Akhirnya Terungkap Sanksi yang akan Diterima Prajurit TNI Pengeroyok Pengiring Jenazah di Manado

- Beberapa hari ini publik Sulawesi Utara ( Sulut ) dihebohkan dengan viralnya video pemukulan prajurit TNI terhadap pria yang duduk di motor. Kalau dilihat video diduga kejadiannya terjadi di muka Kodam Merdeka Manado. Hal ini selaras dengan klarifiikasi dari pihak TNI. Pun didapat awal mula hingga sekelompok prajurit TNI melakukan pemukulan terhadap seorang pemuda yang diduga saat itu ada dalam rombongan pengiring jenazah di...

Akhirnya Terungkap Sanksi yang akan Diterima Prajurit TNI Pengeroyok Pengiring Jenazah di Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa hari ini publik Sulawesi Utara ( Sulut ) dihebohkan dengan viralnya video pemukulan prajurit TNI terhadap pria yang duduk di motor.

Kalau dilihat video diduga kejadiannya terjadi di muka Kodam Merdeka Manado.

Hal ini selaras dengan klarifiikasi dari pihak TNI.

Pun didapat awal mula hingga sekelompok prajurit TNI melakukan pemukulan terhadap seorang pemuda yang diduga saat itu ada dalam rombongan pengiring jenazah di Manado.

Usut punya usut awal masalahnya karena masalah knalpot.

Ya kericuhan yang terjadi di depan Kodam XIII Merdeka, Kelurahan Teling Atas, Manado, Sulut itu terjadi pada Jumat (5/12/2024) sekitar pukul 15.30 Wita.

Situasi ini terjadi akibat adanya rombongan pengantar jenazah salah satu warga masyarakat yang menimbulkan kegaduhan akibat knalpot brong dan kemacetan.

Hal tersebut ikut memancing emosi warga sepanjang jalan dan muncul bentrok kecil antar warga.

Bukan hanya warga yang terlibat baku pukul dengan pengiring jenazah.

Prajurit TNI yang ada di lokasi juga kemudian terlihat menghajar pengiring jenazah.

Aksi ricuh antara kelompok prajurit TNI dengan warga pengiring jenazah tersebut viral di media sosial.

Dan akhirnya terungkap apa sanksi yang akan diterima prajurit TNI yang terlibat pemukulan pengiring jenazah yang videonya viral di media sosial.

Insiden kericuhan tersebut pun menjadi perhatian Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi.

Brigjen Kristomei Sianturi menyebut sudah menjadi komitmen pihaknya untuk melakukan penindakan sesuai hukum yang berlaku kepada anggota yang melanggar.

"Sudah menjadi komitmen TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, siapapun oknum anggota yang terbukti bersalah tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," kata Kristomei saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (6/1/2024).

Meski begitu, Kristomei belum mengatakan apakah sejauh ini sudah ada prajurit TNI yang ditangkap maupun diperiksa soal penganiayaan tersebut.

"Kita tunggu ya," ujarnya.

Diketahui Prajurit TNI terlibat bentrok dengan warga yang merupakan pengiring jenazah di depan Kantor Kodam XIII/Merdeka, Jalan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat (5/1/2024) sekira pukul 15.30 WITA.

Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah prajurit TNI memukul hingga menendang pemotor setelah menggeber dan mengeluarkan suara yang keras saat keramaian terjadi.

Terlihat pula sejumlah prajurit TNI yang lain melerai aksi bentrokan dengan para pengiring jenazah.

Penganiayaan tersebut dipicu karena iring-iringan Jenazah satu warga menimbulkan kegaduhan akibat knalpot brong dan kemacetan.

Awalnya, pengiring jenazah berangkat dari rumah duka dengan mengawal ambulans menuju Taman Pemakaman Umum (TPU) Teling Atas sambil didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas sekira pukul 14.00 WITA.

Saat itu para pengiring jenazah sudah diberikan imbauan agar tidak membuat kegaduhan selama di perjalanan.

Lalu pada pukul 15.30 WITA, saat para pengiring melewati pintu 2 Makodam, sebagian orang yang diduga mabuk tidak mendengarkan imbauan itu.

Rombongan iring-iringan jenazah tersebut justru semakin membuat kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong sehingga warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dan spontan turun ke jalan dan mengadang rombongan sehingga terlibat bentrok.

Kemudian anggota Kodam XIII/Merdeka yang melihat keributan dari dalam Makodam langsung keluar untuk melerai.

Namun justru mendapat provokasi knalpot brong dari rombongan pengiring, sehingga kembali terjadi bentrokan antara anggota Kodam XIII yang dibantu warga setempat dengan rombongan pengiring.

Setelah itu situasi di lokasi dapat dikendalikan prajurit TNI yang lain sehingga pengiring jenazah melanjutkan perjalanan.

Detik-detik Ricuh Depan Markas TNI di Manado

Terekam ada sejumlah oknum anggota TNI berseragam melakukan pemukulan ke pengendara sepeda motor.

Kejadian ricuh yang video nya telah viral tersebut terjadi Jumat (5/12/2024) sore sekitar Pukul 15.30 Wita.

Dalam video tersebut, terlihat iring-iringan jenazah berada di Jalan Depan Markas TNI.

Saat akan melintas, mereka mendapat protes dari warga Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea.

Terjadi ricuh antara warga dan rombongan iring-iringan jenazah. Sejumlah anggota TNI kemudian datang untuk melerai.

Tiba-tiba ada salah satu pengendara yang menyalakan sepeda motor dengan suara knalpot brong atau knalpot suara bising.

Sontak, pengendara tersebut didatangi beberapa oknum anggota TNI dan dipukul beberapa kali hingga terjatuh dari sepeda motor.

Kronologi 

berikut ini kronologi lengkap awal mula kericuhan iringan jenazah di depan markas TNI Kodam XIII Merdeka.

Kericuhan terjadi di depan Kodam XIII Merdeka, Kelurahan Teling Atas, Manado, Sulut pada Jumat (5/12/2024) sekitar pukul 15.30 Wita.

Situasi ini terjadi akibat adanya rombongan pengantar jenazah salah satu warga masyarakat yang menimbulkan kegaduhan akibat knalpot brong dan kemacetan.

Hal tersebut ikut memancing emosi warga sepanjang jalan dan muncul bentrok kecil antar warga.

Kapendam XIII Merdeka Kolonel Kav Mujahidin menjelaskan kejadian tersebut bermula saat rombongan pengiring jenazah berangkat dari rumah duka bersama ambulance pukul 14.00 Wita.

Pengiring jenazah menggunakan roda 2 mengarah ke TPU Teling Atas dan didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas.

"Mereka sudah mendapat himbauan agar tidak membuat kegaduhan dan tertib di sepanjang rute perjalanan," jelas Kapendam Sabtu (6/12/2024)

Lanjutnya, sekira pukul 15.30 Wita rombongan pelayat melewati Pintu 2 Makodam.

Babinsa kembali mengingatkan kepada rombongan pengantar jenazah bahwa jangan membuat kegaduhan, namun tidak terima karena sebagian besar pengiring dalam pengaruh minuman keras.

Rombongan iring-iringan jenazah tersebut justru semakin melakukan kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong sehingga warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dengan iring iringan tersebut.

"Mereka spontan turun ke jalan dan menghadang rombongan sehingga terlibat bentrok," jelasnya

Anggota Kodam XIII Mdk yg berada di Makodam melihat keributan tersebut keluar dengan maksud untuk melerai namun justru mendapat provokasi knalpot brong dari rombongan pengiring.

Kemudian kembali terjadi bentrokan antar warga dengan rombongan pengiring jenazah.

Namun akhirnya situasi dapat dikendalikan dan ditenangkan oleh anggota Makodam XIII dan rombongan jenazah melanjutkan perjalanan.

"Sampai berita ini diturunkan, pihak Kodam masih terus berupaya mengumpulkan informasi tentang kejadian tersebut," jelasnya.

Telah tayang di Tribunnews.com

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id 

Baca Berita Lainnya di Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow