Informasi Terpercaya Masa Kini

Ulama NU Heran PKB-PBNU Berselisih: Hebat yang Mengadu, Pecah Belah Umat

0 6

Ulama NU KH Syukron Ma’mun disowani Ketum PKB Muhaimin Iskandar di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta Selatan, Kamis (15/8). Kiai Syukron juga memberi pandangan soal kisruh PBNU dan PKB yang belakangan makin meruncing.

“Saya ini merasa heran kalau NU dengan PKB itu timbul perselisihan. Itu dari hebatnya yang mengadu, tentu yang mengadu itu iblis yang bikin pecah belah umat ini. Saya sangat prihatin mestinya tidak terjadi,” kata Kiai Syukron di lokasi.

Ayah dari Khatib Aam PBNU, KH Muhammad Faiz itu, juga memberi pesan kepada Cak Imin untuk mengambil langkah agar perselisihan ini tidak berlarut. Paling tidak ada jalan islah atau damai dari kedua belah pihak.

“Maka saya tadi kepada Gus Muhaimin itu, tolong carikan jalan islah supaya tidak terus menerus begini ya. Islah itu saya bilang sama Gus Muhaimin,” tambah dia.

Sementara, Cak Imin mengatakan, kedatangannya ke Kiai Syukron untuk meminta nasihat dan arahan jelang Muktamar PKB 24-25 Agustus 2024 di Bali. Cak Imin juga berharap Kiai Syukro bisa hadir untuk memberi nasihat langsung kepada para peserta muktamar.

“Apakah beliau nanti bisa hadir langsung ke sana atau melalui Zoom atau melalui rekaman, pokoknya kita ingin seluruh pengurus PKB meneladani tokoh pejuang NU Yang benar-benar mengabdi tidak pernah pamrih di dalam perjuangan ahlussunnah wal jamaah, terutama perjuangan ahlussunnah wal jamaah,” kata Cak Imin.

Profil KH Syukron Ma’mun

Dikutip dari NU Online, KH Syukron dilahirkan di Sampang Madura pada 82 tahun lalu, tepatnya pada 21 Desember 1941. Sebagai sosok yang berasal dari lingkungan santri, dalam hal ini ayah, ibu, dan kakeknya merupakan kiai dan guru ngaji di daerah ia berasal, Kiai Syukron tumbuh menjadi sosok kiai yang diidolakan oleh para masyarakat.

Riwayat pendidikan kiai yang mendapat julukan ”singa podium” ini seperti di Pesantren Gontor Ponorogo hingga tahun 1967. Julukan singa podium tersebut berdasar pada kebiasaan dakwah yang ia lakukan di berbagai kota seperti Madiun, Ponorogo, Pacitan, Ngawi, Magetan, dan sekitarnya, bahkan ia sudah mulai berdakwah sejak berusia kurang dari 30 tahun.

Selain di Gontor, saat pindah ke Jakarta, Kiai Syukron mengaji kepada Habib Ali bin Husein di Bungur dan Habib Abdurrahman Al-Habsyi, keduanya merupakan tokoh penyebar Islam di tanah Betawi Jakarta.

Selain mengaji, KH Syukron Makmun pernah menjadi pengajar di perguruan tinggi dan mengisi di majelis taklim di Jakarta. Selain di Jakarta, beliau juga berdakwah hingga hampir seluruh Nusantara, seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan masih banyak lagi.

Bahkan juga berdakwah hingga ke berbagai negara di ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Leave a comment