Informasi Terpercaya Masa Kini

Sosok 2 Calon Menteri Kesayangan Prabowo Terungkap,Pengamat Sebut Sedang Magang di Kabinet Jokowi

0 3

TRIBUN-TIMUR.COM – Dua sosok orang kepercayaan Presiden terpilih Prabowo Subianto kini sedang dipersiapkan.

Dua calon menteri andalan Prabowo sudah masuk dalam kabinet Presiden Jokowi.

Sosok itu disebut sedang magang di pemerintahan Jokowi.

Keduanya yakni Thomas Djiwandono di posisi Wakil Menteri Keuangan dan Sudaryono Wakil Menteri Pertanian.

Dua sosok ini dinilai dimagangkan di kabinet Jokowi yang tersisa tiga bulan lagi.

Banyak yang memprediksi, Thomas Djiwandono dan Sudaryono akan mengisi kabinet Prabowo-Gibran ke depan.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganalisis bahwa pelantikan dua orang dekat Prabowo Subianto sebagai wakil menteri bertujuan untuk menambah pengalaman.

Thomas Djiwandono adalah keponakan Prabowo.

Sedangkan Sudaryono yang dilantik menjadi Wamentan adalah mantan sekretaris pribadi (sespri) Prabowo.

Ujang pun menduga bahwa pengalaman itu diperlukan karena kemungkinan keduanya bakal ambil peranan dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depannya.

 “Pelantikan dua kader dari Gerindra itu orangnya prabowo ya untuk magang mreka, agar punya portofolio.

Agar punya pengalaman di pemerintahan sehingga bisa jadi nanti di kabinet Prabowo-Gibran mereka akan diposisikan sebagai menteri di posisinya masing-masing,” kata Ujang, Jumat (19/7/2024).

“Ini selain untuk memuluskan masa transisi pemerintahan, juga proses magang buat mereka untuk disiapkan jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Bisa jadi seperti itu karena tidak mungkin ujug-ujug dilantik kalau tidak ada maksud dan tujuan,” ujarnya lagi.

Namun, dia menyayangkan pelantikan wamen yang dilakukan Presiden Jokowi karena dilakukan jelang tiga bulan masa pemerintahannya berakhir.

Sebab, kinerja para wamen tersebut akhirnya jadi tidak terlihat.

Meskipun, Ujang mengatakan, pelantikan menteri atau wamen adalah hak prerogatif dari presiden sehingga bisa kapan pun mengangkat pembantunya di pemerintahan.

“Jadi tidak ada ukuran memang. Tapi kan ada ukuran standar kebijakan dan kebajikan bersama.

Ukurannya misalkan, mustinya jauh-jauh hari, satu tahun sebelumnya agar bisa misalkan kerjanya bagus, agar bisa terlihat kinerjanya dan produknya apa yang dilakukan.

Tapi lagi-lagi karena ini kepentingan politik, keputusan politik ya suka-suka yang berkuasa,” katanya.

Tukar guling Pilkada Jateng 2024

Ujang juga berpandangan bahwa pelantikan wamen oleh Jokowi tersebut kental dengan nuansa barter kepentingan terkait Pilkada Jateng 2024.

“Kalau saya sih menilainya memang tukar guling kebijakan ya.

Barter kepentingan saling menguntungkan antara Prabowo dengan Jokowi.

Dan itu dilakukan di akhir masa jabatan Jokowi, tiga bulan sebelum lengser,” ujarnya.

Menurut Ujang, nuansa tukar guling itu terlihat dari dilantiknya Sudaryono yang merupakan orang dekat Prabowo, sebagai Wamentan.

Sementara itu, dari sisi Jokowi, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfii didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) maju pada Pilkada Jateng.

Diketahui, KIM adalah koalisi partai politik (parpol) yang mendukung Prabowo-Gibran dan berhasil membawa pasangan tersebut memenangkan Pilpres 2024.

“Kita tahu Pak Sudaryono mau maju di Jateng jadi calon gubernur sebagai orang dekatnya Prabowo lalu dilantik jadi wamen dan Ahmad Lutfhi Kapolda Jateng yang akan maju di Jateng orangnya Jokowi didukung oleh KIM, didukung oleh Prabowo dan didukung pemerintah,” ujarnya Ujang.

“Artinya ini kan barter kepentingan yang saling menguntungkan antara Jokowi dengan Prabowo,” katanya melanjutkan.

Ujang berpandangan bahwa tukar guling tersebut menguntungkan karena setidaknya Sudaryono menjadi wakil menteri setelah Ahmad Luthfi akan didukung maju pada Pilkada Jateng.

“Kelihatannya ada kesepakatan saling menguntungkan antara Prabowo dengan Jokowi terkait dengan pelantikan wamen dan dukungan Ahmad Luthfi di Jateng,” ujarnya.

Thomas Tak Jadi Menkeu?

Media asing Reuters memberitakan keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono menjadi wamenkeu dalam berita yang berjudul “Indonesia’s president appoints Prabowo’s nephew as deputy finance minister”.

Media asal Inggris ini menyoroti pernyataan politisi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bahwa dilantiknya Thomas dimaksudkan untuk memperlancar transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo.

Lebih lanjut, Thomas mengaku bahwa dia tidak akan menjadi menteri keuangan (menkeu)  pada masa pemerintahan Prabowo ke depannya.

Ia mengaku, saat ini dia ditugaskan untuk menyesuaikan rencana pemerintahan Prabowo dengan anggaran tahun 2025 yang dirancang di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“‘Pak Prabowo masih mempertimbangkan kandidat profesional untuk jabatan menteri keuangan,’ tulis Reuters, Kamis (18/7/2024).

Reuters menjelaskan, Thomas berperan untuk menegaskan kembali komitmen Prabowo yang menjabat sebagai presiden pada pemerintahan berikutnya terhadap peraturan fiskal dan menjaga defisit anggaran di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Profil Thomas M Djiwandono

Thomas M Djiwandono adalah keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Thomas M Djiwandono dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan pada Kamis (18/7/2024) di Istana Negara, Jakarta.

Siapa sebenarnya sosok pria berusia 52 tahun ini?

Pria yang akrab dipanggil Tommy ini lahir di Jakarta, 7 Mei 1972.

Ia adalah putra dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati.

Adapun Biantiningsih adalah kakak kandung Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra.

Dari jalur ayah, Soedradjad adalah Gubernur Bank Indonesia 1993-1998 pada saat Orde Baru masih berkuasa. Soedradjad kini mengajar di Nanyang Technological University, Singapura.

Apabila ditarik dari jalur ibu, Thomas adalah cicit RM Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank BNI 46.

Margono memiliki putra bernama Soemitro Djojohadikusumo, yang tak lain adalah kakek dari Thomas.

Soemitro pernah memegang jabatan penting baik pada masa Orde Lama maupun Orde Baru.

Pada masa Orde Lama di bawah kepemimpinan Soekarno, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Berlanjut kemudian menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian, serta Menteri Riset di era Orde Baru pada masa kepemimpinan Seoharto.

Tak heran, darah ekonom mengalir di tubuh Thomas.

Mengutip laman resmi Gerindra, Thomas mengenyam pendidikan SMP Kanisius Menteng, Jakarta Pusat. Untuk pendidikan tinggi, ia kuliah di bidang studi sejarah di Haverford College, Pennsylvania, Amerika Serikat, dan mengambil master di bidang international relations and international economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington, Amerika Serikat.

Karier pekerjaannya dimulai sebagai wartawan magang di majalah Tempo pada 1993 dan di Indonesia Business Weekly pada 1994.

Selain itu, Thomas juga pernah berkerja sebagai analisis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong.

 Pada 2006, kariernya terus meningkat saat pamannya, Hashim Djojohadikusumo, memintanya untuk membantu di Arsari Group.

Di perusahaan itu, ia menjabat sebagai Deputy CEO Arsari Group, perusahaan agrobisnis.

Terjun ke dunia politik

Di partai yang didirikan pamannya, Prabowo Subianto, Thomas menjabat sebagai bendahara umum.

Ia juga pernah menjadi calon anggota legislatif di Kalimantan Barat.

Ia disebut sebagai pengendali keuangan partai di tubuh Gerindra.

Selama Pilpres 2014, mengusung pasangan Prabowo-Hatta, peran Thomas sangat penting bagi Koalisi Merah-Putih (KMP) untuk kebutuhan logistik.

Ia disebut sangat serius dan selalu mencatat aktivitas keuangan partai dengan sangat rapi.

Berkat kinerjanya itu, Partai Gerindra mendapatkan peringkat terbaik sebagai partai politik dengan laporan keuangan yang paling transparan.

Partai Gerindra juga mendapatkan penghargaan dari Transparency International Indonesia dan Indonesia Corruption Watch.

Sebelum dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan, Thomas juga menjabat sebagai anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran alias tim transisi.

Tim gugus tugas tersebut diminta presiden terpilih Prabowo Subianto untuk melakukan sinkronisasi dengan sejumlah kementerian dalam rangka mempersiapkan proses pemerintahan baru.

Adapun presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran terdiri dari Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad selaku Ketua, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani selaku wakil ketua, dan Bendahara Umum Tim Kemenangan Nasional Prabowo-Gibran Thomas Djiwandono menangani Bidang Ekonomi Keuangan.

Selain itu, terdapat pula Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono, Ketua DPP Partai Gerindra Sugiono, dan Ketua DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi sebagai anggota.

Profil Sudaryono

Pada Pilkada Jateng, namanya santer akan diusung Gerindra, mengingat posisinya sebagai Ketua DPD Gerindra Jateng sekaligus memiliki hubungan baik dengan Prabowo.

Bahkan, di Pilpres 2024 Sudaryono mampu menggembosi suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD di kandang banteng.

Sehingga, melihat pengaruhnya yang kuat itu, Sudaryono pun digadang-gadang untuk ikut Pilkada Jateng.

Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Fitriyah, mengatakan jika Gerindra berkoalisi dengan parpol lain, maka sudah bisa memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur.

“Prinsipnya dia (partai) harus punya kursi 20 persen untuk bisa mengusung. Jadi sepertinya bisa. Kalau 24 kursi dari 120, total 20 persennya cukup,” kata Fitriyah dikutip dari Tribun Jateng, beberapa waktu lalu.

Fitriyah juga menilai dibanding calon-calon yang lain, Sudaryono lebih jelas dibandingkan kandidat lainnya untuk maju dalam Pilgub Jateng 2024 mendatang, seperti nama Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul serta Hendrar Prihadi dari PDIP.

“Sekarang memang banyak nama-nama yang muncul dan mas Daryono ini, dia sepertinya lebih fix dibanding (nama) yang lain (untuk maju cagub),” tegasnya.

Sudaryono B. Eng., M.M, MBA adalah seorang pengusaha dan tokoh politik terkemuka di Indonesia.

Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, CEO Garuda TV, Ketua Umum DPP APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia), dan Ketua Dewan Pembina PAPERA (Pedagang Pejuang Indonesia Raya).

Lahir dari keluarga petani, Sudaryono meraih kesempatan pendidikan tinggi sebagai beasiswa karena keunggulan akademisnya.

Pendidikan:

SMA Taruna Nusantara (2000-2003): Lulusan terbaik.

National Defense Academy of Japan (2004-2009): Fokus pada teknik mesin.

Swiss German University (2015-2018): Master of Business Administration.

IPB (2020-2023): PhD in Finance, sedang menyelesaikan studi doktoral di Universitas Pertanian Bogor.

Karier dan Pengalaman Organisasi:

Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA):

Wakil Sekretaris Jenderal (2020-2025): Berperan dalam strategi dan pengembangan partai.

Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah: Pemimpin partai di level provinsi.

Bisnis dan Media:

CEO Garuda TV (2018-Present): Pemimpin stasiun televisi Garuda TV.

Direktur PT. Nusantara Telematics System (2019-Present)

Chairman PT. Boga Halal Nusantara (2015-Present)

Pertanian dan Pedagang Pasar:

Ketua Umum DPP APPSI (2021-Present): Mendukung dan memajukan kepentingan pedagang pasar di

Indonesia.

Ketua Dewan Pembina PAPERA (2021-2025): Fokus pada peningkatan kesejahteraan pedagang kecil.

Kepemimpinan dan Penghargaan:

Sudaryono diakui sebagai pemimpin yang kuat dan visioner, dengan kemampuan berbahasa Jepang yang fasih dan minat yang mendalam dalam bidang agribisnis dan manajemen strategis.

Kegiatannya melibatkan turun langsung ke pasar untuk mendengar aspirasi pedagang, menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan sektor ini sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional.

Ayah dari dua anak ini menghabiskan waktu luangnya bersama keluarga, membaca, berolahraga, dan menikmati kegiatan di luar ruangan, terutama anggar.

Sudaryono memegang teguh prinsip bahwa pendidikan dan disiplin adalah kunci keberhasilan, sebuah nilai yang ia bawa sepanjang karirnya dari pendidikan militer di Jepang hingga kebijakan partai di Indonesia.

Kesuksesannya dalam berbagai arena, dari militer hingga kebijakan publik, menggambarkan seorang pemimpin yang berdedikasi dan berorientasi pada hasil untuk kemajuan masyarakat luas.

Sudaryono sendiri menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Jateng sejak 18 Oktober 2023. Ia mengisi posisi ketua menggantikan Abdul Wachid.

Nama Sudaryono saat ini memang tengah dimunculkan para politikus Gerindra untuk maju dalam Pilgub Jateng 2024 sebagai cagub.

Bahkan, sejumlah DPC Gerindra di Jateng telah sepakat untuk mengusung Sudaryono dalam bursa cagub.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “2 Orang Dekat Prabowo Jadi Wamen, Bakal Dapat Jatah Kursi di Kabinet Berikutnya?”

Leave a comment