Informasi Terpercaya Masa Kini

Mobil Pastor di Perbatasan RI-Timor Diperiksa, Berakhir dengan Pelukan

0 14

KOMPAS.com – Romo Inocentius Nahak, pastor katolik di Keuskupan Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), nyaris dianiaya pada Selasa (22/10/2024).

Ia mendapat ancaman dari anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-RDTL Yonif 741/GN, Pos Lookeu.

“Kejadiannya tadi siang sekitar pukul 11.49 Wita,” kata Romo Ino, sapaan akrabnya, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (22/10/2024) malam.

Romo Ino menuturkan, kejadian itu bermula ketika dirinya yang juga merupakan Ketua Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Atambua, melakukan liputan persiapan pentahbisan diakon di daerah Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu.

Baca juga: Banyak Jalur Tikus di Perbatasan RI-Timor Leste, TNI Diminta Perkuat Keamanan

Usai liputan, Romo Ino yang semobil dengan volunteer Komsos, Rian Oetpah, kembali melewati daerah Laktutus, Kecamatan Nanaet Duabesi.

Saat tiba di pos penjagaan Lookeu, Romo Ino yang mengemudi mobil jenis Toyota Innova sempat membunyikan klakson.

“Sebelum melewati portal penjagaan, saya sempat membunyikan klakson mobil sebanyak sekali,” ujar dia.

Setelah sekitar dua meter melewati pos penjagaan, dia mendengar suara teriakan seorang anggota TNI agar berhenti.

“Saya langsung berhenti. Saya turunkan kaca mobil dan anggota itu menghampiri saya dan bertanya dari mana? Lalu saya menjawab, dari Atambua dan mau pulang ke Lurasik,” ungkapnya.

Mendengar jawaban itu, anggota TNI tersebut sempat mengatakan kenapa dirinya tidak melapor.

“Saya menjawab bahwa saya tidak tahu harus melapor karena ini jalan umum dan tidak ada tanda pengenal untuk tamu itu wajib lapor,” kata Romo Ino.

Baca juga: TNI di Perbatasan RI-Timor Leste Terima Senjata Api dari Warga

Romo Ino pun terus berbicara bahwa jika harus melapor, anggota TNI harusnya siap siaga memberikan arahan agar setiap kendaraan yang melintas harus diperiksa.

Saat bersamaan, Romo Ino pun menyampaikan bahwa dirinya seorang pastor yang juga bertugas di wilayah itu.

“Anggota itu tidak terima baik pernyataan saya ini dan seolah saya tidak menghargai mereka yang lagi menjaga di pos penjagaan.”

“Saya selalu katakan kurang lebih empat kali bahwa saya ini imam, pastor dan saya lagi menjalankan tugas peliputan,” ujarnya.

Mendengar itu, anggota TNI tetap tak menghiraukannya.

“Seolah-olah kata-kata saya ini tidak digubris. Malah dua anggota datang lagi menghampiri saya dan saya melanjutkan silahkan memeriksa mobil saya dan mereka pun langsung membuka pintu mobil dan memeriksa barang satu per satu,” ungkap dia.

Setelah memeriksa semuanya, salah satu anggota yang memakai kaos oblong menghampiri saya serta menggeluarkan kata-kata ancaman,

“Nanti saya pukul kamu. Badannya agak gemetaran setelah lontarkan kata-kata itu,” ungkap Romo Ino.

Mendengar ancaman itu, Romo Ino pun meminta agar dirinya jangan dipukul.

Tak lama berselang, seorang warga melintas dengan sepeda motor dan menegurnya.

“Romo ada buat apa,” kata Romo Ino meniru ucapan warga tersebut.

Seketika anggota TNI kaget dan suasana menjadi berubah.

“Sebelum melanjutkan perjalanan, saya sempat minta maaf dua kali kepada mereka dan saya katakan, jika apa yang saya lakukan tadi salah, saya mohon maaf.”

Baca juga: Dokter yang Jadi Bupati di Perbatasan RI-Timor Leste Gratiskan Pengobatan untuk Warga Miskin

“Itu karena saya tidak tahu untuk melakukan laporan seperti ini dan saya sempat berpelukan dengan dua anggota sebelum saya pamit melanjutkan perjalanan ke Lurasik,” ujarnya.

Romo Ino pun menyayangkan aksi arogansi anggota TNI itu. Dia mengaku, seumur hidupnya baru diperlakukan seperti itu.

“Gaya arogan seperti ini yang kita sayangkan. Kita yang pastor saja diperlakukan seperti ini apalagi masyarakat kecil,” kata dia.

Dia berharap personel TNI yang arogansi seperti itu dibina pimpinannya.

Dihubungi terpisah, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes mengaku belum mengetahui kejadian itu.

“Nanti saya cek dulu ya. Saya belum monitor,” kata Joao singkat. 

Leave a comment