Informasi Terpercaya Masa Kini

Langka, Ini Penampakan 2 Ekor Macan Kumbang di Gunung Halimun Salak

0 9

KOMPAS.com – Rekaman langka dua ekor macan kumbang di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Sukabumi, Jawa Barat,memberi sinyal positif bagi populasi hewan dilindungi itu dan tergolong langka.

Kepala Balai TNGHS, Budhi Chandra, menjelaskan, berdasarkan data pemantauan selama beberapa tahun terakhir ada peningkatan populasi macan kumbang di wilayah TNHGS. 

“Berdasarkan pemantauan di 3.899 titik dari tahun 2007 hingga 2024, ada 50 ekor macan kumbang yang terdata,” ungkap Budhi. 

Baca juga: Binatang Buas Penyerang Kambing di Sukabumi Teridentifikasi Macan Tutul

Populasi ini, menurutnya, terus menunjukkan tren meningkat dengan ditemukannya sejumlah macan kumbang bersama anak-anak mereka, yang menandakan adanya proses perkembangbiakan yang baik di habitat aslinya.

Baca juga: 2 Ekor Macan Kumbang Hampir Punah Terekam Kamera di Gunung Halimun Salak

Pasangan jantan dan betina 

Kedua macan tersebut diperkirakan merupakan pasangan jantan dan betina dewasa. Lalu termasuk jenis macan tutul jawa atau Panthera pardus melas yang merupakan spesies sangat dilindungi dan tergolong langka. 

Keduanya tertangkap kamera jebak yang dipasang oleh pihak Balai TNGHS di wilayah seksi PTN 1, Kabupaten Lebak, Banten.

“Benar, hasil rekaman dari kamera jebak yang kami pasang setelah memantau jejak kotoran dan jejak kaki di lapangan,” ujar Budhi saat dihubungi oleh Kompas.com.

Terancam aktivitas ilegal logging 

Budhi menjelaskan, kedua macan yang terekam ini menunjukkan pola teritorial dari dua individu dewasa, kemungkinan pasangan jantan dan betina, yang menjaga wilayah mereka sendiri. 

“Macan ini terlihat dari ukurannya sebagai macan dewasa yang saling menempati wilayah teritorial masing-masing,” kata Budhi.

Namun, di balik peningkatan jumlah populasi tersebut, macan kumbang di TNGHS menghadapi tantangan serius akibat aktivitas ilegal yang terus terjadi di sekitar kawasan konservasi. 

Budhi mengungkapkan bahwa penambangan emas liar, pembalakan hutan, dan perburuan terhadap satwa dilindungi adalah ancaman utama bagi keberlangsungan hidup macan kumbang dan satwa lainnya di taman nasional.

“Saat ini mereka dalam kondisi kritis, terancam oleh perburuan liar. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sering menemukan kasus penjualan satwa dilindungi, selain kematian macan akibat perburuan,” ungkap Budhi.

Ia juga menambahkan bahwa berbagai langkah telah dilakukan untuk mengawasi dan mengamankan kawasan tersebut, tetapi aktivitas ilegal masih menjadi tantangan besar.

Upaya pelestarian

Pihak TNGHS mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus mendukung upaya pelestarian ini dengan memperketat regulasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga satwa dilindungi. 

“Kehadiran mereka sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Kami harap masyarakat dapat ikut serta dalam melindungi keberlangsungan hidup mereka di alam bebas,” tutup Budhi.

Rekaman terbaru ini menjadi salah satu bukti nyata dari upaya pelestarian yang dilakukan di TNGHS, meskipun tantangan besar masih menghadang.

Di tengah ancaman perburuan dan aktivitas ilegal, keberadaan macan kumbang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak menjadi simbol penting bagi keberlanjutan satwa langka di Indonesia.

Leave a comment