aryani merupakan alumni FK Yarsi, berikut rinciannya:
Universitas: YARSI
Kualifikasi: Pendidikan Dokter
Nim: 220100119420015
Tanggal Penetapan: 13 April 2020
Berlaku Sampai: Selama mengikuti program pendidikan.
Isi Buku Diary Aulia Risma Lestari
Setelah mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang diduga menjadi salah satu penyebab Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.
Kini isi buku harian Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip.
Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal 5 Juli 2024:
“1 semester aku berjuang di sini,”
“Terlalu berat untukku,”
“Sakit sekali,”
“Beban fsiknya begitu besar,”
“Aku ingin berhenti,”
“Sakit sekali, sungguh sakit,”
“Rasanya masih sama,”
“Aku ingin berhenti,”
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,”
“Ada yang bisa menolong saya,”
“Apa Tuhan tau saya tersiksa,”
“Apa Tuhan tau aku kesakitan,”
“Kenapa di setiap aku berharap,”
“Aku ingin berhenti,”
“Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,”
“Ada yang bisa menolong saya,”
“Apa Tuhan tau saya tersiksa,”
“Apa Tuhan tau aku kesakitan,”
“Kenapa di setiap aku berharap,”
“Tapi kenapa aku dibiarkan,”
“Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,”
“Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,”
“Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,”
“Tapi kenapa aku dibiarkan,”
“Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,”
“Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,”
“Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,”
“Tapi kenapa aku dibiarkan,”
“Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,”
“Aku mohon,”
“Aku tidak sanggup lagi,”
“Bila harus menanggung lebih lama lagi,”
“Aku sendirian, aku berjuang sendiri,”
“Tidak ada yang menolongku,”
“Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,”
“Semoga Tuhan mengampuniku,”
“Tuhan, aku sakit,”
“Aku mohon tempat aku pulang,”
Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat.
Alasan Aulia Risma Lestari Tak Bisa Mundur PPDS
Alasan Aulia Risma Lestari tak bisa mundur dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip.
Banyak spekulasi bermunculan bahwa Risma sedang mengalami depresi gegara dibully hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.
Polisi mengakui ada bekas suntikan di lengan korban saat proses evakuasi di lokasi kejadian, tepatnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
Namun sayangnya, pihak Undip membantah isu dugaan bully dibalik tewasnya Aulia Risma Lestari.
Hal itu tertuang dalam salah satu poin dalam siaran pers yang ditandatangani Rektor Undip Prof. Suharmono, Kamis 15 Agustus 2024.
Padahal menurut catatan isi harian Risma yang ditemukan di lokasi kejadian dirinya mengaku capek bekerja dan menghadapi para seniornya.
Risma bahkan sempat mengeluhkan pada ibunya sudah lama ingin resign lantaran tak kuat dengan beban kerja sebagai PPDS di Undip.
Akan tetapi, Risma rupanya tak bisa mundur dari PPDS Undip yang dijalaninya tersebut.
Pasalnya, Aulia Risma melanjutkan pendidikan spesialis melalui program beasiswa.
Sebelumnya ia menjalani praktik sebagai dokter umum di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Sebelum Rektor Undip memberikan klarifikasi, sempat beredar di media sosial terkait dugaan masalah beasiswa Aulia Risma.
Aulia Risma disebut mendapatkan beasiswa dari instansi, sehingga tidak bisa asal mundur.
Hal ini terungkap dari viralnya tangkapan layar percapakan antar dokter di WhatsApp.
Adapun jika ingin mundur dari PPDS Anestesi Undip, maka Aulia Risma dikabarkan harus membayar uang penalti sebesar Rp 500 juta.
Orang tua korban pun disebut tidak menyanggupi nominal tersebut.
“Yang bersangkutan mahasiswa beasiswa dari Tegal, sudah terindikasi tidak kuat di anestesi sejak tahun pertama, tapi tidak bisa dikeluarkan secara sepihak karena dia kiriman instansi,” tulis sang dokter dalam tangkapan layar yang viral di X.
“Sudah dipanggil orang tuanya beberapa kali sama KPS dan diminta mengundurkan diri, tapi gak mau. Karena kalau mundur harus bayar penalty sebesar Rp500 juta, keluarga tidak sanggup,” pungkasnya.
(*/Tribun-medan.com/Tribun Jateng.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul BIODATA dan PROFIl Prathita Amanda Aryani, Dokter Undip Diduga Ikut Bully Mahasiswi PPDS