Calon Dokter Spesialis Meninggal Usai Suntik Obat Bius,Benarkah Bunuh Diri? Ini Penjelasan Polisi
Calon Dokter Spesialis Meninggal Usai Suntik Obat Bius, Benarkah Bunuh Diri? Ini Penjelasan Polisi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Seorang calon dokter spesialis di Semarang ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) lalu. Benarkah ada dugaan bunuh diri?
Mahasiswi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini meninggal di di kamar kosnya di kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
Baca juga: Dokter Muda Undip Diduga Bunuh Diri Karena Dibully Senior, DPR Minta Polisi Turun Tangan
Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari (ARL) itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying.
Kabar dari seorang sumber yang meminta namanya dirahasiakan, dokter muda itu diduga mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat bius ke tubuhnya sendiri.
“Korban diduga bunuh diri dengan menyuntikkan Roculax ke tubuhnya sendiri,” ujar sumber tersebut kepada Tribun Jateng, Rabu (14/8/2024).
Dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri menggunakan obat anastesi. Obat itu disuntikan sedikit ke lengannya.
Roculax adalah nama sejenis obat bius.
Dari kabar yang beredar, korban diduga menjadi korban perundungan di lembaga pendidikan tempat ia menimba ilmu menjadi dokter spesialis.
ARL merupakan seorang dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro Semarang.
Sempat Berniat Mengundurkan Diri dari Program Dokter Spesialis
Sebelumnya korban sempat dikabarkan berniat mengundurkan diri dari program PPDS Anestesi di Undip, namun hal tersebut tidak terealisasi.
Akibat kasus dugaan perundungan berujung bunuh diri ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan sementara Program Pendidikan Anastesi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi, Semarang.
Perintah penghentian sementara Program Pendidikan Anastesi Undip itu tertera dalam surat bernomor surat TK.02.02/D/44137/2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.
Dalam surat yang juga diterima Tribun Jateng itu disebutkan Kemenkes juga menyinggung soal dugaan perundungan yang dialami ARL.
Bahkan karena alasan itu juga Kemenkes meminta agar progam Anastesi Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang dihentikan sampai dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan jajaran Direksi RSUP Dr Kariadi dan FK Undip.
Hingga berita ini ditayangkan, Tribun Jateng masih berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak PPDS Anestesi Undip terkait kasus ini.
Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.
“Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” imbuhnya.
Penjelasan Polisi Soal Meninggalnya Calon Dokter Spesialis di Semarang
Lantas benarkah Aulia Risma Lestari atau AR ini bunuh diri karena dugaan perundungan senior?
Kasus kematian Aulia Risma Lestari ini ditangani aparat kepolisian.
Polsek Gajah Mungkur menerjunkan anggotanya untuk mencari penyebab meninggalnya Aulia Risma Lestari.
Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan pihaknya menerima kabar tewasnya dokter PPDS pada pukul 23.00 Senin (12/8/2024).
Menurutnya, memang ada narasi yang beredar jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.
Namun ia menepis jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.
“Kematiannya bukan karena bunuh diri,” tuturnya kepada tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).
Agus menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.
“Dia (Aulia) sudah satu tahun ngekos tepatnya di samping kantor kelurahan,” tuturnya.
Ia kembali menegaskan jika ARL tidak ada indikasi bunuh diri. Dilhat dari sisa obat ini amasih ada, ia mamakainya seperti salah prosedur.
Obat yang harusnya memakai infus langsung disuntikkan ke lengan,
“Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri,” ujarnya.
Buku Harian Ungkap Perundungan, Sang Dokter Lelah
Menurutnya, kematian Aulia itu diduga karena merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.
Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.
“Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat,” jelasnya.
Detik-detik Ditemukannya Dokter Spesialis Meninggal
Dikatakannya, tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya.
Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 WIB namun tidak mendapat respon.
Hingga akhirnya kekasih Aulia meminta teman sekosnya untuk menengok ke kamarnya.
“Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga,” ujarnya.
Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamarnya.
“Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur,” imbuhnya.
Lanjutnya proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 WIB menunggu ibu Aulia datang ke kos itu.
Ibunya menyadari meminta membawa Aulia ke Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia dibawa ke Tegal.
“Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur,” tandasnya.
Sementara penjaga kos, Marsono mengatakan jenazah telah dibawa ke Kariadi kemudian di bawa ke082 rumah duka di Tegal. Aulia tinggal satu kos bersama saudaranya.
“Saya tidak tahu penyebab kematiannya. Mungkin karena kecapaian,” kata dia.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
(TribunJateng/rahdyan trijoko pamungkas/Tribunnews.com)
Artikel ini sebagian tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE Dokter PPDS Anestesi Undip Diduga Bunuh Diri, Kapolsek: Obatnya Dimasukkan ke Lengan,