Informasi Terpercaya Masa Kini

Lebanon Khawatir Pertempuran Hezbollah-Israel Jadi Perang Besar

0 11

BEIRUT, KOMPAS.com – Sejak serangan Hamas di Israel 7 Oktober 2023, Hezbollah juga ikut melawan Israel di perbatasan Lebanon.

Bahkan pertempuran Hezbollah dengan Israel terjadi hampir setiap hari. Imbasnya, ratusan orang tewas dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi dari rumahnya.

Terkait hal itu dapat meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar di kedua belah pihak.

Baca juga: Terkait Serangan di Golan, Lebanon Desak Penyelidikan Internasional

Namun, di tengah serangan dan serangan balik, terdapat indikasi bahwa mereka berusaha menghindari konfrontasi besar.

Akan tetapi, kesalahan perhitungan selalu menjadi risiko, dan serangan pada hari Sabtu di kota Druze, Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, bisa jadi merupakan salah satu penyebabnya.

Israel menuduh Hezbollah melakukan serangan di lapangan sepak bola yang menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak, serangan paling mematikan dalam konflik saat ini, dan Israel berjanji akan memberikan tanggapan.

“Israel tidak akan mengabaikan serangan mematikan ini,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dikutip dari BBC, Minggu (28/7/2024).

“Hezbollah akan menanggung akibat besar yang belum mereka bayar hingga saat ini,” terangnya.

Tetapi, Hezbollah membantah berada di balik serangan itu.

Baca juga: Siapa Itu Hezbollah Lebanon? Apakah akan Berperang Lawan Israel?

Sebelum skala serangan menjadi jelas, kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka telah menargetkan Brigade Hermon dengan rudal Falaq buatan Iran, salah satu dari beberapa serangan yang dilakukan pada hari itu.

Pangkalan tersebut, di lereng Gunung Hermon, berjarak sekitar 3 km dari tempat ledakan terjadi, sehingga meningkatkan kemungkinan rudal tersebut meleset dari sasarannya.

Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan informasi intelijen menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan oleh Hezbollah di Lebanon, dan menggambarkan penolakan kelompok tersebut sebagai “kebohongan”.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan “setiap indikasi” menunjukkan bahwa rudal tersebut ditembakkan oleh Hezbollah, dan bahwa AS mendukung hak Israel untuk membela warganya dari serangan musuh.

Maka, Lebanon kemudian akan menunggu kemungkinan reaksi besar Israel.

Sejauh ini, lebih dari 450 orang dilaporkan tewas di Lebanon, termasuk sekitar 350 anggota Hezbollah dan setidaknya 100 warga sipil. Di Israel, 23 warga sipil dan sedikitnya 17 tentara tewas.

Baca juga: Menlu AS: Roket yang Serang Dataran Tinggi Golan Ditembakkan Hezbollah

Di Lebanon, sebagian besar serangan Israel terjadi di wilayah selatan, di mana desa-desa hancur dan ditinggalkan, serta di Lembah Bekaa bagian timur, dua wilayah di mana Hezbollah beroperasi.

Kampanye Israel menargetkan tempat-tempat yang, sejauh ini, belum tersentuh, termasuk bagian dari ibu kota Beirut, dapat mengarah pada fase pertempuran yang berbahaya dan tidak dapat diprediksi.

Dilihat sebagai musuh yang jauh lebih tangguh dibandingkan Hamas, Hezbollah telah bersiap menghadapi konflik besar lainnya dengan Israel sejak konflik terakhir pada 2006, yang menimbulkan kerusakan besar di kedua belah pihak.

Menurut perkiraan Barat, kelompok Hezbollah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, yang dapat melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel yang canggih.

Persenjataannya juga mencakup rudal berpemandu presisi yang mampu menyerang jauh ke dalam wilayah Israel.

Pihak berwenang Israel telah berulang kali menggambarkan serangan yang dilakukan Hezbollah sebagai hal yang tidak dapat diterima.

Baca juga: Israel Balas Serang di 7 Sasaran Hezbollah

Para pejabat militer mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang masih melakukan operasi besar-besaran melawan Hamas di Gaza, siap melancarkan serangan terhadap Hezbollah, meskipun rincian mengenai apa yang mungkin terlibat masih belum jelas.

Leave a comment