Informasi Terpercaya Masa Kini

Fakta Rekaman Aulia Risma Lestari Isyaratkan Perundungan,Tak Boleh ke Kantin-Susahnya Dapat Minum

0 52

TRIBUNBENGKULU.COM – Fakta-fakta rekaman Aulia Risma Lestari, isyaratkan perundungan  yang terjadi di Universitas Diponegoro (UNDIP).

Dalam rekaman voice note yang diunggah akun X (twitter) @NarasiNewsroom, Rabu (27/8/2024), Aulia Risma mengaku jika ia tak boleh ke kantin hingga susahnya dirinya untuk mendapatkan minum.

Rekaman suara tersebut mengisyaratkan perundungan, pemerasan dan eksploitasi saat Aulia Risma Lestari menjalani program PPDS di RS Dr. Kariadi Semarang.

“Kami memperoleh rekaman voice note dr. Aulia Risma Lestari, calon dokter spesialis Undip yang ditemukan meninggal dunia setelah mengalami bullying.” 

“Rekaman ini menyiratkan, selain perundungan, pemerasan, dan eksploitasi dilakukan dokter senior Undip, korban juga dipaksa kerja rodi di Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang.”

“Tayangan selengkapnya, tunggu #BukaMata di YouTube Narasi Newsroom. Segera!,” tulis caption Narasi Newsroom.

Voice note tersebut berisikan percakapan antara Aulia Risma Lestari yang tengah curhat pada sang ayah ketika ia sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip.

“Ngga pak, aku tu pak, tiap pulang badanku tu pak, sakit semua. Kakiku tu kapalan. Iya mandi itu aku juga jarang, aku pulang itu mending milih makan banyak pak. Dari pada mandi.

Terus, apa namanya, e, mau  (suara amarhumah terbatuk-batuk) biasanya aku baruk kan biasanya ngga bisa minum obat. Kalau diterusin batuknya ilang sendiri. Ini udah mendingan. Batuknya tinggal dikit.

Tiap bangun tidur aku itu pak, badannya sakit semua, punggungnya sakit pak. Banhun harus pelan-pelan. Kalau ngga pelan-pelan ngga bisa bangun.

Aku aja tadi mau minum susah. Di bangsal tadi kan minumnya habis kan. Terus aku minta tolong CS (Costumer Service) terus aku kasih 50 ribu (rupiah).

Aku minta nitip minum, buat dia beliin minum, kan aku ngga bole ke mini market, ga bole ke kantin sama sekali tho.

Terus kembaliannya aku kasihkan dia tho, dikasih 30 ribu aja dia seneng banget lo. Bener bener ya pak, di sini tu, program kerjanya panjang-panjang.

Aku tanya temen yang di UNS 24 jam pak (panjang programnya),” bunyi voice not tersebut.

Mengutip dari akun Narasi dan Instagram Najwa Shihab @najwashihab, Selasa (27/8/2024), dinarasikan bahwa rekaman suara dr Aulia Risma tersebut menyiratkan adanya perundungan.

Selain itu, diduga ada pula pemerasan dan eksploitasi yang dilakukan dokter senior di Undip. Korban diduga dipaksa kerja rodi di Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang.

Baca juga: Rekaman Suara Aulia Risma Lestari Isyaratkan Perundungan, Pemerasan dan Eksploitasi

Ayah Aulia Risma Meninggal Dunia

Jatuh Sakit Seusai Pemakaman dr Aulia Risma, Kini Sang Ayah Susul Kepergian Putrinya

Moh Fakhruri ayah dr Aulia Risma Lestari meninggal dunia pasca 16 hari kepergian sang putri.

Moh Fakhruri meninggal dunia pada hari Selasa, (27/8/2024) di RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pukul 1.30 WIB.

Kabarnya, Moh Fakhruri akan dimakamkan berdampingan dengan makam dr Aulia Risma Lestari  di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, sekira pukul 13.00 WIB.

Adapun penyebab ayah dr Aulia Risma meninggal dunia adalah karena sakit. Hal ini diungkapkan oleh adik almarhum Moh Fakhruri, Miftahudin.

“Saya sangat kehilangan, karena beliau kakak pertama yang begitu merangkul adik-adiknya,” katanya.

Sebelumnya, Moh Fakhruri dikabarkan jatuh sakit usai pemakaman sang buah hati, dr Aulia Risma pada Selasa (13/8/2024).

Kondisi ayah dr Aulia Risma tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga, Susyanto SH MH.

Ia mengungkapkan, Moh Fakhruri masuk ICU di RSUD Kardinah Tegal setelah jenazah dr Aulia dimakamkan.

Kasus meninggalnya dr Aulia Risma ini menyita perhatian publik, hingga Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin ambil sikap.

Ia diketahui menjenguk ayah dr Aulia Risma yang sakit pada Minggu (18/8/2024).

Kuasa hukum, Susyanto SH MH mengatakan, keluarga tiba-tiba mendapat kunjungan secara langsung dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, sekira pukul 14.00 WIB.

Dia hadir bercengkerama layaknya mengunjungi orang sakit dan menanyakan keluhan ayah almarhumah. 

“Alhamdulillah bapak menteri langsung merespon. Bapak almarhumah langsung dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan difasilitasi olej Kemenkes RI. Pukul 19.00 langsung dirujuk kesana,” katanya kepada wartawan. 

Susyanto mengatakan, ayah dari almarhumah masuk ke rumah sakit setelah jenazah almarhumah dimakamkan hari selasa, pukul 14.00 WIB.

Malamnya sakit dan langsung dibawa ke RSUD Kardinah. 

“Bapaknya masuk rumah sakit karena kepikiran dan memang punya riwayat penyakit dalam. Bapaknya sakit penyakit dalam. Dirawat sejak kematian almarhumah. Setelah dimakamkan, malamnya sakit. Iya karena kepikiran,” jelasnya.

 

Tanggapan Menkes

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membenarkan ayah dari Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi diduga korban bullying, meninggal dunia.

Ia menyampaikan, ayah Aulia masuk rumah sakit setelah kematian putrinya.

“Yang wafat adalah bapaknya. Dia masuknya ke rumah sakit memang sesudah kematian putrinya. Sudah, lah, enggak enak kita ngomonginnya,” kata Budi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2024).

Budi mengaku sempat mengunjungi keluarga korban di Tegal, Jawa Tengah, usai mendengar dugaan bullying.

Saat itu, ia melihat kondisi keluarga korban, termasuk kondisi ayah korban yang memburuk dan harus dirujuk ke rumah sakit.

Budi bilang, saat itu pilihannya dirujuk ke RS Kariadi, RS tempat Aulia berpraktik.

Namun, karena masalah dugaan bullying ini, Budi memutuskan menawarkan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Jadi waktu saya pulang langsung bapaknya dibawa ke RSCM. Jadi mereka sudah ada di RSCM sekitar tiga hari karena memang kondisinya berat. Jadi tadi malam sekitar jam 01.00 WIB wafat,” tutur dia.

Selain bertemu keluarga, kunjungannya ke rumah korban juga menemukan sejumlah informasi berupa bukti chat WhatsApp perundungan.

Ia pun meminta bukti-bukti itu didokumentasikan dan diserahkan kepada pihak kepolisian.

“Saya minta didokumentasikan biar polisi yang menyelidiki. Sudah, sudah. Diary, Whatsapp, chat, banyak sekali. Itu nanti bisa tanya polisi (apakah terbukti korban bullying atau tidak),” ucap Budi.

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan tewas di kamar kosnya, Senin (12/8/2024) malam.

Polisi menyebutkan, korban, Aulia Risma Lestari, tewas usai menyuntikkan diduga obat penenang ke tubuhnya sendiri.

Warga asli Kota Tegal itu ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 22.00 WIB di kamar kos yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Leave a comment