Bank Milik Crazy Rich Sampoerna Raup Laba Rp62,01 Miliar, Naik 131,25% pada 2023
Laba Bank Sampoerna tumbuh 131,25% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,82 miliar pada 2022.
Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang dikendalikan keluarga crazy rich Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama meraup laba bersih Rp62,01 miliar sepanjang 2023.
Laba ini tumbuh 131,25% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,82 miliar pada 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Sampoerna sebenarnya mencatatkan penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 7,39% yoy menjadi Rp768,84 miliar pada 2023, ketimbang sebelumya Rp830,17 miliar pada 2022.
Baca Juga : Bank Milik Konglomerat Sampoerna Targetkan Kredit Tumbuh 15% pada 2024
Namun, bank sendiri telah mengimbanginya dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang signifikan, naik 95,54% menjadi Rp55,03 miliar pada 2023, dari sebelumnya Rp28,14 miliar pada 2022.
Kenaikan laba juga didorong pendapatan lainnya yang tumbuh 196,91% menjadi Rp66,89 miliar pada 2023, dibanding sebelumnya Rp22,53 miliar pada 2022.
Baca Juga : : Kuda-kuda Konglomerat Sampoerna Kerek Transaksi Digital Bank
Tak hanya itu, beban pemulihan kerugian penurunan nilai atau impairment perseroan juga susut 35,96% dari Rp329,8 miliar pada 2022 menjadi Rp211,19 miliar pada 2023.
Bank Sampoerna juga telah menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 202 basis poin (bps) menjadi 93,71% pada 2023 dari 95,73% pada 2022. Makin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Rasio profitabilitas bank pun membaik. Tercatat, rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) Bank Sampoerna naik 103 bps menjadi 2% dari level 0,97%. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank juga naik menjadi 0,53% dari sebelumnya 0,29%
Di sisi lain, Bank Sampoerna juga mencatatkan kinerja penyaluran kredit yang naik 13,15% yoy menjadi Rp11,38 triliun pada 2023, dari sebelumnya Rp10,06 miliar pada 2022. Alhasil, aset perseroan juga terkerek menjadi Rp16,82 triliun, tumbuh 15,86% dari sebelumnya Rp14,52 triliun pada 2022.
Seiring dengan peningkatan kredit, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross perseroan naik ke level 3,3% dari sebelumnya 2,94%. NPL net juga menjadi 1,76% dari sebelumnya 1,29% pada 2022.
Terakhir, dari sisi pendanaan, Bank Sampoerna telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp12,77 triliun pada 2023, naik 22,25% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,45 triliun pada 2022. Adapun, dana murah alias current account saving account (CASA) tumbuh 5,68% menjadi Rp2,09 triliun pada 2023.
Apa Reaksi Anda ?