Karena Terus Diboikot, Unilever akan Membuat Perubahan Drastis di Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Unilever akan membuat perubahan “drastis” di Indonesia. Hal ini dilakukan menurut Kepala Keuangan Unilever global Fernando Fernandez karena konsumen di Indonesia memboikot merek multinasional tersebut sebagai tanggapan atas perang di Gaza sehingga mengganggu penjualan.
Unilever, yang di Indonesia memproduksi Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, pertama kali mengatakan pada bulan Februari bahwa pertumbuhan penjualan kuartal keempat di Asia Tenggara telah terganggu oleh pembeli di Indonesia yang memboikot merek-merek perusahaan multinasional “sebagai respons terhadap situasi geopolitik di Timur Tengah.”
Fernando Fernandez berbicara kepada para analis setelah menghasilkan penjualan kuartalan yang sedikit lebih baik dari perkiraan, mengatakan perusahaan akan berusaha membuat merek-mereknya “lebih kontemporer” mengingat “perubahan sosial yang signifikan” yang sedang terjadi. Ia mengatakan bahwa ia berharap akan melihat peningkatan dalam enam bulan ke depan.
Analis Barclays Warren Ackerman mencatat bahwa bisnis grup di Indonesia telah berkinerja buruk selama hampir satu dekade.
“Mengapa investor harus percaya bahwa perubahan haluan kali ini akan menjadi badai yang berbeda dari yang pernah kita lihat di masa lalu?” tanyanya.
Unit Unilever di Indonesia melaporkan penurunan pendapatan sebesar 18 persen pada kuartal ketiga, yang disebabkan oleh penurunan volume.
CEO perusahaan Hein Schumacher mengakui adanya “masalah yang sudah berlangsung lama” di negara tersebut. Ia mengatakan bahwa Unilever “melakukan intervensi signifikan di Indonesia pada kuartal ketiga dan keempat yang tidak akan membuahkan hasil pada kuartal berikutnya.”
CFO Fernandez mengatakan bahwa perombakan sistem distribusi sedang dilakukan untuk menstabilkan harga dan upaya grup tersebut telah membuahkan beberapa hasil.
“Kami telah memulihkan sebagian dari kerugian saham yang kami derita akibat reaksi konsumen yang terkait dengan situasi geopolitik di Timur Tengah, kami telah memulihkan sekitar seperempat dari kerugian saham,” katanya.