Review Film “Santet Segoro Pitu”, Perjuangan Melawan Santet Paling Kuat
Menuju penghujung akhir tahun, bioskop Indonesia tetap ditemani dengan berbagai film horor pilihan. Persaingan yang ketak mengingat hampi setiap minggu akan ada film horor yang masuk dan menjadi alternatif pilihan penonton.
Salah satu rumah produksi film yang turut meramaikan genre horor adalah Hitmaker Studios. Sukses dengan film Sumala, Hitmaker Studios kembali hadir dengan film horor berjudul Santet Segoro Pitu. Kali ini menggandeng Legacy Pictures, Masih Belajar Pictures, dan Role Entertaiment untuk menggarap film Santet Segoro Pitu.
Lagi-lagi, film horor Indonesia didominasi dari thread viral atau kisah nyata yang menjadi buah bibir masyarakat. Kali ini diadaptasi dari thread viral dari akun Twitter atau Z bernama Betz Ilutrasion.
Sutradara Tommy Dewo memulai debut film horor pertamanya. Namanya tentu dipertaruhkan lewat film Santet Segoro Pitu. Mengingat atensi masyarakat sangat besar terhadap film horor. Nama-nama sutradara horor ternama pun sudah melekat di benak para pecinta film horor.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan besar untuk unjuk gigi menjadi sutradara film horor, Tommy Dewo menggandeng sejumlah aktor muda sampai senior yang kerap bermain film horor. Seperti aktor tampan Ari Irham dan aktris cantik Sandrinna Michelle. Lalu ada Chirstian Sugiono, Sara Wijayanto, dan Khalif Al Juna.
Film Santet Segoro Pitu sudah rilis sejak 07 Novembr 2024. Sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia. Review dari para penonton pun sudah banyak berseliweran di media sosial. Nyaris mendapatkan banyak pujian karena mengangkat kisah mistis yang dipercaya oleh masyarakat.
Film Santet Segoro Pitu berkisah tentang keluarga Sucipto. Tinggal di Semarang pada tahun 1983 dengan budaya Jawa yang begitu kental terasa.
Sucipto adalah pengusaha yang terbilang sukses di tahun itu. Diperankan oleh Chirtian Sugiono. Memiliki istri bernama Marni yang diperankan oleh Sara Wijayanto.
Keduanya dikaruniai tiga anak. Anak pertamanya diberi nama Ardi yang diperankan oleh Ari Irham. Anak keduanya bernama Syifa yang diperankan oleh Sandrinna Michelle. Anak yang paling bungsu bernama Arif yang diperankan oleh Khafi Al-Juna.
Mulanya semuanya baik-baik saja. Mereka hidup rukun dengan kondisi perekonomian yang stabil. Tak pernah absen untuk makan bersama di meja makan. Sembari berbincang dan melempar humor sederhana.
Namun suasana harmonis itu berubah ketika sebuat kiriman misterius datang ke rumah Sucipto. Sejak saat itu, satu per satu jatuh sakit. Mulai dari Sucipto, disusul oleh Marni, dan terakhir adalah Arif.
Tersisa Ardi dan Syifa yang harus bersiap untuk jatuh sakit juga. Mereka berdua meyakini bahwa ada yang berusaha mengganggu keluarga mereka dengan mengirim penyakit. Berusaha melumpuhkan seluruh anggota keluarga satu per satu.
Fenomena mistis ini mereka yakini sebagai kiriman santet dari lawan bisnis Ayahnya yang bernama Wicak. Bukan sekadar santet biasa, tepatnya santet segoro pitu. Salah satu jenis santet yang paling kuat karena memanggil jin dari luar pulau dengan ritual yang panjang. Santet segoro pitu memiliki kekuatan yang bisa mematikan targetnya.
Menyadari ini semua, Ardi dan Syifa mencoba untuk menghentikan santet segoro pitu dengan segala upaya yang dapat mereka lakukan. Namun tentunya tak mudah. Mereka harus berhadapan dengan makhluk menyeramkan sampai melakukan ritual.
Di tengah-tengah perjalanan melawan santet segoro pitu, mereka mengetahui rahasia kelas keluarganya. Membuat Ardi bingung untuk mengambil langkah selanjutnya.
Film Santet Segoro Pitu memberi penonton pengalaman baru lewat ide cerita yang ditawarkan. Penonton seperti diajak untuk mengenal kepercayaan masyarakat zaman dulu tentang jenis-jenis santet, yaitu salah satunya santet segoro pitu.
Nuansa jadul juga lumayan tersampaikan ke penonton. Latar perkampungan dan pedalaman mendukung nuansa horor secara perlahan. Didukung dengan pengenalan tokoh yang disampaikan dengan apik.
Meski Ari Irham dan Sandrinna Michelle kali pertama dipersatukan dalam satu judul film, mereka tampil klop sebagai adik kakak yang memiliki peranan penting dalam membangun cerita. Usia yang terbilang muda, sama sekali tak meragukan kualitas akting keduanya. Mengingat keduanya sudah sering menjadi pemeran utama dalam berbagai genre film.
Sayangnya, Sandrinna Michlle terasa kesulitan untuk mengembangkan karakter Syifa. Bukan karena aktingnya yang buruk, tetapi karena karakter Syifa dibiarkan porsinya begitu minimalis. Padahal sangat sayang sekali tidak dimanfaatkan dengan baik. Toh yang memerenakan adalah aktris sekelas Sandrinna yang sedari kecil sudah terbiasa di layar kaca dan layar lebar.
Suasana mistis didukung pula oleh efek visual dan sound yang cukup efektif. Menambah ketegangan selama menonton adegan horor. Termasuk ketika menampilkan adegan berdarah-darah.
Yang menarik dan membuat film Santet Segoro Pitu berbeda dengan film horor lainnya adalah ide cerita yang diangkat dari kejadian mistis lokal. Apalagi bagi penonton yang besar dan tumbuh di daerah-daerah yang masih mempercayai mitos dan hal-hal mistis. Pasti akan seru mengikuti film ini sampai akhir.
Nuansa tradisi Jawa yang kental. Mulai dari logat dan latar cerita yang terasa nuansa lokal. Tetap bisa dinikmati meski penonton bukan dari Jawa. Dialog pun ada yang dicampur dengan bahasa Indonesia.
Film Santet Segoro Pitu cocok untuk pecinta film horor Indonesia. Apalagi penonton yang penasaran dengan budaya santet yang berkembang di Indonesia.