Informasi Terpercaya Masa Kini

Peter Gontha Didukung Rocky Gerung,Sebut Naturalisasi Timnas Penipuan,Coach Justin: Terserah Lu

0 7

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Komentator sepak bola yang juga mantan pelatih futsal, Justinus Lhaksana yang dikenal dengan panggilan Coach Justin atau Kochi turut menanggapi banyaknya kritik dan kecaman terhadap naturalisasi pemain Timnas Indonesia.

Coach Justin yang dianggap sebagai salah satu pandit Sepak Bola Indonesia sadar betul akan ada banyak kecaman dan kritik atas naturalisasi pemain Timnas Indonesia yang kini sedang dibangun PSSI.

Belakangan kritik dan kecaman atas proses naturalisasi Timnas Indonesia diungkapkan mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha yang kemudian didukung oleh akademisi Rocky Gerung.

Peter Gontha mengaku malu karena pemain Timnas Indonesia didominasi oleh pemain keturunan yang dinaturalisasi sehingga merasa kemajuan skuad Garuda itu palsu dan penuh kebohongan yang membodohi masyarakat Tanah Air.

Bahkan Peter Gontha membeberkan sejumlah pemain Timnas yang dinaturalisasi pada 2010, banyak yang kembali ke negara asalnya usai tidak dipakai Timnas.

Sementara Rocky Gerung menanggapi pernyataan Peter Gontha dengan mengatakan naturalisasi Timnas hanya semacam penipuan sensasi. 

Baca juga: Peter Gontha Sebut Pemain Naturalisasi Balik ke Negaranya Usai Tak Dipakai Timnas, Bob Hippy Respon

Atas hal itu, Coach Justin mengatakan tidak ada yang salah dengan naturalisasi pemain Timnas Indonesia karena hal itu juga dilakukan banyak timnas negara maju lainnya.

Karenanya Coach Justin meminta untuk mengabaikan saja pernyataan orang-orang yang seperti itu dan bahkan mereka sama sekali tidak memahami sepak bola.

“Tim ini lagi dibangun. Bahkan lagi tahap membangun, ini belum selesai ini. Karena jangan kaget nanti, datang dua lagi, datang dua lagi. Which is good. Selama itu mendukung timnas, kenapa enggak,” kata Coach Justin seperti ditayangkan di akun YouTube @Liputan6.

“Orang mau ngoceh-ngoceh di luar terserah luh. Selama nyanyi Indonesia Raya pake lambang Garuda itu milik kita. Udah gitu aja,” kata Coach Justin.

Menurutnya terkait orang-orang yang ngoceh mengecam timnas, Coach Justin meminta untuk mengabaikan saja pernyataan mereka.

“Dan kemaren Maarten Paes nyanyi ya Coach, waktu national anthem?,” tanya pembawa acara.

“Iya, itu kan luar biasa. Artinya dia sudah prepared dong. Lu coba lihat Timnas Perancis, gak semua pemainnya nyanyi itu. Kalau kita semua nyanyi,” kata dia.

“Itu aja, masih ada yang syirik. Ada aja yang cari celah, gw baca di tweet, aduh ampunlah. Terserah elu dah. Semua orang punya hak ya untuk berbicara, tapi gue juga punya hak untuk mengabaikan mereka,” tegas Coach Justin.

Ia juga menyarakan untuk fans Timnas Indonesia mengabaikan mereka dan terus memberikan dukungan ke Skuad Garuda.

“Dan gw menyatankan untuk fans Timnas Indonesia, abaikan ajalah fakto-faktor kayak begitu,” terangnya.

Sehingga menurut Justin biarpun nantinya di starting line-up Timnas Indonesia semuanya pemain naturalisasi, mereka adalah orang Indonesia dan tetap harus didukung demi nama Indonesia.

“Mereka semua punya darah Indonesia. Kecuali Maarten Paes, beda kasus. Yang lainnya kan, rambutnya gelap semua, punya darah Indonesia,” katanya.

Netizen Kardus

Sebelumnya Coach Justin menganggap mereka yang berpolemik soal naturalisasi pemain Timnas Indonesia bukan mewakili masyarakat Indonesia melainkan netizen kardus.

“Nggak, nggak bukan masyarakat Indonesia itu hanya netizen kardus bukan masyarakat Indonesia jadi hanya kardus atau orang-orang yang lahannya merasa dicaplok,” ujar Coach Justin dari laman onefootball.com.

Coach Justin juga tidak mempermasalahkan latar belakang pemain yang membela Timnas Indonesia, menurutnya kita patut bangga karena yang dibela adalah Merah Putih.

“Selama kita membela indonesia Whatever jenis kulit lu, agama lu dan lain-lain, ya kita tetap bangga karena ini yang dibela merah putih mereka nyanyi Indonesia Raya sebelum pertandingan,” ujarnya.

Menurut Coach Justin naturalisasi perlu dilakukan, karena menurutnya pemain lokal belum mempunyai kualitas seperti yang diharapkan.

“Jadi kita jangan terlalu picik mikirin local pride local pride ya, mending klo local pride hebat tapi faktanya kan enggak, kalo mereka hebat Shin Tae-yong nggak usah cari naturalisasi,” imbuhnya.

Baca juga: Arya Sinulingga Jawab Sindiran Peter Gontha soal Paspor Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia

“PSSI gak usah cari kualitas di luar Karena kualitas memang tidak sedahsyat itu, maka dari itu mereka cari tim London,” ujar Justin.

Menurut Justin, naturalisasi pemain adalah fenomena yang biasa terjadi, untuk meningkatkan kualitas Timnas suatu negara.

“Ini fenomena ya untuk gue sih biasa banget di luar negeri sering terjadi begitu bahkan sampai sekarang.”

“Prancis pun demikian banyak pilihan nah kenapa Indonesia gak boleh,” kata Coach Justin.

Coach Justin mencontohkan beberapa pemain yang juga dinaturalisasi untuk bergabung pada satu negara yang ingin dia bela.

Diantaranya Hakim Ziyech pemain Maroko, Ibrahim Afellay pemain Belanda, Khalid Boulahrouz, dan Noussair Mazraoui.

Penipuan Sensasi

Sebelumnya Rocky Gerung menanggapi pernyataan Peter Gontha dengan mengatakan naturalisasi Timnas hanya semacam penipuan sensasi. 

Pria yang juga pengamat politik ini  tampaknya kurang sreg dengan adanya naturalisasi yang dilakukan PSSI di dalam skuat Timnas Indonesia. 

“Hari ini kita mungkin melihat ada euforia di dalam persepakbolaan kita, tapi euforia itu membatalkan atau membuat kita lupa bahwa yang bermain di lapangan itu sebetulnya adalah bukan grup yang kita idealkan sebetulnya, karena apa yang sekarang disebut naturalisasi itu semacam penipuan terhadap sensasi,” Rocky seperti dikutip dari Channel Youtubenya yang tayang pada Kamis (13/9/2024). 

“Pak Peter ini menunjukkan bahwa dia paham apa yang disebut sebagai euforia massa dan patriotisme semu di atas lapangan. Tapi, Pak Peter hendak menerangkan bahwa sensasi-sensasi di lapangan itu sebetulnya juga harus dipahami berdasarkan prinsip-prinsip patriotisme,” kata Rocky lagi. 

Ia mencontohkan prinsip patriotisme itu bagaimana lagu kebangsaan Indonesia seharusnya dinyanyikan dengan pendasaran batiniah bahwa negara ini dihidupkan dengan semangat perjuangan.

Rocky melanjutkan bahwa sepakbola bagi rakyat Indonesia bukan sekadar olahraga, sepakbola itu sebagai penanda kedaulatan sebuah negara. 

“Jadi, kalau ada teori bawah negara itu berdaulat kalau ada wilayah, rakyat, pemerintahan dan sekarang mungkin bisa ditambahkan harus ada sepakbola,” katanya. 

Namun, munculnya naturalisasi menandakan ada yang tidak beres dengan prinsip patriotisme dalam sebuah negara yang berdaulat. 

“Jadi kedaulatan rakyat itu akan ditagih pada pesepakbolaan kita. Kalau misalnya ada naturalisasi tentu ya ada sesuatu yang tidak fit and proper dengan prinsip-prinsip patriotisme itu,” ucapnya. 

Selain itu, naturalisasi kini dianggap sebagai pembenaran karena belum berhasilnya pembibitan sepakbola di Indonesia.

Rocky menekankan bahwa sepakbola itu merupakan kebanggaan nasional, bukan hasil naturalisasi. 

“Walaupun kita kalah melulu tetapi kita ada upaya menghasilkan prestasi melalui pembibitan, melalui kurikulum bahkan bisa dibantu dengan ilmu-ilmu olahraga mutakhir kan. Jadi, kita mesti hidupkan kembali bahwa sepakbola itu kebanggaan nasional,” pungkasnya. 

Sebelumnya, Peter Gontha, membuat sebuah unggahan di Instagram yang memuat delapan poin pertanyaan.

Bahkan terbaru Peter Gontaha membeberkan sejumlah pemain Timnas yang dinaturalisasi pada 2010, banyak yang kembali ke negara asalnya usai tidak dipakai Timnas.

Pernyataan Peter Gontha melalui akun sosial medianya itu sontak menarik banyak atensi masyarakat Indonesia.

Hal ini diunggahnya setelah Timnas Indonesia berhasil mengimbangi tim-tim raksasa langganan Piala Dunia, seperti Australia dan Arab Saudi.

Tak hanya itu, Peter Gontha juga menyebut kalau para pemain naturalisasi itu memiliki dua paspor.

Sehingga, jika nantinya sudah tidak lagi digunakan sebagai pemain Timnas Indonesia, mereka akan kembali menjadi Warga Negara sebelumnya.

Berikut unggahan pernyataan Peter Gontha di akun Instagramnya:

1. Apakah anda cinta PSSI? (saya cinta)

2. Apakah anda cinta bangsa? (saya cinta)

3. Apakah anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).

4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)

5. Apakah anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka?(saya tau)

6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka di negara nya begitu saja? (saya rasa tidak).

7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?( saya rasa demikian)

8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat daripada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa?(saya malu).

Saya marah karena diejek oleh seorang teman asing saya, yang saya usir dari kantor saya karena mencemoohkan PSSI!

Semoga saya mendapat tanggapan yang baik, tidak emosional, marilah kita tidak dibohongi atau membohongi diri kita sendiri dengan keadaan PERSEPAKBOLAAN kita yang palsu.

Salam, MERDEKA. Semoga pemerintahan pak Prabowo dapat menghilangkan kebohongan dan kepalsuan ini!!!

Terbaru, Peter Gontha Peter Gontha menanyakan keberadaan sejumlah pemain naturalisasi angkatan 2010, yang menurutnya sebagian besar telah mengembalikan paspor Indonesia.

Berikut unggahan Peter Gontha di Instagramnya:

Manager timnas 2010-2013 Bilmar dan beberapa tokoh persepakbolaan Indonesia baru telepon saya. Beliau mengatakan kemana Rafael Maitimu, Jhon van Beukering, Stefano Lilipaly(katanya msh di Borneo city), Tonny Cussel, Sergio van Dijk pemain PSSI, kesebelelasan kebanggan kita, yang dinaturalisasi tahun 2010, semua sudah mengembalikan paspor INDONESIA, sudah dibayar Milyaran dan sudah kembali ke Negara nya!

Ini hanya berikan Fakta.

Pasti saya salah. Silahkan di Bully, dimaki, dihujat, ditunggu bully-an disini sampai puas! SILAHKAN!!! Siapa tahu dibaca Sinulingga.

Nanti kalau Bully an nya sudah mencapai 300 saya stop komentarnya jadi jangan ketinggalan, sekarang yang komen sudah 299 Sedangkan yang like 477 tapi tidak berani komen. Jadi saya Tutup komen, susah jawab kabanyakan pertanyaan!

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News

Leave a comment