Gaza Lebanon Berkecamuk, Israel Diguncang Skandal Bocornya Dokumen Rahasia Netanyahu
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-Militer Israel telah memerintahkan sebuah investigasi setelah informasi intelijen rahasia dibocorkan kepada surat kabar Jerman Bild, sementara media Israel telah melaporkan penangkapan orang-orang yang dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian ungkap Axios.
Pertanyaan besarnya adalah apakah Netanyahu mengetahui atau terlibat dalam pembocoran tersebut.
Menurut Axios, penangkapan tersebut terjadi di tengah-tengah apa yang mungkin merupakan skandal terbesar dalam pemerintahan Israel sejak dimulainya perang di Gaza.
Skandal ini kemungkinan akan memperdalam ketidakpercayaan dan ketegangan antara Netanyahu, militer, dan badan intelijen.
Bagaimana ceritanya?
Pada Jumat (1//10/2024) malam, Channel 13 Israel mengungkapkan sebuah kasus keamanan yang melibatkan pegawai di kantor Netanyahu yang membocorkan dokumen dan berkas-berkas yang terkait dengan institusi keamanan dan politik, setelah Pengadilan Magistrate Rishon LeZion mengizinkan pencabutan larangan atas beberapa rincian kasus tersebut, yang berkaitan dengan manajemen perang di Gaza.
Netanyahu menuduh sensor militer menunda pencabutan larangan tersebut untuk mendiskreditkan reputasi dan citra kantornya dan para pembantunya.
Menurut koresponden Aljazeera Net, Mohammed Watad, sensor militer masih melarang publikasi semua rincian kasus tersebut, yang telah digambarkan oleh media Israel sebagai sebuah skandal, karena mereka sedang menyelidiki pembocoran dokumen-dokumen rahasia kepada media asing, termasuk sebuah koran Jerman dan Inggris.
Rincian awal menunjukkan bahwa dokumen tersebut – yang mungkin sangat rahasia atau sengaja dibuat dan dibocorkan oleh staf yang dekat dengan Netanyahu – berisi informasi yang mengklaim bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tidak tertarik untuk menghentikan perang dan menggunakan keluarga tahanan Israel untuk menekan pemerintah Netanyahu agar menerima kesepakatan pertukaran tahanan.
Peristiwa yang sangat penting
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa investigasi tersebut berpusat pada pengungkapan informasi sensitif yang membahayakan sumber-sumbernya dan dapat membahayakan upaya untuk mencapai tujuan perang di Gaza.
BACA JUGA: Rasulullah SAW Ajarkan Berdoa Masuk dan Keluar WC, Ini Ternyata Tujuannya
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa meskipun kantor Netanyahu membantah penangkapan salah satu pegawainya, foto-foto yang diedarkan oleh media menunjukkan bahwa tersangka utama dalam kasus ini berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan pemerintah dan kunjungan ke unit-unit militer rahasia bersama Netanyahu.
Surat kabar tersebut mengindikasikan bahwa beberapa rincian kasus tersebut didasarkan pada dokumen yang diperoleh tentara di Gaza.
Selanjutnya, Haaretz mengungkapkan bahwa Jaksa Penuntut Umum Israel sedang menyelidiki kecurigaan pembocoran dokumen intelijen yang berkaitan dengan Sinwar kepada surat kabar Jerman “Bild” dan surat kabar Inggris “Jewish Chronicle”, yang mengindikasikan bahwa dua pegawai dari kantor Netanyahu berkonsultasi dengan kantor pengacara Amit Haddad, yang membela Netanyahu dalam kasus-kasus korupsi yang dihadapinya.
Menurut surat kabar itu, pembicaraan tersebut adalah tentang peristiwa yang sangat penting yang berkembang selama perang di Gaza, dan kemungkinan besar kasus ini akan berdampak pada kampanye yang telah dilancarkan Netanyahu terhadap para pemimpin dinas keamanan dan militer sejak 7 Oktober tahun lalu, dengan menyalahkan mereka atas kegagalan dan ketidakmampuan mencegah serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas ke permukiman-permukiman di Gaza dan kota-kota Israel di bagian selatan.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa seorang juru bicara di kantor Netanyahu diangkat tanpa melalui pemeriksaan izin keamanan di Dinas Keamanan Umum, seperti yang disyaratkan oleh prosedur yang telah ditetapkan, karena ia terus menghadiri sesi keamanan yang sensitif dan mengakses dokumen-dokumen dan informasi rahasia dari Dewan Perang.
Ia menambahkan bahwa juru bicara Netanyahu membocorkan informasi dan dokumen, beberapa di antaranya adalah kebohongan mengenai mantan kepala biro politik Hamas Yahya al-Sinwar dan yang lainnya kepada surat kabar asing, dan yang lainnya adalah dokumen keamanan yang berbahaya dan sensitif.
Sementara itu, radio resmi Israel “Kan-11” melaporkan melaporkan bahwa mereka diizinkan untuk mengungkapkan bahwa “sejumlah tersangka dalam kasus ini ditangkap oleh Dinas Keamanan Umum (Shin Bet), termasuk beberapa pegawai di Kantor Perdana Menteri, karena dicurigai membocorkan dokumen-dokumen yang berisi informasi sensitif, yang membahayakan keamanan nasional Israel dan merusak tujuan-tujuan perang di Gaza, yang kemudian dibantah oleh kantor Netanyahu.
BACA JUGA: Aksi Menjijikkan Tentara Israel Pakai Baju Dalam Wanita Gaza dan Lebanon, Apa Maksudnya?
Di sisi lain, Kantor Netanyahu mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyangkal keterlibatan stafnya dalam kasus ini. Kantor Perdana Menteri mengatakan bahwa bertentangan dengan laporan palsu yang disebarkan oleh media Israel, tidak ada seorang pun dari Kantor Perdana Menteri yang ditangkap atau diselidiki.
Kantor Perdana Menteri mengatakan, “Bukan suatu kebetulan bahwa Perdana Menteri meminta pencabutan perintah pembungkaman untuk penyelidikan.”
Kantor Netanyahu mengklaim bahwa tujuan mengaburkan rincian lainnya dan tidak mempublikasikan semua informasi yang terkait dengan kasus ini adalah untuk mendiskreditkan kantornya.
Kantor Netanyahu mengklaim dalam pernyataan tersebut bahwa tidak ada kebocoran dari kantor perdana menteri, dengan mengatakan, “Ada lusinan kebocoran ke media Israel dan asing mengenai rincian pembicaraan penculikan, serta kebocoran dari pertemuan rahasia Kabinet Perang dan organisasi sensitif lainnya, tetapi tidak ada yang diselidiki.”
Yair Lapid, pemimpin partai oposisi Yesh Atid, mengomentari publikasi rincian dari apa yang ia gambarkan sebagai kasus dokumen rahasia, dan menyalahkan Netanyahu atas skandal pembocoran dokumen keamanan ini.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media bahwa “masalah bocornya dokumen rahasia mencerminkan esensi dari hubungan antara Dinas Keamanan dan Kantor Perdana Menteri dan orang-orang yang dekat dengannya, karena Netanyahu bekerja seperti biasa untuk menjauhkan diri dari kecurigaan dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain, meskipun Netanyahu secara langsung bertanggung jawab atas dokumen atau dokumen apa pun atau pernyataan apa pun yang dikeluarkan oleh kantornya.”
BACA JUGA: 2 Sunnah Baik Setelah Sholat 5 Waktu yang Banyak Ditinggalkan Pascapandemi Covid-19
Lapid menunjukkan bahwa masalah bocornya dokumen rahasia mencerminkan bahaya di dalam Israel, khususnya di pusat pengambilan keputusan yang paling sensitif, yang merusak kepercayaan publik Israel terhadap administrasi perang dan isu-isu keamanan yang sensitif.
Posisi yang sama diungkapkan oleh kepala Kamp Nasional, Benny Gantz, yang meminta Netanyahu bertanggung jawab secara pribadi, dengan mengatakan, “Tanpa masuk ke rincian kasus yang sedang diselidiki, perdana menteri memikul tanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di kantornya, apakah peristiwa itu positif atau negatif.”
Sumber: Aljazeera
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel – (Republika)