Merinding, Ribuan Massa Berkaos Hitam Gelar Aksi Indonesia Darurat Demokrasi di Malioboro
Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan masyarakat Yogyakarta dari berbagai kalangan seperti buruh dan mahasiswa berkumpul untuk menggelar demo pada Kamis (22/8/24).
Demo dilakukan untuk menuntut keadilan atas revisi RUU Pilkada yang segera disahkan DPR RI untuk menganulis putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Aksi ini dimulai di Lapangan Parkir Abu Bakar Ali, di mana masa akan berjalan ke Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta dan berhenti di depan Gedung DPRD DIY.
Baca Juga : Partai Buruh Pastikan Aksi Demo di DPR Lanjut, Meski Paripurna RUU Pilkada Batal
Para pendemo pun menyerukan isu yang bertajuk “Jokowi: Sang Politikus Ulung 1000 Intrik Manipulator yang Licin”. Narasi aksi lain yang digaungkan oleh masyarakat yakni matinya fungsi legislatif dan yudikatif.
Dari video yang beredar di media sosial, terlihat massa aksi menggunakan seragam hitam-hitam sebagai simbol perlawanan.
Baca Juga : : Jelang Demo Besar, Anies Doa Bersama dengan 30 Kampung di Jakarta
Ribuan pendemo tersebut akan ikut menuntut putusan DPR RI yang dinilai “melancarkan jalan Jokowi untuk menguasai pemerintahan”.
Kemudian sejumlah mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) juga turut membentangkan poster bertuliskan “Bersama Rakyat UGM Full Melawan”.
Baca Juga : : Foto-foto Demo “Peringatan Darurat” di Depan Gedung DPR Hari Ini
Gerakan turun ke jalan ini sebelumnya digaungkan oleh massa Gejayan Memanggil untuk mengawal keputusan MK.
“Demokrasi sedang sekarat! Kebebasan kita diinjak-injak, hak kita dirampas, hanya untuk memuaskan nafsu kekuasaan yang gila! Diam berarti tunduk, melawan berarti merdeka! Bangkitlah, satukan kekuatan, dan hancurkan rezim oligarkis ini sebelum mereka menghancurkan kita semua! Perlawanan adalah satu-satunya pilihan!” tulis narasi Gejayan Memanggil di akun media sosial.
Pihaknya pun meminta massa untuk berkumpul di parkiran Abu Bakar Ali, Malioboro pada Kamis, 22 Agustus 2024 pukul 08.00 WIB.
Sebelumnya, Forum Aktivis Cik Di Tiro juga mengibarkan bendera setengah tiang sebahai bentuk berkabung atas matinya demokrasi.
Pengibaran bendera setengah tiang ini dilaksanakan di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Cik Di Tiro, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Adapun di Jakarta, rombongan massa aksi menggeruduk gedung Makhamah Konstitusi (MK) untuk menyampaikan aspirasi atas dibegalnya konstitusi negara setelah perubahan dalam Rancangan Undang-Undang Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Dalam pantaun Bisnis di lokasi, massa aksi mendatangi gedung MK sekitar pukul 10.14 WIB. Kedatangan mereka dibarengi dengan teriakan untuk menyelamatkan demokrasi dan konstitusi.
Massa aksi yang mendatangi gedung MK nampak serasi dengan memakai baju hitam dan membawa beberapa bunga mawar berwarna merah.
Adapun, massa aksi yang melalukan penyampaian pendapat didepan jalan Merdeka Barat ini merupakan gabungan dari beberapa golongan. Seperti, para aktifis 98, para guru besar, dan mahasiswa.
“Baleg DPR Pembangkang Konstitusi,” dalam tulisan banner pendemo yang dipantau Bisnis, Kamis (22/8/2024).
Tampak beberapa nama seperti yang cukup terkenal di publik hadir antara lain Wanda Hamidah, Usman Hamid, Goenawan Muhammad, Said Didu dan Ray Rangkuti.
Sejauh ini, lalu lintas di sekitaran Gedung MK masih normal, nampak belum ada upaya penutupan jalan dari pihak kepolisian yang sifatnya selalu situasional.
Juru bicara Maklumat Juanda, Alif Iman mengatakan bahwa kedatangan mereka kesini guna mendukung keputusan MK dan menyelamatkan demokrasi Indonesia.
“Hari ini datang untuk mendukung keputusan mahkamah konstitusi (MK). Kami menyebut bahwa demokrasi Indonesia, konstitusi Indonesia dibegal,” kata Alif didepan gedung MK, Kamis (22/8/2024).