Informasi Terpercaya Masa Kini

Pengamat Politik Beri Catatan Kritis untuk Ridwan Kamil, Disebut Jarang Blusukan Bertemu Warga Jakarta

0 14

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politika, Yunarto Wijaya, memberikan catatan kritis terhadap calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK).

Menurut Yunarto, Ridwan Kamil jarang terlihat turun ke lapangan untuk menemui warga Jakarta selama masa kampanye Pilkada ini.

“Saya terus terang harus memberikan catatan kritis supaya Kang Emil bisa memperbaiki juga. Kang Emil itu jarang banget turun (blusukan),” ujar Yunarto, dikutip dari kanal YouTube Kompas.com dalam program “Obrolan News Room”, Senin (28/10/2024).

Baca juga: Soal Rencana Bangun Disneyland di Kepulauan Seribu, Ridwan Kamil: Pemimpin Harus Berimajinasi

Dari analisis unggahan di media sosial, Yunarto mencatat bahwa Kang Emil baru mulai blusukan ke sejumlah wilayah di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir.

“Bu Atalia bahkan yang turun gunung. Artinya memang di sebulan atau tiga minggu awal Kang Emil kecolongan,” ucap dia.

Yunarto menyayangkan kurangnya keterlibatan Ridwan Kamil di lapangan. Ia menekankan bahwa RK, yang memiliki nama besar di dunia politik, seharusnya dapat memanfaatkan popularitasnya tersebut.

Baca juga: Kala Ridwan Kamil Janjikan Disneyland di Kepulauan Seribu lalu Diingatkan Pramono akan Risiko Kegagalan…

“Kang Emil, nama Anda sudah lebih populer daripada Pramono dan Dharma. Di Jakarta, kalau enggak turun sayang banget. Kalau sudah populer, kalau turun lebih punya modal,” jelasnya.

Meski didukung oleh koalisi partai besar, Yunarto menegaskan bahwa Ridwan Kamil perlu menyadari bahwa meraih suara warga Jakarta tidak bisa hanya bergantung pada dukungan partai.

“Memang dalam Pilkada sebetulnya harusnya Kang Emil menyadari faktor partai itu nomor dua. Orang akan melihat kekokohan terlebih dahulu,” tutur dia.

Oleh karena itu, Yunarto menekankan bahwa meskipun jumlah partai yang mendukung Ridwan Kamil berkurang, hal tersebut tidak akan terlalu mempengaruhi jumlah suara.

“Kalau kita lihat partainya berkurang, apakah pemilihnya berkurang juga? Tidak terlalu besar efeknya, karena faktor kekokohan tetap nomor satu,” imbuhnya.

Leave a comment