Ada Kasus Pencucian Uang di KuCoin, Pasar Kripto Kompak Turun

- JAKARTA. Pasar kripto tengah sideways dan mengalami penurunan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC), USD Tether (USDT), dan Binance (BNB) kompak turun. Meski begitu, Bitcoin (BTC) masih berada di level US$ 70.000. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Minggu, (31/3) pukul 14.00 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin turun 0,41% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 70.284 per koin atau setara Rp 1,11 miliar. Hal...

Ada Kasus Pencucian Uang di KuCoin, Pasar Kripto Kompak Turun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto tengah sideways dan mengalami penurunan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC), USD Tether (USDT), dan Binance (BNB) kompak turun. Meski begitu, Bitcoin (BTC) masih berada di level US$ 70.000.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Minggu, (31/3) pukul 14.00 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin turun 0,41% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 70.284 per koin atau setara Rp 1,11 miliar.

Hal serupa terjadi pada USDT yang juga turun 0,85% menjadi US$ 1,00 per koin atau setara Rp 15.883 per koin. Sedangkan Binance terkoreksi 0,80% dalam 24 jam dibanderol dengan harga US$ 605,4 per koin, atau setara Rp 9,6 juta. 

Chief Executive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey De Leroy mengatakan, sentimen utama yang membuat harga BTC, USDT, dan BNB kompak turun, karena adanya kasus kriminal ke salah satu top five platform bursa kripto global terbesar yakni KuCoin. 

Dua pendirinya didakwa melanggar undang-undang pencucian uang oleh jaksa federal Amerika Serikat (AS). Diketahui, arus keluar bersih yang dikelola KuCoin hampir sebesar US$ 800 juta. Sehingga hal ini menjadi tekanan bagi pasar kripto.

“Hal ini juga tentunya menyebabkan pasar cemas dan membuat investor sementara waktu untuk melakukan wait and see, melihat perkembangan lebih lanjut soal nasib KuCoin,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Sabtu (30/3). 

Baca Juga: Pasar Kripto Kompak Turun, Apa yang Terjadi?

Menurut dia, penurunan harga BTC, USDT dan BNB ini hanya bersifat sementara atau terjadi dalam jangka pendek akibat ketakutan para investor. Dia memprediksi pasar kripto akan kembali bergairah pada April mendatang, mengingat akan terjadinya peristiwa Bitcoin halving

“Kemungkinan besar pasar kripto akan kembali recovery lagi dalam dua minggu mendatang, di mana saat itu sudah memasuki peristiwa Bitcoin having,” kata dia. 

Selain itu, Gabriel mengakui, dalam beberapa hari terakhir ini Bitcoin dan kripto teratas memang sedang mengalami sideways atau stagnasi. Hal ini terjadi sejak Bitcoin kembali ke level support US$ 70.000 pada Selasa (26/3). Banyak investor mulai kurang bersemangat untuk meramaikan pasar.

Selaras dengan hal ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha Kusuma menjelaskan, Bitcoin kembali naik level di atas US$ 70.000 karena inflow ETF Bitcoin Spot mengalami kenaikan dalam perdagangan dua hari terakhir. Terlebih, pada Senin (25/3) terdapat arus masuk sebesar US$ 15,4 juta dan Selasa (26/3) adanya arus masuk sebesar US$ 418 juta.

Panji mengatakan, sentimen lainnya yakni karena sekitar 20 hari lagi Bitcoin akan melakukan halving. Namun, investor perlu memperhatikan bahwa volatilitas pasar kripto dalam jangka pendek juga dipengaruhi sentimen di pasar, baik dalam industri kripto atau pun makro, bukan hanya mengacu terhadap peristiwa halving.

“Meski begitu, jika melihat apa yang terjadi ketika di halving sebelumnya yaitu pada tahun 2012, 2016, dan 2020, terdapat adanya korelasi positif antara harga BTC dan Bitcoin halving, di mana BTC selalu mengalami performa positif ketika beberapa bulan hingga 1,5 tahun setelah peristiwa halving terjadi,” ungkapnya. 

Maka, besar kemungkinan sejarah akan kembali terulang, yakni Bitcoin bisa melampaui harga tertinggi sepanjang masa di level US$ 73.768. 

Panji menambahkan, dalam menghadapi keragaman sentimen pasar, investor disarankan untuk tetap berhati-hati, melakukan riset mandiri, dan mengikuti perkembangan pasar dengan cermat sesuai dengan profil risiko masing-masing, guna mengambil keputusan investasi yang tepat.

Menurut dia, momentum bullish pada Bitcoin belum berakhir, koreksi beberapa hari terakhir merupakan hal wajar yang terjadi pasca BTC mencetak harga tertinggi baru di level US$ 72.625. 

“Ini dapat menjadi kesempatan untuk buy the dip jika BTC mengalami penurunan ke area support,” kata dia. 

Baca Juga: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Naik Jadi 19 Juta Hingga Februari 2024

Saat ini, Panji bilang, area support terdekat berada di US$ 64.000 dan support selanjutnya di sekitar US$ 60.000 - US$ 61.000. Adapun, area resistance berada di sekitar US$ 69.000 dan selanjutnya di US$ 73.000.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow