Infineon Bangun Pabrik Semikonduktor di Malaysia, Terbesar di Dunia
KOMPAS.com – Pabrikan semikonduktor asal Jerman, Infineon, mengumumkan dibukanya tahap pertama dari pabrik silicon carbide (SiC) power semiconductor 200 nm di Kulim, Malaysia.
Peresmian pabrik dilakukan lewat dimulainya produksi secara simbolik dalam sebuah acara pada Kamis (8/8/2024) yang antara lain dihadiri oleh CEO Infineon Jochen Hanebeck dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
“Sekarang kami bisa menerima dan mengembangkan teknologinya. Ini menunjukkan bahwa Malaysia melangkah maju,” ujar Anwar Ibrahim dalam acara.
Tahapan pertama pabrik yang melibatkan investasi senilai 2 miliar euro (Rp 34,8 triliun) dan menciptakan 900 lapangan kerja akan berfokus memproduksi semikonduktor SiC dan gallium nitride (GaN) epitaxy.
Baca juga: Indonesia Impor 2 Juta iPhone Setahun, Jokowi Minta Apple Bangun Pabrik
Tahapan kedua dengan investasi tambahan senilai 5 miliar euro (Rp 87 triliun) akan direalisasi selama lima tahun ke depan. Setelah tahapan kedua selesai, pabrik Infineon di Malaysia ini akan menjadi fasilitas produksi semikonduktor SiC 200 nm terbesar di dunia.
Secara keseluruhan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Straits Times, Jumat (9/8/2024), pabrik Infineon di Malaysia diperkirakan akan membuka 4.000 lapangan kerja.
Malaysia mampu menarik investasi teknologi
Menurut keterangan di situs Infineon, semikonduktor SiC digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi di berbagai produk seperti kendaraan listrik (EV), pembangkit listrik tenaga surya, hingga data center AI.
“Generasi baru power semiconductor berbasis teknologi inovatif seperti silicon carbide adalah sebuah keharusan untuk mencapai dekarbonisasi dan perlindungan iklim,” ujar CEO Infineon Jochen Hanebeck.
“Karena itulah kami berinvestasi di fasilitas produksi SiC berteknologi tinggi yang paling besar dan efisien di Malaysia,” tambahnya. Pabrik Infineon di Kulim sepenuhnya dijalankan dengan listrik hijau dan turut menerapkan langkah-langkah efisiensi energi.
Investasi Infineon di Malaysia menggarisbawahi kemampuan negara iitu menarik investasi di bidang teknologi pada saat pabrikan-pabrikan chip mencari alternatif China dan Taiwan, dikarenakan ketidakpastian situasi geopolitik.
Baca juga: Begini Respons Tim Cook saat Diminta Bikin Pabrik dan Apple Store di Indonesia
Malaysia sendiri telah mengemuka sebagai pusat perakitan dan pengemasan chip, yakni tahapan akhir sebelum chip semikonduktor siap digunakan di produk-produk seperti ponsel, EV, dan data center.
Industri kelistrikan dan elektronik (E&E) memainkan peranan penting di ekonomi Negeri Jiran dengan kontribusi hampir 7 persen terhadap produk domestik bruto, menurut laporan Malaysian Investment Development Authority (MIDA).
Pada kuartal-I 2023, industri E&E Malaysia mencatat investasi senilai 2,06 miliar ringgit (Rp 7,4 triliun) dari 16 proyek. Di periode yang sama, nilai ekspor industri E&E mencapai 142 miliar ringgit (Rp 509,5 triliun), meningkat 3,3 persen dibanding tahun sebelumnya.