Alasan Kpopers Desak Hyundai Batalkan Pembelian Aluminium Adaro, Diproduksi dengan PLTU Batubara

Para aktivis dan Kpopers menentang Hyundai menggunakan alumunium dari smelter Adaro untuk produksi mobil mereka.

Alasan Kpopers Desak Hyundai Batalkan Pembelian Aluminium Adaro, Diproduksi dengan PLTU Batubara

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Co, membatalkan perjanjian pembelian aluminium dengan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Pembatalan dilakukan usai adanya seruan dari aktivis iklim yang didukung oleh penggemar Kpop untuk tidak membeli pasokan logam yang diproduksi Adaro, yang menggunakan tenaga batu bara.

Peleburan aluminium membutuhkan energi yang sangat besar. Oleh karena itu, apabila proses ini dilakukan dengan menggunakan batu bara, maka akan menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar.

Melansir dari Reuters, dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 2 April 2024, Hyundai Motor menyatakan telah mengakhiri nota kesepahaman (MoU) tidak mengikat dengan anak perusahaan dari Adaro Energy Indonesia yang ditandatangani pada 2023 lalu. Perusahaan juga memutuskan untuk mengeksplorasi peluang lainnya secara mandiri.

Kabar ini turut dikonfirmasi oleh Direktur PT Adaro Minerals Indonesia, Wito Krisnahadi. Dia mengatakan perusahaan memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian setelah habis masa berlakunya.

Sebelumnya, komunitas aktivis iklim sekaligus penggemar Kpop yang tergabung dalam Kpop4Planet, membuat kampanye bertajuk Hyundai Drop Coal. Kampanye tersebut berupa petisi yang didukung oleh ribuan penggemar Kpop lain, hingga berhasil mengumpulkan lebih dari 11 ribu tanda-tangan pada 2023 lalu.

Petisi itu mendesak Hyundai untuk mundur dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU di Kaltara, Kalimantan Utara sebesar 1.1 GW. Para aktivis menentang Hyundai menggunakan alumunium dari smelter Adaro untuk produksi mobil. Mereka juga meminta perusahaan mengungkapkan sumber energi yang dipakai untuk produksi.

Dalam melancarkan kampanye tersebut, Kpop4Planet menggandeng ARMY (sebutan bagi penggemar BTS) untuk bergabung dalam proyek itu. Adapun alasan dipilihnya ARMY dalam gerakan tersebut adalah karena BTS merupakan Brand Ambassador dari mobil listrik Hyundai, Ioniq EV. Tak hanya itu, personel BTS juga turut menjadi representasi dari merek yang menggaungkan penggunaan ‘material ramah lingkungan’.

“Hyundai adalah salah satu merek yang kita pikirkan ketika mendengar kalimat ‘kendaraan ramah lingkungan’, terutama setelah idola kami menjadi representasi dan secara aktif membicarakan merek tersebut,” ucap Aktivis dan Koordinator Kampanye Kpop4Planet Nurul Sarifah, dikutip Tempo, Sabtu, 6 Maret 2024.

Oleh karena itu, Kpop4Planet dan ARMY mendorong Hyundai untuk menjalankan prinsip penggunaan material ramah lingkungan dalam produksinya. Mereka meminta Hyundai mundur dari proyek yang tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga merugikan masyarakat lokal. Tak hanya membuat petisi, para aktivis dan kpopers ini juga mengirimkan surat terbuka ke Kantor Pusat Hyundai di Korea Selatan saat gelaran aksi di Hyundai Motorstudio pada 2023 lalu.

Usai Hyundai mengakhiri kerjasamanya dengan Adaro, kelompok aktivis iklim sekaligus kpopers itu pun menyambut baik keputusan tersebut. Selain itu, kepada Reuters mereka juga mengatakan akan terus memantau sumber bahan baku yang dipakai Hyundai untuk produksinya.

“Ini adalah kemenangan ribuan penggemar K-pop yang benar-benar peduli terhadap krisis iklim, terutama di Indonesia,” kata Kpop4Planet.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Pembeli Perak Meningkat Jelang Lebaran, Usai Idulftiri Biasanya Dijual Lagi

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow