PM Bangladesh Sheikh Hasina Mundur setelah Kabur Ke India
TRIBUNJATENG.COM, DHAKA – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin (5/8/2024), setelah melarikan diri ke India.
Pengunduran diri ini menandai akhir dari 15 tahun masa pemerintahannya yang penuh gejolak.
Keputusan Hasina untuk mundur terjadi setelah dia gagal mengatasi gelombang kerusuhan yang melanda Bangladesh, dipicu oleh kontroversi seputar aturan kuota kursi pegawai pemerintah untuk keluarga veteran.
Kerusuhan yang dimulai sejak pertengahan Juli tersebut telah menyebabkan hampir 300 orang tewas, berdasarkan laporan dari Associated Press.
Baca juga: Kerusuhan di Bangladesh Tewaskan 91 Orang dalam Sehari, Pendemo Bawa Tongkat dan Pisau
Pada Minggu (4/8), kerusuhan di ibu kota Dhaka mencapai puncaknya dengan korban jiwa mencapai 95 orang, termasuk 14 anggota kepolisian.
Hasina memutuskan mundur usai massa menyerang kediamannya dan bangunan yang terkait keluarga atau partainya, Liga Awami. Ribuan orang dilaporkan menyerbu kediaman resmi Hasina di Dhaka.
Demonstran juga menyerang rumah ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahman, yang kini dijadikan museum. Rahman merupaka presiden pertama Bangladesh sekaligus pemimpin gerakan kemerdekaan negara itu.
Panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman, tampil di depan publik usai mundurnya Hasina dan berjanji akan memulihkan ketertiban.
Waker-uz-Zaman mengaku telah bertemu tokoh-tokoh masyarakat dan oposisi dan akan meminta panduan presiden untuk membentuk pemerintahan interim.
Dia juga berjanji akan menginvestigasi respons brutal aparat atas demonstrasi mahasiswa yang menyebabkan ratusan orang terbunuh.
Jenderal itu pun mengaku telah memerintahkan aparat keamanan agar tidak menembak demonstran.
“Tetap percaya kepada militer, kami akan menyelidiki semua pembunuhan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab,” kata Waker-uz-Zaman, dikutip Associated Press.
Pakar politik Bangladesh dari Universitas Negeri Illinois, Amerika Serikat, Ali Riaz, memprediksi negara itu akan menghadapi jalan panjang untuk memulihkan ketertiban pasca-pengunduran diri Hasina.
Dia menilai pihak berwenang akan kesulitan memulihkan ketertiban sambil menangani tuntutan berbagai kelompok.
“Jadi, tantangan untuk proses ke depannya (bagi Bangladesh) cukup menakutkan,” kata Riaz.
Dia menambahkan, pengamat akan mengamati militer secara lekat mengingat sejarah kekuasaan militer di Bangladesh.
Negara yang merdeka pada 1971 itu telah mengalami 20 percobaan kudeta sepanjang sejarah.(*Kompastv)