Anggap Warga Gaza Adalah Binatang,Israel Bahkan Gunakan Air Sebagai Senjata Perang Genosida

Anggap Warga Gaza Adalah Binatang, Israel Bahkan Gunakan Air Sebagai Senjata Perang- Dalam upaya membalas Hamas yang melancarkan operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam, Israel menggunakan dalil collective punishment yang menyandarkan agresi pada penilaian kalau semua warga Gaza adalah human-animal, manusia-hewan. Penilaian ini membuat Israel menggunakan berbagai cara untuk memusnahkan Gaza -tidak cuma Hamas- termasuk...

Anggap Warga Gaza Adalah Binatang,Israel Bahkan Gunakan Air Sebagai Senjata Perang Genosida

Anggap Warga Gaza Adalah Binatang, Israel Bahkan Gunakan Air Sebagai Senjata Perang

TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya membalas Hamas yang melancarkan operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam, Israel menggunakan dalil collective punishment yang menyandarkan agresi pada penilaian kalau semua warga Gaza adalah human-animal, manusia-hewan.

Penilaian ini membuat Israel menggunakan berbagai cara untuk memusnahkan Gaza -tidak cuma Hamas- termasuk memanfaatkan kontrol air sebagai alat perangnya.

Baca juga: Pakar PBB: Israel Paham Negara Arab Bakal Diam Saja Soal Gaza, Sengaja Bunuh Relawan WCK

Penggunaan air sebagai alat perang oleh Israel melawan warga Palestina dilakukan dengan membatasi akses dan menghancurkan infrastruktur.

Kesimpulan air menjadi satu di antara alat perang genosida Israel ini diterbitkan oleh laporan Tricontinental Institute for Social Research. 

Lembaga ini meneliti strategi kontrol air yang dilakukan Israel di Gaza, yang bertujuan untuk menghilangkan akses penduduk terhadap air selama periode kelangkaan air global.

Laporan tersebut menjelaskan bagaimana pada November 2023, pemerintah Israel mulai menutup akses air bagi warga Palestina di Jalur Gaza.

Baca juga: Hari Al-Quds, Sekjen Hizbullah Sindir Negara Arab: Harusnya Malu Normalisasi Hubungan dengan Israel

“Setiap jam yang berlalu ketika Israel mencegah penyediaan air minum yang aman di Jalur Gaza, merupakan pelanggaran yang terang-terangan terhadap hukum internasional, membuat warga Gaza berisiko mati kehausan dan penyakit yang berkaitan dengan kurangnya air minum yang aman”, kata Pedro Arrojo- Agudo, pelapor khusus PBB tentang hak asasi manusia atas air minum dan sanitasi yang aman.

“Israel, harus berhenti menggunakan air sebagai senjata perang,” katanya dilansir Al-Mayadeen.

Sebelum serangan terbaru Israel di Gaza, 97 persen air di satu-satunya akuifer pesisir Gaza telah melampaui standar keamanan (layak minum) Organisasi Kesehatan Dunia untuk konsumsi manusia.

Namun, melalui serangan berulang kali, Israel telah secara efektif membongkar infrastruktur pemurnian air di Gaza dan menghalangi impor bahan-bahan penting dan bahan kimia yang diperlukan untuk penjernihannya.

Anggap Warga Gaza Adalah Binatang, Kontrol Air untuk Melakukan Genosida

Pada awal Oktober 2023, para pejabat Israel menyarankan untuk memanfaatkan kendali mereka atas infrastruktur air Gaza sebagai sarana untuk melakukan genosida.

Mayor Jenderal Israel Ghassan Alian, yang memimpin Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), membuat pernyataan ini pada 10 Oktober 2023.

"Mereka yang bertindak seperti binatang buas akan menghadapi konsekuensinya," katanya.

"Israel telah memberlakukan blokade total terhadap Gaza - Tidak ada akses terhadap listrik atau air, yang ada hanyalah kehancuran. Jika Anda mencari kekacauan, itu akan terjadi," lanjutnya.

"Manusia binatang diperlakukan sebagaimana mestinya. Israel telah memberlakukan blokade total di Gaza - Tidak ada listrik, tidak ada air, hanya kerusakan. Jika Anda menginginkan neraka, Anda akan mendapatkan neraka," tambahnya.

Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina Jamie McGoldrick mencatat pada 19 Maret kalau Gaza membutuhkan “suku cadang untuk sistem air dan sanitasi” serta “bahan kimia untuk mengolah air,” karena “kurangnya barang-barang penting ini adalah salah satu penyebab utama krisis malnutrisis."

Baca juga: Matinya Kemanusiaan, Sakit Jiwanya Tentara Israel Bagikan Video Gembira Penyiksaan Warga Palestina

Serangan baru-baru ini di Gaza telah memperburuk situasi yang sudah mengerikan bagi seluruh penduduknya, yang saat ini mengalami kerawanan pangan akut pada tingkat yang signifikan, seperti yang dilaporkan oleh Oxfam dan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu.

Peristiwa ini menggarisbawahi kontradiksi mencolok yang dihadapi orang-orang di seluruh dunia.

Dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, pendudukan Israel telah melakukan empat pembantaian brutal terhadap keluarga, yang mengakibatkan hilangnya 46 nyawa secara tragis dan menyebabkan 65 orang terluka, berdasarkan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit selama periode 24 jam terakhir.

Penting untuk dicatat bahwa upaya penyelamatan terhambat karena beberapa korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan jalan yang terhalang, sehingga menghambat kemampuan tim ambulans dan pertahanan sipil untuk menjangkau mereka dengan cepat.

Genosida Israel yang tiada henti di Gaza telah menyebabkan 33.137 korban jiwa dan 75.815 orang terluka sejak konflik meletus pada 7 Oktober tahun sebelumnya.

(oln/almydn/*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow