Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Uphe Angelia, Lulusan Sarjana Termuda di UGM pada Usia 20 Tahun, IPK-nya 3,94

0 2

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I Tahun Akademik 2024/2025 pada Kamis (21/11/2024).

Dalam acara tersebut, Uphe Angelia Maitriani terpilih sebagai lulusan termuda.

Uphe, yang berasal dari Program Studi Ilmu Aktuaria di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, berhasil menyelesaikan studi sarjananya pada usia 20 tahun, 3 bulan, dan 9 hari.

Ia menuntaskan pendidikannya dalam waktu 3 tahun dan 2 bulan, sementara rata-rata masa studi program sarjana di UGM adalah 4 tahun dan 4 bulan.

Baca juga: Mengenang Prof Ichlasul Amal, Rektor UGM yang Mencintai Lingkungan

“Saat SMA, saya mengikuti kelas akselerasi. Saya angkatan 2021 dan lulus kuliah sebelum 4 tahun, jadi lebih cepat,” ungkap Uphe, dalam keterangan tertulis dari Humas UGM, Jumat (22/11/2024).

Uphe mengatakan, sejak semester pertama, ia telah menyusun strategi akademik yang mencakup pemilihan mata kuliah, magang, Kuliah Kerja Nyata (KKN), hingga penulisan skripsi.

Melalui strategi tersebut, ia dapat menyelesaikan semua tahapan studi dengan efisien.

Untuk menjaga fokus dalam studi, Uphe menghindari kebiasaan belajar hingga begadang.

“Jangan kebiasaan begadang kalau belajar,” tegasnya.

Meski menjadi salah satu mahasiswa termuda di angkatannya, Uphe mengaku tidak mengalami kesulitan.

Ia lebih memilih mencatat di kertas saat di kelas agar tidak mudah terdistraksi.

“Aku suka nyatet di kertas kalau lagi kelas, enggak di gadget. Dibaca ulang jadi enggak gampang ke-distract,” ujar dia.

Fokus dan strategi belajar yang tepat menjadi kunci keberhasilan Uphe, yang berhasil menyelesaikan studinya dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akhir 3,94.

Uphe lahir di Pekanbaru, Riau pada 5 Juli 2004, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara.

Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga.

Kedua orangtuanya selalu mendukung pendidikan anak-anak mereka.

“Orang tua saya bukan sarjana, namun sangat amat mendukung pendidikan seluruh anaknya. Saya tidak dituntut, namun selalu disemangati untuk memberikan yang terbaik,” kata dia.

Salah satu pencapaian penting Uphe adalah skripsinya yang berjudul “Retensi Optimal Reasuransi Quota-share dengan Meminimalkan Value at Risk dan Memaksimalkan Ekspektasi Utilitas Perusahaan Asuransi”.

Baca juga: Menteri Nurofiq Nilai Keseriusan Sleman Kelola Sampah Bisa Dicontoh Kabupaten Lain

Penelitian ini tidak hanya mencerminkan pemahamannya tentang konsep aktuaria yang kompleks, tetapi juga menunjukkan kontribusinya terhadap dunia asuransi.

“Skripsi ini membahas bagaimana perusahaan asuransi dapat menentukan proporsi risiko yang optimal untuk direasuransikan,” tutur dia. 

Dedikasi dan keberhasilan Uphe menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meraih prestasi dengan perencanaan yang matang dan semangat yang tinggi.

Ia berharap mahasiswa lain tidak takut bermimpi besar dan berani menyusun strategi sejak awal.

“Tentang lulus lebih cepat, itu masalah strategi saja sih,” ungkapnya.

Leave a comment