Informasi Terpercaya Masa Kini

Gara-gara Kerja 12 Jam Sehari,Driver Ojol Meninggal Saat Antar Makanan,Istri: Betapa Lelahnya

0 7

SURYA.co.id – Gara-gara kerja 12 jam sehari, seorang driver ojol meninggal dunia saat mengantarkan pesanan.

Istri driver ojol tersebut mengakui betapa lelahnya sang suami.

Dilansir dari World of Buzz via Tribun Jatim, driver ojek online tersebut bernama Ahmad Farhan Othman asal Malaysia.

Ahmad Farhan meninggal dunia di tempat kerja pada tanggal 2 Oktober 2024, ketika sedang mengantar makanan.

Bahkan Ahmad Farhan bekerja dua job untuk menghidupi istri dan tiga anaknya.

Baca juga: Sosok Sopir Ojol yang Dapat Motor dan HP usai Bantu Korban Laka, 10 Kali Ditolak Rental dan Kena PHK

Selain sebagai pengantar makanan, dia juga seorang sopir van.

Pekerjaan sopir van ini baru dia dapatkan pada awal September 2024 lalu.

Namun hidup tidaklah mudah bagi Ahmad Farhan karena tentu saja menghidupi tiga orang anak juga berat.

Menurut istrinya, Ahmad Farhan telah bekerja setiap hari selama lebih dari 12 jam.

Ia mulai bekerja sebelum matahari terbit pada pukul 7.30 pagi.

Lalu baru pulang setelah hari mulai gelap pada pukul 8.30 malam.

“Dia sering bercerita kepada saya tentang betapa lelahnya dia akhir-akhir ini,” kata istrinya.

“Itu masuk akal, karena dia meninggalkan rumah sedini pukul 7.30 pagi, untuk mengantar anak-anak ke sekolah, sebelum dia mulai bekerja,” imbuh dia.

Baca juga: Nasib Nahas Driver Ojol Di Medan Meninggal Saat Menunggu Orderan, Diduga Kelaparan 

Dia akan mengemudikan mobil sampai jam lima sore.

“Kemudian melanjutkan mengantar makanan sampai malam hari. Biasanya sampai sekitar jam 8.30 malam baru pulang,” ungkap sang istri.

Menurut dokter yang melakukan post-mortem pada Ahmad, terungkap bahwa 75 persen jantungnya tersumbat.

Jantung tersumbat tersebut menurut dokter disebabkan oleh terlalu banyak bekerja.

Istrinya juga mengatakan bahwa Ahmad selalu menjadi pekerja keras dan perhatian sepanjang hidupnya.

Kematiannya pun sangat mengejutkan istrinya.

Sang istri mengatakan bahwa almarhum suaminya tidak pernah menderita penyakit.

“Dia tidak mengucapkan kata-kata terakhir kepada saya, tetapi dia selalu mengingatkan anak-anak untuk menjaga saya dan satu sama lain.”

Di kisah lain, gara gara handphone Meledak seorang driver ojek online (ojol) di Batam bernama Bastian Sihombing (23) mengalami luka bakar, pada Jumat (12/10/2024) pagi.

Ledakan terjadi di sebuah rumah di Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Batam Kota.

Warga yang panik langsung mendobrak rumah tersebut dan menemukan korban terbakar.

Salah satu warga bernama Ani mengatakan insiden ledakan terjadi saat emak-emak berkumpul di dekat rumah korban.

“Rumah Bu Eko ini jadi tempat kami ngumpul tiap hari, kadang pagi kadang sore. Biasalah ibu-ibu. Itu rumah korban semalam (meledak),” tukasnya.

Sepasang suami istri yakni Eko dan Nurbaya menjadi orang yang mengevakuasi korban keluar rumah.

“Kalau tidak, bisa lewat itu. Untung didobrak pintunya,” imbuhnya.

Sementara itu, Nurbaya menjelaskan korban terkapar di dalam rumah dalam kondisi terbakar.

“Kami dengar ledakan dalam rumah korban, ledakannya kuat terdengar. Baru tercium macam bau gosong. Saya panggil suami, lalu kami panggil tak menyahut, tapi ada kelihatan api,” bebernya.

Sejumlah barang di sekitar korban ikut terbakar seperti kasur hingga pakaian.

“Kami langsung berlari ambil air, pakai ember, pakai baskom. Langsung siram korban. Korban waktu itu sudah tak sadar. Ngeri lah melihatnya,” jelasnya.

Korban sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Awal Bros Batam, namun dinyatakan meninggal pada Selasa (15/10/2024) pagi.

Jenazah dipulangkan ke kampung halamannya di Medan, Sumatra Utara.

Kanit Reskrim Polsek Batam Kota, Iptu Ardiansyah, menyatakan jenazah keluar dari Rumah Sakit pukul 11.47 WIB.

“Ini sesuai dengan informasi dari pihak keluarga kepada polisi (dibawa ke Medan),” ungkapnya, Senin.

Ketua RT setempat, Wibowo, mengaku telah menghubungi keluarga korban di Medan untuk mempersiapkan kedatangan jenazah.

Sebelum diterbangkan ke Medan, jenazah diberi formalin di rumah duka.

Salah satu tetangga yang enggan disebut identitasnya mengatakan Bastian tinggal di rumah kontrakan bersama kakak.

Pria berusia 23 tahun itu dikenal sebagai sosok pendiam dan jarang bersosialisasi.

Orangnya tertutup, tak membaur lah. Tak pernah juga cakapan. Cuma tahu gitu aja kalau dia tinggal di situ,” ucap warga.

Meski jarang bertegur sapa dengan warga, korban tak pernah membuat masalah.

Kita ngerti-ngerti aja lah. Si kakak itu pergi kerja pagi pulang malam. Korban pun gitu juga,” sambungnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment