Informasi Terpercaya Masa Kini

Ramai-Ramai Bela Pemain Diaspora yang Buat Bangga Indonesia Tapi Bikin Malu Peter Gontha

0 10

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fitriyanto

Eks duta besar Indonesia untuk Polandia yang juga politisi Partai Nasdem belakangan menuai kegaduhan lewat unggahan di akun Instagram-nya. Tak lama setelah Timnas Indonesia berhasil menahan seri Australia pada laga babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, Peter mengungkapkan kegalauannya terhadap banyaknya pemain naturalisasi di skuad Garuda.

Tidak hanya mempertanyakan eksistensi pemain naturalisasi di timnas, Peter bahkan berani melempar isu soal dugaan para pemain naturalisasi itu sebenarnya memiliki dua paspor. Sehingga, menurutnya, pemain naturalisasi nantinya akan ‘membuang’ paspor Indonesia dan kembali ke negara asal jika tidak lagi bermain untuk timnas Indonesia.

“Apakah tidak lebih baik kalah, ketimbang menang atau imbang dengan cara merendahkan martabat bangsa Indonesia,” demikan kata Peter Gontha dalam unggahannya.

Kritikan Peter Gontha soal naturalisasi. – (Tangkapan Layar IG Peter Gontha)  

Alih-alih mendapatkan dukungan, Peter Gontha justru mendapat ejekan balik dari warganet melalui medsos X @indostransfer, @Tian Pratama mengomentari, “Saya lebih malu pemain lokal kita mentok AFF puluhan tahun.”

Akun @hailoenih pun ikut menulis, “Ngapain harus malu di saat elite-elite nggak punya malu, selama hal itu pantas, dan plis stop kasian mereka yang udah rela milih membela indo tapi di anggap asing. caper ****.”

Sport Bench Media pun menanggapi, “Galaunya mending simpen pak kata saya mah, toh apa yang dilakuin Pak Erick Thohir buat Timnas indonesia ke depannya jadi lebih baik”.

Ada juga akun @rifkypras menambahkan, “Selagi aturan FIFA membolehkan gpp. Lagian Prancis, Belanda dsb banyak yang bukan asli negara mereka. PSSI ET banyak kekurangan. Dibindang pembinaan dan liga tapi kan baru 2 tahun pengurus baru. Butuh proses. Btw tapi kok komentarnya di nonaktifkan pak?”

Lewat unggahannya itu, Peter Gontha membuka ruang diskusi, tetapi menjadi kontradiktif karena ia menutup kolom komentarnya di Instagram. Bahkan, akun @petergontha saat ini terpantau dalam mode private atau ‘digembok’. Hanya pengikutnya yang berjumlah sekitar 73 ribuan saja kini yang bisa melihat unggahan Peter Gontha.

   

Unggahan akun @petergontha yang membuat kegaduhan bahkan nama Peter Gontha sampai sempat menjadi topik trending di X, langsung segera direspons oleh PSSI. Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga pun mengaku bingung.

“Kita ini bingung ketika Timnas kita berjuang hasilnya baik membawa nama Merah Putih. Semuanya bersatu, rakyatnya mendukung bisa dilihat Merah Putih kita bisa berkibar rasa kebangsaan kita juga besar. Ada saja orang yang berusaha untuk mengurusinya dan dengan isu-isu,” kata Arya, Jumat (13/9/2024).

“Bisa kami jelaskan ini yang pasti pemain diaspora itu mereka itu punya darah Indonesia bahkan ada bapak atau ibunya itu orang Indonesia orang Maluku atau orang Manado asli itu kok bisa-bisanya mempertanyakan mereka dan kebangsaan mereka,” ujar Arya, menambahkan.

Arya menambahkan, para pemain diaspora itu sudah diurus oleh PSSI sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Mereka mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia dan juga pindah federasi dari negara asalnya menjadi federasi Indonesia.

“Dan yang pasti ketika masuk Indonesia dia pakai paspornya Indonesia dan ketika keluar dari Indonesia dia juga pakai paspornya Indonesia,” tegas Arya.

Untuk regenerasi timnas, menurut Arya, juga sudah dilakukan PSSI mulai U-17, bahkan timnas U-19 baru saja menjuarai Piala AFF. Timnas U-23 bahkan sempat masuk empat besar di Piala Asia dan nyaris lolos ke Olimpiade Paris 2024.

“Jadi tolong ayo kita bangga terus dengan timnas kita, bangga terus dengan merah putih jangan cari alasan dan mengaburkan sesuatu yang sudah baik bagi bangsa kita,” tutupnya.

Pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo tak mempermasalahkan dengan cukup banyaknya pemain naturalisasi di Timnas Indonesia saat ini. Apalagi pemain tersebut punya keturunan darah Indonesia dan mampu ‘mengatrol’ prestasi Timnas Indonesia.

“Faktanya begitu, saat ini skuad timnas memang banyak diisi pemain naturalisasi. Yang terpenting, pemain-pemain yang dinaturalisasi benar-benar punya darah keturunan Indonesia. Harus juga ditegaskan bahwa mereka memang benar-benar ingin membela timnas yang merupakan tanah kelahiran leluhurnya,” ujar Kesit, Jumat.

Namun Kesit menambahkan, proyek naturalisasi pemain harus tetap ada batasnya. Batasan itu penting agar PSSI juga segera melakukan pembinaan berkesinambungan dan berjenjang, termasuk memperbaiki mutu kompetisi agar dapat bersaing di level Asia.

Kesit mengakui saat ini pemain lokal Indonesia belum mampu bersaing di tingkat Asia. “Kalau untuk saat ini, pemain-pemain lokal hasil kompetisi dalam negeri masih sulit bersaing. Secara kualitas mereka masih belum bisa diharapkan,” kata Kesit.

“Intinya, naturalisasi bukan sesuatu yang haram dalam sepak bola. Yang penting adalah mau sampai kapan hal itu dilakukan oleh sebuah negara. Jangan sampai proyek naturalisasi mematikan potensi dan cita-cita pemain-pemain lokal Indonesia bermain di timnas.”

Putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid pun ikut bersuara soal polemik pemain naturalisasi di Timnas Indonesia. Menurut Yenny, kita seharusnya bangga jika ada atlet yang mau menjadi warga negara Indonesia dan membela Merah Putih.

“Saya suka bingung deh kalau ada orang yang malu dengan naturalisasi pemain-pemain sepak bola yang sekarang memperkuat skuad Indonesia,” ujarnya.

“Kalau saya sih ya malah bangga, lanjut Yenny, kalau ada orang yang mau memperkuat dan bahkan menjadi warga negara Indonesia toh rata-rata para pemain naturalisasi itu ada darah Indonesianya loh yang mengalir di tubuh mereka,” kata Yenny, melanjutkan.

Sehingga menurut Yenny, kehadiran pemain naturalisasi di timnas Indonesia sah-sah saja. Sekali lagi, ia mengaku bangga ada orang atau atlet yang mau bergabung menjadi warga negara Indonesia.

Nah kita Jangan berpikiran sempit Yuk kita perkuat terus apapun yang bisa kita lakukan untuk terus meraih prestasi bagi olahraga di Indonesia dalam olahraga sepak bola untuk Indonesia,” tutupnya.

Komik Republika Si Calus Generasi Emas – (Daan Yahya/Republika)

Leave a comment