Nonton Film yang Tempo Hari Viral
Nah… inilah akibat menyimpan draft tulisan terlalu lama dan tidak langsung di selesaikan.
Ketika saya melihat tanggal saya memulai draft awal tulisan ini, adalah 15 Mei 2024, artinya, sudah dua bulan yang lalu.
Saat itu, film How To Make Millions before Grandma Dies, sedang ramai dibicarakan di berbagai media sosial, dan karenanya, saya pun tertarik saat diajak sepupu saya untuk nonton bareng film ini di bioskop.
Sebuah film produksi negara tetangga, Thailand, dan berkisah tentang kehidupan keluarga besar dengan berbagai pernak pernik suka duka dan naik turun kehidupan dalam keluarga.
Tokoh utama cerita adalah Grandma, seorang oma berusia sekitar hampir delapan puluh tahun yang tinggal sendiri di rumah bertingkat dalam sebuah gang, dan masih berjualan bubur ayam tiap pagi.
Grandma dan keluarga masih memegang tradisi untuk bersembahyang di tempat persemayaman, dan meminta berkat dari leluhur, untuk anak cucunya. Ia mengatakan kepada keluarganya, bila ia meninggal, ia ingin dikuburkan di ‘rumah’ yang indah, namun itu harganya mahal sekali, dan keluarga mereka rasanya tidak akan sanggup membiayainya.
Grandma terlihat masih cantik di usia tuanya dan masih sangat menikmati kehidupan, walaupun ia tinggal sendiri di rumah yang penuh barang. Tiap hari ia rajin berdagang bubur dan menyiram sebuah pohon buah yang tertanam di depan rumahnya, yang diakhir cerita baru kita tahu, bahwa itu dia simpan buahnya untuk cucu kesayangannya.
Grandma memiliki tiga orang anak, dua anak laki, yang satu cukup sukses dan kaya, dan memiliki istri dan putri kecil yang cantik yang di sekolahkan di sekolah dasar internasional, yang artinya biaya sekolahnya pun relatif tinggi.
Putra Granmda yang satu lagi sangat bertolak belakang dengan kakak laki-lakinya, dia suka berjudi, selalu kehabisan uang, dan meminta uang pada Grandma setiap kali ia datang. Sehingga Grandma selalu sedih kalau ia datang, karena biasanya ia akan datang dengan masalah.
Grandma memiliki seorang putri, putri satu-satunya, single parent yang memiliki seorang anak laki-laki bernama M.
M suka bermain game, dan berharap berhasil dalam bermain game dan menjadi kaya, sehingga ia dan ibunya dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dan ibunya tidak perlu lagi bekerja sebagai pramuniaga di supermarket.
Suatu ketika, M mendengar dari seorang sahabatnya yang mendapat warisan dari kakek yang dirawatnya. Kabar ini rupanya memberinya ide, sehingga ia pun mulai rajin berkunjung ke rumah Grandma, dan membantu Grandma dalam kegiatannya sehari-hari termasuk menginap di rumah Grandma dan membantunya berjualan bubur. Grandma heran sekali, meskipun ia juga senang, karena kini Grandma ada yang menemani kemanapun dia pergi.
Kabar sedih datang, ketika Grandma di diagnosis mengidap sakit kanker dan perlu menjalani pengobatan. M dan ibnya akhirnya yang merawat Grandma.
Dalam perjalanannya, M menjadi sungguh-sungguh sayang pada Grandma.
Pada akhir cerita, Grandma berpulang dan meninggalkan keluarga yang menyayanginya dengan caranya masing-masing. Dan ternyata ia mewariskan tabungan yang ia tabung sejak M masih seorang bocah kecil berusia mungkin lima tahun, yang akhrinya digunakan oleh M untuk membeli ‘rumah idaman’ Grandma.
Sebuah film keluarga yang cukup menarik untuk ditonton, sarat dengan nilai-nilai tradisi dan arti kehidupan dan keluarga.
Pada akhirnya, hidup ini hanya sementara, dan mengisinya dengan berkarya dan menikmati kebersamaan dengan keluarga adalah kenikmatan sederhana yang indah.