Alasan Warga Cemas Jutaan Ikan Terbang ke Darat di Pantai Selatan Jabar,Gak Biasanya Terlalu Banyak
SURYAMALANG.COM, – Alasan warga cemas jutaan ikan terbang ke darat di pantai selatan Jawa Barat (Jabar) terungkap.
Kekhawatiran warga di pesisir pantai bukan tanpa alasan, mereka mengaku hal tersebut terjadi di waktu yang tidak biasanya.
Lalu warga juga menyoroti pasang-surut air pantai akhir-akhir ini termasuk ikan terbang ke darat yang jumlahnya tidak lumrah atau terlalu banyak.
Fenomena aneh tersebut terjadi di sepanjang pesisir pantai Selatan Priangan Timur, Jawa Barat termasuk di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
Munculnya jutaan ikan kecil yang beterbangan ke darat di pinggir pantai sudah terjadi selama sepekan terakhir.
Meski cemas, warga pun berebutan menangkap ikan-ikan terbang ke permukaan di pinggir pantai menggunakan serok, jala, dan alat tangkap lainnya.
Hal ini pun sempat viral di media sosial setelah tangkapan layar video seorang warga memperlihatkan sekelompok orang menangkap dan menyaksikan jutaan ikan terbang di malam hari.
Di sisi lain fenomena tersebut juga memicu kekhawatiran di kalangan warga pesisir yang menganggapnya sebagai tanda-tanda alam yang tidak biasa dan diyakini akan terjadi sesuatu.
Hal ini seperti yang disampaikan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Iya, bukan hanya di pesisir Cipatujah saja ada fenomena ikan kecil terbang jutaan begitu” ujar Dedi saat dihubungi Selasa (27/8/2024) pagi melansir Kompas.com (grup suryamalang).
“Sudah sepekan terakhir dari sepanjang pesisir Pangandaran, Tasikmalaya, sampai Santolo Garut, pinggir pantainya banyak ikan terbang ke permukaan yang sama,” imbuh Dedi.
Baca juga: Sosok Perampok Mobil Pengangkut Uang ATM Rp 5,6 Miliar Ternyata Polisi dan Ojol, 7 Box Dibawa Kabur
Dedi menjelaskan, biasanya fenomena ikan kecil terbang memang terjadi, tetapi jumlahnya tidak sebanyak saat ini dan biasanya terjadi saat kemarau panjang.
Namun, kali ini fenomena jutaan ikan terbang muncul meski bukan kemarau panjang, yang menimbulkan kekhawatiran akan fenomena alam aneh lainnya di dasar laut.
“Ini kan bukan saat kemarau panjang, tapi terjadi jutaan ikan terbang” ungkap Dedi.
“Jadinya, jujur saja kami di sini ada kekhawatiran akan terjadi sesuatu” lanjut Dedi.
“Soalnya, aneh tiba-tiba ada fenomena ini di sepanjang pesisir Selatan Priangan, sampai ke Santolo, Garut,” tambah Dedi.
Selain itu, Dedi mengungkap kondisi pesisir pantai di Tasikmalaya Selatan mengalami pasang surut air yang signifikan selama sepekan terakhir.
Saat air surut, garis pantai mundur sangat jauh, sementara saat pasang, gelombang dan air menjadi sangat besar.
“Saat air pantai surut terjadi sangat jauh dari bibir pantai dan tak biasanya seperti hari-hari biasanya” ungkap Dedi.
“Lalu, kalau saat air pasang, air dan gelombangnya justru sangat besar dan tak biasanya sejak sepekan terakhir ini,” ujar Dedi.
Baca juga: Daftar 16 Zona Megathrust di Indonesia Termasuk Jawa Timur, Bisa Picu Tsunami Hingga Jakarta
Selama ini, lanjut Dedi, pihaknya bersama warga hanya bisa tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena alam yang aneh ini.
Meski demikian, para nelayan tetap melaut meski harus lebih waspada.
“Kalau melaut meski gelombang besar tetap berjalan. Tentunya waspada dan lebih waspada dengan adanya tanda-tanda alam aneh seperti ini,” tambah Dedi.
Warga pun biasa menyebut jenis ikan yang naik ke permukaan itu sebagai ikan hejo tonggong (Decapterus nusseli)
Ikan hejo tonggong biasa bermigrasi dari perairan dingin Australia, yang sedang bermusim dingin ke perairan hangat pesisir pantai Samudera Hindia, kemudian kandas dan terdampar pada bentangan Pantai Santolo.
Selain bermigrasi mencari perairan hangat, ikan-ikan tersebut bersama jenis ikan cakalang juga mencari perairan dengan salinitas (kadar garam) tinggi karena kondisi di perairan laut lepas kondisi kadar garamnya rendah.
Kemunculan ribuan ikan ini tentunya menguntungkan warga dan nelayan yang bisa menjual ikan tanpa perlu melaut.
Sementara itu, Petugas Pos Pemantau Gunung Galunggung Tasikmalaya, R Fajar Anugrah, mengaku aktivitas gunung berapi yang dipantaunya masih dalam kondisi normal dalam sepekan terakhir.
Bahkan, saat terjadi gempa di Yogyakarta beberapa hari lalu, tak ada efek apapun di wilayah Gunung Galunggung.
“Kalau Gunung Galunggung masih normal sepekan terakhir” singkat Fajar, Selasa pagi.
“Kemarin ada terjadi gempa di Yogyakarta pun, masih normal untuk pergerakan di Galunggung” imbuh Fajar.
Munculnya Oarfish ‘Ikan Kiamat’
Mengutip TribunJateng.com, baru-baru ini juga muncul seekor ikan oarfish berukuran besar yang ditemukan menggambang di lautan lepas Pantai California, Amerika Serikat.
Tampak beberapa penyelam menemukan bangkai ikan oarfish.
Ikan oarfish mempunyai bentuk tubuh besar dan panjang serta berwarna keperakan.
Menurut informasi yang dihimpun, Oarfish kerap dijuluki ‘ikan kiamat’ atau ‘ikan gempa’ karena kemunculannya menjadi pertanda malapetaka atau bencana besar akan terjadi.
Banyak warga lokal yang percaya munculnya ikan oarfish merupakan kode alam adanya bencana yang akan terjadi.
Terlebih ikan tersebut ditemukan sudah dalam keadaan mati atau menjadi bangkai.
Sekadar informasi, oarfish merupakan penghuni laut dalam yang jarang terlihat oleh manusia.
Bahkan tubuh mereka jarang mengapung di perairan dangkal, hingga penemuan itu memunculkan banyak pertanyaan bagi orang awam maupun peneliti.
Terkait kemunculan ikan ini, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Selvia Oktaviyani membenarkan bahwa oarfish tergolong ikan yang tinggal di laut dalam.
“Jenis oarfish memang merupakan jenis ikan yang hidup hingga ribuan meter, tetapi terkadang juga muncul ke permukaan,” ujar Selvia mengutip Kompas.com dalam wawancara (12/12/2019).
Baca juga: Kisah TKW Robohkan Rumah Pacar Dibangun Pakai Uangnya, Dikirimi Rp 250 Juta Malah Nikahi Wanita Lain
Menurut Selvia, perilaku ikan oarfish yang muncul ke permukaan karena merasakan perubahan di tempat hidup atau habitatnya.
Tak hanya itu, naiknya ikan oarfish juga diduga merupakan kebiasaan hidupnya.
Selvia menyampaikan ikan oarfish memiliki kebiasaan hidup dengan cara membunuh dirinya sendiri dengan cara naik ke permukaan.
“Berdasarkan informasi yang saya baca, jenis ini memiliki kebiaaan hidup dengan cara membunuh dirinya sendiri saat telah dewasa dengan cara naik ke atas permukaan, bahkan terbawa hingga ke pantai,” ujar Selvia.
Sebelumnya, Rusia sempat dilanda gempa magnitudo 7,0 yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Minggu (18/8/2024) waktu pagi setempat.
Pusat Peringatan Tsunami Nasional AS mengatakan ada ancaman tsunami dari gempa tersebut, namun ancaman tsunami sudah berlalu.