Keseharian Guru Supriyani,Berkebun Usai Mengajar,Bantu Suami yang Bekerja Serabutan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Berikut ini keseharian guru honorer Supriyani usai mengajar di SDN di Kecamatan Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Supriyani adalah terdakwa kasus kekerasan fisik anak yang saat ini sudah masuk tahap perisdangan.
Ia dituduh menganiaya muridnya sendiri yang merupakan anak polisi.
Terlepas dari kasus yang menjeratnya saat ini, terungkap bagaimana keseharian Supriyani.
Meski berprofesi sebagai guru honorer, ia tidak bergantung dari satu sumber mata pencaharian.
Terlebih kondisi gaji guru honorer yang tidak menentu, mengharuskannya bekerja lebih giat lagi.
Sehingga, waktunya sehari-hari dihabiskan hanya untuk bekerja.
Baca juga: Kejati Sultra: Kasus Supriyani Bisa Cepat Selesai Jika Sejak Awal Diterapkan Restorative Justice
Terlebih, ia harus mengumpulkan uang untuk kebutuhan hidup dan membangun rumahnya yang masih seadanya.
Kepada TribunnewsSultra.com, tetangga guru honorer tersebut menceritakan keseharian Supriyani.
Suyatni (57) menyebut tetangganya tersebut jarang berbaur dengan para warga.
Pasalnya, menurut Suyatni, si guru honorer itu banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
Usai mengajar, Supriyani biasanya langsung ke sawah untuk membantu suaminya.
“Dia hanya mengajar, setelah itu pulang langsung ke kebun,” katanya kepada TribunnewsSultra.com.
Selama Supriyani dan suaminya tinggal di rumahnya, menurut Suyatni tak pernah terdengar nada keras dari guru honorer tersebut.
Ia juga tidak pernah melihat Supriyani memukul anaknya.
Meskipun, sesekali Supriyani akan menegur anaknya jika bermain hujan.
“Tidak pernah, (memukul) itu anak-anaknya kalau main hujan dia hanya tegur,” ujarnya.
Sementara, sosok suami Supriyani bekerja serabutan.
Selain berkebun, Katiran terkadang bekerja di bengkel dan kadang menjadi pekerja bangunan.
“Suaminya kadang di kebun, kadang kerja bengkel, kadang juga ikut kerja bangunan,” jelasnya.
Rumah Supriyani
Kini Supriyani tak tinggal di rumahnya sudah beberapa hari. Sejak kasus yang menjeratnya itu viral di media sosial.
Ia juga diberikan perlindungan dan diamankan ke Pemerintah Kecamatan.
Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, Kamis (24/10/2024), tampak rumah tersebut kosong tak ada yang menempati.
Terlihat, rumah milik Supriyani dibangun semi permanen dengan lantai semen atau beton.
Rumah itu memiliki halaman yang luas dan asri, ditumbuhi rerumputan hijau.
Tiang-tiang penyangga rumahnya pun hanya dari batang kayu.
Sementara itu, jarak rumah Supriyani dengan tetangganya pun agak sedikit berjauhan.
Rumah guru honorer ini jarang ditinggali semenjak tersandung kasus tuduhan penganiayaan murid SDN
Kasus yang menimpa dirinya pun menjadi viral di media sosial.
Supriyani ditetapkan tersangka dengan alat bukti visum dan kesaksian dua murid SD yang masih duduk di Kelas 1. (*)
(TribunnewsSultra.com/Samsul)