Sejarah Ratu Woo dari Goguryeo
KOMPAS.com – Ratu Woo adalah permaisuri dari Raja Goguryeo ke-9, Gogukcheon.
Setelah Raja Gogukcheon meninggal, Ratu Woo mempertahankan kedudukannya dengan menikahi Raja Sansang.
Raja Sansang adalah adik dari Raja Gogukcheon, yang berhasil naik ke tampuk kekuasaan di tengah perebutan takhta.
Keberhasilan itu tidak luput dari peran Ratu Woo, yang dikenal sebagai perempuan paling berpengaruh pada masanya.
Baca juga: Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di Korea
Kiprah Ratu Woo
Melansir situs resmi Korean History Database, Ratu Woo adalah putri Woo So dari Yeonnabu.
Ratu Woo menjadi permaisuri Raja Gogukcheon pada tahun 180, di tahun kedua pemerintahan sang raja.
Hingga Raja Gogukcheon meninggal pada tahun 197, Ratu Woo tidak melahirkan seorang putra.
Kekosongan kekuasaan pasca-meninggalnya Gogukcheon memicu perang saudara untuk memperebutkan takhta Goguryeo.
Setelah kematian suaminya, Ratu Woo memainkan peran penting dalam politik kerajaan.
Untuk mempertahankan posisinya, Ratu Woo memilih bersekutu dengan Yeon Woo, adik mendiang Gogukcheon.
Masih di tahun yang sama, Yeon Woo naik takhta dengan gelar Raja Sansang, dan menjadikan Ratu Woo sebagai permaisurinya.
Kakak sulung Gogukcheon dan Sansang, Balgi, tidak terima dengan penobatan adiknya.
Balgi kemudian bersekutu dengan Sonobu, salah satu klan bangsawan, untuk melancarkan pemberontakan terhadap Raja Sansang.
Pemberontakan Balgi dapat dipadamkan oleh pasukan Gongsun.
Baca juga: Raja Jeongjo, Penguasa Joseon yang Meninggal Misterius
Ratu Woo juga tidak melahirkan seorang putra dari Raja Sansang.
Pada tahun 213, Uwigeo, putra Raja Sansang dan selirnya, dinobatkan sebagai putra mahkota.
Ketika Raja Sansang meninggal pada tahun 227, Uwigeo naik takhta dengan gelar Raja Dongcheon.
Pada masa pemerintahan Raja Dongcheon, Ratu Woo menjadi ibu suri hingga akhir hidupnya pada tahun 234.
Alih-alih dimakamkan di samping Raja Gogukcheon, Ratu Woo dimakamkan di samping Raja Sansang, sesuai wasiatnya.