Hamas Akui Komandan Brigade Khan Yunis Gugur Dibom Israel,Rafi Salama Lolos dari Maut Berkali-kali
Hamas Akui Komandan Brigade Khan Yunis Gugur Dibom Israel, Rafi Salama Lolos dari Maut Berkali-kali
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah sumber dari gerakan Hamas mengonfirmasi gugurnya Rafi Salama dalam serangan pasukan Israel yang menargetkan wilayah Al-Mawasi Khan Yunis.
Pihak pasukan pendudukan Israel (IDF) sebelumnya lebih dulu memberikan pernyatan tentang keberhasilan operasi mereka melenyapkan Rafi Salam dalam operasi yang menurut pendudukan juga menargetkan Muhammad al-Deif.
Baca juga: Tentara Israel Cabut Pernyataan Sudah Lenyapkan Muhammad Al-Deif: 4 Bulan di Khan Yunis Cuma Zonk
Rafi Salama, Komandan Brigade Khan Yunis
Khaberni mengulas, Rafi Salama merupakan Komandan Brigade Khan Yunis.
Dalam perjuangannya, Rafi Salama memang cenderung dekat dengan kematian.
“Dia adalah seorang martir yang secara ajaib lolos dari kematian lebih dari satu kali, terutama kehancuran total rumah tempat ia berada di dalam serangan udara pendudukan Israel berkali-kali,” tulis ulasan Khaberni.
Komandan Brigade Khan Yunis, yang akhirnya gugur tersebut sudah kehilangan banyak keluarga dan orang-orang yang dicintainya di Jalur Gaza, dalam periode waktu yang berbeda.
“Kemartiran ibunya adalah hal yang paling penting dan menyakitkan hatinya,” tulis ulasan tersebut.
Baca juga: Siapakah Rafi Salama? Komandan Brigade Khan Yunis Qassam yang Diincar IDF dalam Pembantaian Mawasi
Biografi Militer Rafi Salama
Dalam karier militernya, Rafi Salama adalah komandan Brigade Khan Yunis di Brigade Izz al-Din al-Qassam, cabang militer gerakan Hamas.
Dia bertanggung jawab mengelola Pusat Tempur Pusat di bawah komando Muhammad Al-Deif, di bawah komandonya empat komandan brigade bekerja, termasuk Brigade Khan Yunis yang terlibat dalam penculikan tentara Israel, Gilad Shalit.
Rafi Salama kehilangan banyak anggota keluarganya dalam berbagai penggerebekan tentara pendudukan Israel.
Kehilangan terbesar Rafi Salama adalah saat ibunya meninggal akibat serangan Israel terhadap rumah keluarganya.
Komandan Brigade Khan Yunis itu juga kehilangan pamannya, Jawad Abu Shamala, yang merupakan anggota biro politik gerakan Hamas dan dekat dengan Yahya Al-Sinwar.
Shalamameninggal pada hari pertama agresi Israel tanggal tujuh Oktober lalu.
Rafi Salama bekerja di posisi bergengsi di Sekolah Al-Hourani yang berafiliasi dengan PBB di kamp Khan Yunis, sebelum ia mengundurkan diri dan bergabung dengan Brigade Al-Qassam.
Berkali-kali Upaya Pembunuhan
Rafi Salama menjadi sasaran beberapa upaya pembunuhan, salah satu upaya tersebut terjadi pada tahun 2021, ketika tentara pendudukan mengumumkan penghancuran rumahnya di Gaza.
Saat itu Israel menggambarkan rumah tersebut sebagai “bagian dari infrastruktur bersenjata” yang menjadi sasaran operasi di Gaza.
Menurut apa yang diterbitkan oleh surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth kala itu, “para pemimpin terkemuka Hamas lolos dari sasaran dalam beberapa saat, termasuk Rafi Salama, Yahya Sinwar, dan lainnya.”
Tentara Israel mengklaim kalau Rafi Salama bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan sejumlah serangan dan operasi bersenjata, yang menyebabkan puluhan kematian dan cedera.
Serangan yang paling menonjol yang dipimpina Rafi Salam adalah operasi “Omar Tabsh” pada tahun 2005 – sebelum tentara Israel menarik diri dari Gaza.
Serangan itu dilakukan metode operasi bom bunuh diri selama inspeksi yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel di Persimpangan Gush Katif, Jalur Gaza tengah.
Operasi perlawanan lain yang dilakukan oleh Rafi Salama termasuk operasi “Ahmed Abu Tahoun” pada tahun 2007, di mana unit tentara Israel diserang yang melakukan serangan terbatas di dekat pos pemeriksaan “Sufa” di timur laut kota Rafah, serta operasi perlawanan lainnya yang dilakukan oleh Rafi Salama berupa penculikan tentara Gilad Shalit pada tahun 2006.
(oln/khbrn/*)