‘Ikan Kiamat’ Super Langka Terdampar di Laut AS, Panjangnya 3,7 Meter
Sekelompok penyelam dan pendayung kayak menemukan ikan laut dalam raksasa super langka. Dia adalah oarfish, atau dikenal dengan nama lain ‘ikan kiamat’.
Sayangnya, oarfish ditemukan sudah dalam kondisi mati.
Hewan laut yang menyerupai pita perak ini mati mengambang di perairan La Jolla Cove di San Diego, California, AS. Ikan memiliki panjang 3,7 meter.
Ikan kiamat biasa hidup di laut sedalam 200 hingga 1.000 meter, alias zona mesopelagik. Ia diperkirakan hidup relatif menyendiri di sana, memakan plankton, krustasea, hingga cumi-cumi.
“Para penikmat laut melihat oarfish sepanjang 12 kaki (3,7 meter) dan untuk memberi Anda gambaran betapa langkanya penemuan ini, hanya 20 oarfish yang ditemukan terdampar di California sejak 1901!,” tulis Scripps Institution of Oceanography dari University of California San Diego di akun X miliknya.
Belum diketahui penyebab pasti oarfish terkadang terdampar. Namun, peneliti menduga itu disebabkan oleh cedera, penyakit, atau disorientasi.
Bangkai ikan itu sudah diangkut ke fasilitas lembaga National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Ilmuwan NOAA Southwest Fisheries Science Center dan Scripps Oceanography akan melakukan nekropsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.
“Spesimen akan ditempatkan di Scripps Marine Vertebrate Collection —salah satu koleksi ikan laut dalam terbesar di dunia— di mana para peneliti dapat mempelajari lebih lanjut spesies misterius ini,” tambah Scripps Institution of Oceanography.
Kenapa Oarfish Disebut Ikan Kiamat?
Oarfish sering disebut ikan kiamat atau ikan gempa lantaran kemunculannya kerap dikaitkan dengan bencana. Makhluk laut dalam ini seharusnya jarang terlihat oleh manusia.
Konon, jika oarfish muncul di permukaan laut atau terdampar, itu adalah tanda akan datang bencana yang bisa berupa gempa atau tsunami. Faktanya, mitos ini tidak terbukti secara ilmiah.
Studi di jurnal GeoScienceWorld menjelaskan, hubungan antara kemunculan oarfish dengan gempa dan tsunami tidak sesuai dengan cerita legenda Jepang. Dalam studi tersebut, para peneliti hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi.