Informasi Terpercaya Masa Kini

Ilmuwan Merekonstruksi Suara Mumi Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun, Ini yang Diucapkannya

0 19

KOMPAS.com – Peneliti dari Inggris membangun ulang atau merekonstruksi suara milik mumi yang meninggal 3.000 tahun lalu menggunakan teknologi cetak 3D yang canggih.

Mumi tersebut adalah seorang pendeta Mesir kuno, Nesyamun.

“Yang telah kami lakukan adalah menciptakan suara Nesyamun seperti saat ia berada di sarkofagusnya,” kata rekan penulis studi Prof David Howard, kepala departemen teknik elektronik di Royal Holloway, Universitas London, dikutip dari The Guardian (23/1/2020).

Selama hidupnya, Nesyamun menghabiskan hari-harinya dengan melantunkan nyanyian dan melakukan ritual di kuil Karnak di Thebes pada masa pemerintahan Firaun Ramses XI.

Saat ini, mumi Nesyamun berada di Museum Kota Leeds di Inggris. Mumi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1824.

Penelitian telah dilakukan terhadap mumi Nesyamun, beberapa di antaranya mengungkapkan bahwa ia telah meninggal pada pertengahan usia 50-an tanpa ada kerusakan pada tulang di sekitar lehernya.

Selain itu, terdapat tulisan di peti matinya yang menyebut, “Nesyamun, sesuai dengan suaranya”.

Baca juga: Sarkofagus Mumi Dihiasi Gambar Mirip Marge Simpson, Mesir Kuno Meramalkan The Simpsons?

Bagaimana peneliti merekonstruksi suara mumi Nesyamun?

Dalam jurnal Scientific Reports, tim tersebut membawa mumi Nesyamun ke Rumah Sakit Umum Leeds dan melakukan serangkaian pemindaian CT.

Dari pemindaian tersebut, tim tersebut dapat menghasilkan rekonstruksi digital saluran vokal Nesyamun dan mereproduksinya melalui pencetakan 3D.

Proyek ini dimulai pada tahun 2013 dan melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang seperti ilmu klinis, arkeologi, egyptology, kurasi museum, dan teknik listrik.

“Ini adalah proyek yang sangat menarik yang telah membuka jendela baru ke masa lalu dan kami sangat gembira dapat berbagi suara dengan orang-orang untuk pertama kalinya dalam 3.000 tahun,” ujar Howard.

Selama enam tahun berikutnya, tim bekerja tanpa henti untuk menciptakan kembali suara pendeta kuno tersebut.

Namun, karena proses mumifikasi dan rentang waktu yang lama, lidah mumi tersebut mengerut dan langit-langit lunaknya hilang. Oleh karena itu, para peneliti kemudian menggabungkan sistem mereka dengan laring elektronik dan pengeras suara.

Biasanya, saluran vokal menyaring suara yang dihasilkan dari udara yang telah melewati laring, sehingga suara yang dihasilkan unik untuk setiap orang.

Penempatan berbagai komponen saluran vokal menghasilkan produksi suara kata, vokal, dan konsonan yang berbeda.

“Suara laring kita bersifat elektronik dan jika suara itu dihasilkan oleh Nesyamun, dia akan mengalirkan udara paru-paru ke luar melalui laringnya di mana pita suaranya akan bergetar untuk menciptakan efek yang sama,” kata Howard.

Baca juga: Arkeolog Buka Sarkofagus Mumi di Italia yang Berumur 2.000 Tahun untuk Pertama Kalinya

Bukan suara asli mumi Nesyamun

Hingga saat ini, sistem tersebut hanya bisa menghasilkan satu suara, yaitu vokal antara “ah” dan “eh”, dilansir dari Good.is.

Para ahli telah menyamakan suara yang direkonstruksi dengan rintihan singkat, sedikit seperti “meh” yang panjang dan tanpa huruf “m”.

Selain itu, suara yang tertangkap di antara kata “bed” dan “bad”, lebih mirip “eeuuughhh” dan ringkikan domba.

Peneliti mengatakan, hal tersebut merupakan pertama kalinya sebuah teknik digunakan untuk menghidupkan kembali suara orang yang sudah meninggal.

Namun, suara yang dihasilkan bukanlah suara pendeta yang sebenarnya, melainkan replika dari suara yang pernah didengarnya di masa lalu.

“Pada akhirnya, kolaborasi interdisipliner yang inovatif ini telah memberi kami kesempatan unik untuk mendengar suara seseorang yang sudah lama meninggal berkat pengawetan jaringan lunak yang dikombinasikan dengan perkembangan teknologi baru,” kata salah satu penulis, Profesor Joann Fletcher.

“Meskipun hal ini memiliki implikasi yang luas, baik untuk perawatan kesehatan maupun untuk pajangan di museum, relevansinya sesuai dengan kepercayaan mendasar orang Mesir kuno bahwa menyebutkan nama orang yang sudah meninggal berarti membuat mereka hidup kembali,” tambahnya.

Leave a comment