Informasi Terpercaya Masa Kini

Zainul Maarif Cerita Perjalanan ke Israel: Dibiayai ITREK, Mau Lihat Aqsa

0 24

Salah satu dari 5 anggota pemuda NU yang berangkat ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog, Zainul Maarif, mengungkapkan sosok yang membiayai perjalanan mereka. Mereka diberangkatkan sebuah organisasi.

“Biayanya dari mungkin teman-teman sudah pada tahu ya, bahwa ini organisasinya namanya ITREK ya. ITREK, tulisannya ITREK,” ujar Zainul kepada wartawan di Kantor PWNU Jakarta, Matraman, Jaktim, Kamis (18/7).

Itu merupakan lembaga Israel yang memberikan pembiayaan perjalanan untuk belajar tentang kehidupan di Israel. Dalam kasus Zainul, lembaga itu juga memberikan pengalaman untuk melihat suasana di West Bank, Palestina.

“Tapi sebenarnya kami, ya tadi, tidak hanya ke Israel. Walaupun ini bahasanya itu, tapi kami ke Palestina juga. Ke West Bank, saya ke perbatasan Gaza. Sebenarnya pengin juga ke Gaza. Cuma karena kondisi tidak aman, maka kemudian tidak bisa ke Gaza,” tuturnya.

Zainul menjelaskan keberangkatannya ke sana berdasarkan inisiatif pribadi, bukan atas nama lembaga NU tempat dia bernaung. Dia ditawarkan oleh kawannya yang berasal dari Universitas Harvard untuk melakukan penelitian lapangan.

“Kemudian apa yang saya teliti di sana? Pada dasarnya saya ingin meneliti tentang the life of Muslim in Israel. Bagaimana kehidupan Muslim di sana? Kalau kehidupan Muslim di Gaza kita sudah tahu,” jelas Zainul.

Usai mengiyakan tawaran itu, dia berangkat dengan menggunakan visa turis dari Jakarta dengan transit ke Dubai, baru kemudian ke Israel. Mereka bertemu Presiden Herzog, pada tanggal 3 Juli 2024.

“Itu adalah tanggal 3 Juli, 3 Juli 2024 [bertemu Herzog]. Rangkaiannya itu dari 30 Juni sampai 5 Juli 2024. Jadi baru awal bulan ini,” ungkapnya.

Dia mengaku tidak mendapatkan uang atas kunjungannya ke sana. Tujuannya ke sana adalah murni perjalanan penelitian.

“Oh enggak sama sekali, tidak [mendapatkan uang]. Secara finansial? Secara finansial tidak sama sekali. Justru, awalnya itu kan harus ada asuransi, harus ada visa, toh. Itu awalnya malah disuruh bayar itu, visa sama asuransi. Tapi kemudian saya bilang, ‘ini be risk, ini risikonya tinggi, semacam itu kan. Resikonya tinggi, kok malah kami disuruh beli asuransi’? Maka kemudian, alhamdulillah itu, asuransi dan visa kami bebas, semacam itu,” sebut Zainul.

“Nah, tapi kemudian tidak ada take home pay, tidak ada, kami tidak dapat duit dari situ. Bagi saya, kok mau ke sana risikonya tinggi? Lagi-lagi tadi, saya punya gairah spiritual untuk datang ke Masjidil Aqsa, kemudian gairah intelektual untuk mengetahui kondisi di sana secara real. Tidak hanya membaca, tapi melihat, semacam itu,” sambungnya.

Zainul dihentikan dari kepengurusan LBM

Zainul sendiri tergabung dalam kepengurusan Lembaga Bahtsul Masyail (LBM) PWNU DKI Jakarta, atas peristiwa ini dia diberhentikan dari kepengurusan itu.

Dia berhentikan bersama 3 orang lainnya. Yakni Mukti Ali dari jabatan Ketua LBM, serta Roland Gunawan dan Sapri Saleh dari kepengurusan LBM. Mereka diberhentikan karena terlibat organisasi RAHIM.

“Memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung dan tak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta,” kata Samsul di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (18/7).

Keputusan pemberhentian mereka diambil setelah PWNU Jakarta memanggil mereka. Pertemuan dilakukan di lantai 2 kantor PWNU Jakarta sore tadi.

“Setelah kami memanggil saudara Zainul Maarif beserta beberapa pengurus LBM PWNU DKI, dan kami melakukan wawancara bertanya terutama terkait dengan keberangkatan saudara Zainul Maarif ke Israel, maka kami pengurus PWNU dari jajaran Tanfidzayh Syuriah melakukan rapat,” sambungnya.

Hak-hak mereka sebagai pengurus kini dicabut usai rapat yang berlangsung selama 2 jam dari pukul 15.00 WIB.

Leave a comment