Informasi Terpercaya Masa Kini

ARTSUBS, Pameran Kontemporer di Pos Bloc (Kota Lama) Surabaya

0 7

JawaPos.com – Hari ini Surabaya mengukir sejarah dengan pameran seni kontemporer berskala nasional. Tak kalah dengan event serupa, Artjog dan Art Jakarta.

Surabaya pernah merasakan gairah tinggi terhadap seni pada tahun 1970–1980-an. Saat itu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) dan Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera) masih aktif bergeliat. Banyak seniman besar lahir di sini. Sebut saja Amang Rahman, Tedja Suminar, O.H. Supono, dan banyak lagi. Tetapi, seiring berjalannya waktu, aktivitas seni di kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia ini tak segeliat dulu.

ARTSUBS: Ways of Dreaming hadir untuk kali pertama, membuka lembaran baru ekosistem seni di Surabaya. ARTSUBS merupakan pameran seni rupa kontemporer terbesar di Surabaya. ”Bahkan mungkin bisa dibilang terbesar se-Indonesia,” kata Nirwan Dewanto, kurator ARTSUBS.

Nirwan menyebutkan bahwa ARTSUBS lebih besar daripada Artjog dan Art Jakarta, dua pameran seni besar yang digelar di Jogjakarta dan Jakarta. ”Dari segi luas dan jumlah seniman yang terlibat,” imbuh seniman penerima Penghargaan Achmad Bakrie XVIII 2022 itu.

Baca Juga: Ajang Seni Kontemporer Terbesar Dibuka Besok ARTSUBS Berlangsung Hampir Sebulan

Empat Tingkat Seniman

Nirwan mengungkapkan, para seniman yang terpilih dalam event akbar ini terbagi menjadi empat tingkatan. Yakni, mereka yang sudah mempunyai reputasi tinggi (established), yang sedang tumbuh pesat (emerging), yang mulai meraih reputasi (emerging-established), dan pendatang baru. Maka tak heran jika nama-nama seniman besar Indonesia tercatut dalam pameran ini.

Misalnya, Nyoman Nuarta, Eko Nugroho, Sunaryo, Andra Matin, Rahmat ”Kibo” Indrani, Agus Suwage, dan banyak lagi. Mereka berbondong-bondong menampilkan karya-karya seni kontemporer terbaik yang tertuang dalam berbagai bentuk dan lingkup. ”Semuanya ada di sini. Tetapi, kalau peta seni kontemporer itu terlalu umum, dibagi menjadi beberapa platform. Baik itu tematik maupun jenis,” kata Nirwan.

Pasca-Tradisi hingga Lanskap Kontemporer

ARTSUBS memetakan karya seni yang ditampilkan menjadi sebelas lingkup. Yaitu, Lanskap Kontemporer, Pasca-Tradisi, Pasca-Orientalisme, Materialitas & Terobosan Medium, Arus Pop & Low Brow, Objek & Kebendaan, Irisan Arsitektur, Abstraksi & Selebihnya, Kesosokan Baru, Fotografi & Cetak Grafis, Jangkauan Ekologis, dan Kolektif Seni.

Seniman Surabaya dan Jawa Timur dilibatkan dalam hajatan seni rupa kontemporer besar ini. Sebut saja Agung Tato Suryanto, Lini Natalini, Banny Jayanata, Jopram, Benny Wicaksono, Gatot Pujiarto, hingga Dadang Rukmana. Nirwan berpendapat, meski berskala nasional, sebuah pameran hendaknya menyelipkan statemen bermuatan lokal. Tidak melulu terlihat secara tematik seperti yang ditunjukkan Agus Koecink dengan karyanya yang bertema ludruk. Tetapi bisa juga secara penokohan seniman itu sendiri.

Baca Juga: Sajak Upaya Mengenangmu

Seni Maju Jadi Simbol Negara Maju

”Seni rupa di Jatim itu cukup tinggi posisinya kalau kita bicara soal prestasinya,” ujar seniman yang lahir dan besar di Jawa Timur tersebut. Adanya ARTSUBS ini, kata Nirwan, mengisi titik-titik kosong potensi seni di Indonesia. Menurut dia, Surabaya sangat bersemangat dengan kegiatan seni. Hanya wadahnya yang kurang. Adanya pameran seperti ARTSUBS diharapkan dapat menunjukkan bahwa seni rupa juga bagian dari gaya hidup yang wajar.

Menurut Nirwan, kemajuan seni menjadi simbol kemajuan sebuah negara. ”Coba lihat sepuluh negara pemenang Olimpiade. Negara-negara itu pendidikannya maju, museumnya maju, semua bidangnya maju,” ujarnya. Hadirnya ARTSUBS ini, kata Nirwan, mencoba membantu mendorong kemajuan di bidang seni dan kreativitas di Indonesia. ”Mencerminkan seluruh dunia kita, baik yang ada maupun tidak ada. Makanya kita bilang mimpi, Ways of Dreaming. Let’s dream big melalui seni rupa,” ungkapnya. (and/c19/eko)

Leave a comment