Informasi Terpercaya Masa Kini

Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa Hanya karena Pidato Belasungkawa untuk Ismail Haniyeh

0 15

YERUSALEM, KOMPAS.com – Polisi Israel menangkap Imam Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrema Sabri hanya karena pidato belasungkawa untuk mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh usai shalat Jumat (2/8/2024).

Sebagimana diberitakan The Arab News, polisi Israel menggerebek rumah Syekh Sabri di lingkungan Al-Suwwana, sebelah timur Kota Tua Yerusalem, dan membawanya ke pusat penahanan Moscobiyeh.

Sebelum ditangkap, Syekh Sabri kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa tuduhan penghasutan terhadap dirinya, yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keamanan Nasional Moshe Arbel, tidak berdasar.

Baca juga: Hari Ini, Qatar Adakan Upacara Pemakaman Pemimpin Hamas

Pasalnya, dia hanya menyampaikan khotbah shalat Jumat dengan ucapan belasungkawa terhadap Ismail Haniyeh.

“Apa yang saya sampaikan dalam khotbah Jumat saya adalah pidato keagamaan dan belasungkawa, bukan hasutan,” kata Sabri.

“Di manakah kebebasan berekspresi yang mereka banggakan?,” tanya dia.

Pengacara Khaled Zabarqa, anggota tim pembela Syekh Sabri, menghadiri shalat Jumat dan mendengarkan khotbah.

Dia berkata, “Saya tidak menemukan hasutan apa pun dalam pernyataan Syekh Sabri. Hasutan sebenarnya berasal dari kelompok ekstremis Yahudi yang menargetkannya dan menggunakan alat hukum untuk melawannya”.

Namun beberapa menteri Israel dan anggota Knesset menyerukan agar Syekh Sabri ditangkap dan dicabut izin tinggalnya menyusul pidatonya untuk Haniyeh.

Baca juga: Israel Konfirmasi Panglima Militer Hamas Tewas dalam Serangan Udara Bulan Lalu

Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir menginstruksikan polisi Israel untuk menyelidiki Sabri, sementara Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel mendorong pencabutan izin tinggal sementara Sabri (kartu identitas biru).

Dalam memo kepada Knesset, Arbel menuduh Sabri melakukan pelanggaran keamanan dan melanggar kepercayaan.

“Sabri memegang izin tinggal permanen di Israel, yang tidak menghalanginya untuk menghasut negara selama bertahun-tahun,” tulis Arbel.

Arbel mengutuk Sabri karena memuji Haniyeh. Menurut Arbel, pemimpin Hamas itu disebut sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas pembantaian pada tanggal 7 Oktober 2023.

Arbel mengumumkan niatnya untuk mencabut izin tinggal permanen Sabri, dengan alasan tindakan anti-negara yang berulang kali.

“Pasal 11(a) Undang-undang Masuk ke Israel memberikan wewenang kepada Menteri Dalam Negeri untuk mencabut izin tinggal untuk tindakan yang dianggap melanggar kepercayaan, seperti terorisme atau hasutan, tanpa memerlukan hukuman hukum,” tambahnya.

Baca juga: Ada Seruan Balas Dendam pada Prosesi Pemakaman Pemimpin Hamas di Iran

Sementara juru bicara kepolisian Israel mengonfirmasi bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki khotbah Sabri yang berpotensi menimbulkan hasutan dan akan bertindak berdasarkan temuan tersebut.

Leave a comment