Kata Putin jika Barat Biarkan Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh untuk Serang Wilayah Rusia
MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Barat apabila sampai membiarkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target di dalam negaranya.
Ia pada Kamis (12/9/2024) berseru, keputusan tersebut bakal membuat NATO berperang dengan Rusia.
Peringatan keras itu muncul ketika para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Inggris membahas permintaan Ukraina agar mereka melonggarkan peraturan tentang penembakan senjata Barat ke wilayah Rusia.
Baca juga: Agensi Media AS Diduga Terima Jutaan Dollar, Promosikan Propaganda Pro-Rusia
Putin berbicara setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjanji Washington akan segera meninjau kembali permintaan Kyiv yang telah lama diajukan untuk mendapatkan kelonggaran untuk menggunakan senjata-senjata yang dipasok oleh Barat guna menyerang target-target Rusia.
“Ini akan mengubah sifat konflik secara signifikan. Ini akan berarti bahwa negara-negara NATO, AS, negara-negara Eropa, berperang dengan Rusia,” katanya kepada reporter televisi Pemerintah Rusia, Russia Today (RT).
“Jika itu yang terjadi, maka dengan mempertimbangkan perubahan sifat konflik, kami akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kami hadapi,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.
Terpisah, berbicara pada sebuah konferensi pers di Warsawa, Polandia, Blinken pada Kamis mengatakan, Amerika Serikat akan menyesuaikan diri maupun beradaptasi seperlunya termasuk dalam hal sarana yang dimiliki Ukraina untuk secara efektif mempertahankan diri dari agresi Rusia.
Sebelumnya, Ukraina telah melancarkan serangan mendadak ke wilayah perbatasan Kursk, Rusia, pada 6 Agustus, maju beberapa kilometer ke dalam wilayah Rusia dan merebut puluhan permukiman.
Baca juga: Lituania: NATO Harus Tembak Jatuh Drone Rusia di Baltik
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengatakan pada akhir Agustus lalu, Kyiv telah merebut 100 permukiman dan hampir 1.300 kilometer persegi wilayah Rusia.
Kyiv mengeklaim, mereka tidak ingin mencaplok wilayah Rusia, seperti yang telah dilakukan Moskwa di Ukraina timur, tetapi berharap dapat memaksa musuhnya untuk mengalihkan pasukan dan menjadikan wilayah tersebut sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi.