Informasi Terpercaya Masa Kini

Jurus Restoran KFC (FAST) Bertahan Kala Dilanda Rugi Ratusan Miliar

0 3

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia milik Keluarga Gelael dan Grup Salim, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) akan menerapkan langkah-langkah di kala kerugian sedang menimpa perseroan.

PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan rugi bersih sebesar Rp557,08 miliar hingga kuartal III/2024 membengkak sebesar 266,45% dari kerugian perusahaan Rp152 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Grup telah melaporkan kerugian berulang dan untuk periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2024, rugi periode berjalan mencapai Rp558.752.084.000,” kata manajemen FAST dalam laporan keuangan, dikutip, Kamis (21/11/2024).

Baca Juga : Imbas Boikot, Banyak Gerai KFC dan Pizza Hut Gulung Tikar

Kerugian FAST tersebut berimbas terhadap keputusan perusahaan untuk menutup sebanyak 47 gerainya hingga September 2024.

Berdasarkan laporan keuangan FAST, tercatat bahwa perusahaan mengoperasikan 715 gerai restoran hingga 30 September 2024, dari sebelumnya 762 gerai pada 31 Desember 2023.

Baca Juga : : Rugi KFC (FAST) hingga Pizza Hut (PZAA) Bengkak Imbas Boikot Israel, Gerai Berguguran

Penutupan gerai tersebut berimbas terhadap efisiensi karyawan sebanyak 2.274 orang, yang tercatat dalam laporan keuangan. Saat ini ada sebanyak 13.715 karyawan hingga 30 September 2024, dari 15.989 karyawan pada 31 Desember 2023.

Manajemen FAST mengatakan akan mengambil dan menerapkan langkah-langkah untuk merespons dan mengelola dampak negatif dari kondisi bisnis perseroan saat ini.

Pertama, pihak manajemen mengatakan bahwa akan menerapkan pengurangan biaya, menunda beberapa pengeluaran modal atau proyek yang tidak penting dan hanya memprioritaskan pengeluaran esensial untuk menjaga operasi perseroan.

Kedua, manajemen mengatakan akan menggunakan restoran secara efektif untuk meminimalisir biaya tetap dan mencapai ekonomi skala.

“Manajemen meyakini bahwa grup telah menjaga hubungan yang baik dengan para kreditur yang memungkinkan grup untuk terus memanfaatkan fasilitas yang ada,” kata manajemen FAST dalam laporan keuangan.

Keempat, pihak manajemen akan menerapkan manajemen modal kerja yang efektif dan efisien. Kelima, perseroan juga akan menerapkan strategi arus kas yang lebih baik dengan mengoptimalkan manajemen persediaan dan mencari opsi pembiayaan yang fleksibel.

“Dalam kasus kebutuhan, manajemen dapat mendisposisi beberapa aset non-inti atau yang performanya kurang untuk memenuhi kewajiban finansial yang mendesak,” ujar manajemen.

Adapun dalam laporan keuangan, pihak manajemen mengatakan bahwa meskipun terdapat ketidakpastian terhadap hal- hal tersebut, manajemen telah menetapkan bahwa tindakan yang diambil sudah memadai untuk memitigasi ketidakpastian, maka dari itu pelaporan keuangan disusun berdasarkan kelangsungan usaha.

Manajemen FAST telah menjelaskan bahwa kondisi yang menimpa perseroan saat ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan pandemi Covid-19, oleh karena itu penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari krisis Timur Tengah. 

“Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” tambahnya.

Untuk diketahui, pendapatan FAST sebesar Rp3,58 triliun hingga kuartal III/2024 juga mengalami penurunan 22,34% dibandingkan Rp4,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Turunnya pendapatan FAST terdampak paling besar dari penurunan penjualan makanan dan minuman yang hanya mencapai Rp3,57 triliun hingga kuartal III/2024, anjlok 22,39% dari sebelumnya Rp4,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, untuk aset FAST sebagai pengelola KFC Indonesia ini mencapai Rp3,82 triliun hingga kuartal III/2024, turun dibandingkan Rp3,91 triliun pada Desember 2023.

Adapun, liabilitas FAST mencapai Rp3,56 triliun hingga kuartal III/2024, naik dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,18 triliun. Lalu, ekuitas FAST turun menjadi Rp262,18 miliar hingga kuartal III/2024, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp723,87 miliar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a comment