Belanja Subsidi Capai Rp 30,1 T, Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak & Kurs Rupiah

Menkeu Sri Mulyani mewaspadai harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. #bisnisupdate #update #bisnis #text

Belanja Subsidi Capai Rp 30,1 T, Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak & Kurs Rupiah

Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi subsidi sampai Maret 2024 mencapai Rp 30,1 triliun atau turun 19,8 persen yoy. Ia mewaspadai fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga minyak pada kuartal-kuartal berikutnya.

“Tidak berarti nanti akan menurun terus. Saya sampaikan proses auditing dan adjustment pada beberapa bulan ke depan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKiTa di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (26/4).

Realisasi penyaluran BBM hingga Maret 2024 sebanyak 2,81 juta KL atau turun 2,7 persen yoy dibandingkan Maret 2023 yaitu sebanyak 2,89 juta KL.

“Untuk BBM bahkan mengalami penurunan. Tapi saya sampaikan, ini masih subject to kuartal-kuartal ke depan dan mungkin harus diwaspadai tadi kenaikan harga minyak dan adanya perubahan kurs,” katanya.

Belanja subsidi untuk LPG 3 kg sebanyak 1,33 juta Metric Ton (MT) atau naik 3,3 persen dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 1,29 juta MT.

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sri Mulyani: Negara Lain Ada yang Lebih Parah

Sri Mulyani mencermati penyebab nilai tukar rupiah melemah yaitu indeks dolar AS menguat 4,5 persen. Sedangkan nilai tukar rupiah masih mengalami depresiasi sejak awal tahun, senada dengan nilai tukar mata uang beberapa negara lainnya.

“Depresiasinya negara-negara seperti sekitar kita dan di emerging G20, kira-kira dalam situasi yang mirip ada yang lebih parah. Tentu tergantung dari fondasi dan kondisi ekonomi masing-masing,” jelas Sri Mulyani.

Adapun nilai tukar negara lain seperti Thailand Baht dengan koreksi mengalami lebih dalam pada level 8,56 persen, Won selaku mata uang Korea sebesar 6,31 persen, Turki mengalami 10,4 persen.

“Brasil dekat dengan kita di 5,06 persen terus, kita lihat Vietnam 4,7 persen, Afrika Selatan 4,7 persen, Filipina 3,9 persen,” terang Sri Mulyani.

Menkeu melihat kecenderungan terjadinya koreksi capital outflow terhadap nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta yield surat berharga. Hal tersebut menjadi fokus dari pembahasan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di G20 maupun pada pertemuan IMF Minggu lalu.

“Tentu masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung makin hati-hati,” katanya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow