Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Keluarga soal Sosok Ketua OSIS SMAN 1 Cawas yang Tewas Tersengat Listrik

0 127

TEMPO.CO, Klaten – Suasana duka menyelimuti prosesi pemakaman FN, 18 tahun, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di rumah duka, Selasa, 9 Juli 2024. FN sebelumnya meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya, Senin, 8 Juli 2024.

Upacara pemakaman FN dihadiri keluarga, kerabat, tetangga, ratusan teman-teman, guru-guru, dan pihak sekolah yang melepas kepergian korban dengan isak tangis. FN dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) tak jauh dari rumahnya.

Perwakilan keluarga FN, Suparno saat ditemui wartawan di rumah duka, mengemukakan meskipun sempat syok dengan kejadian yang dialami FN, orang tua dan pihak keluarga telah menerimanya sebagai musibah.

“Pihak keluarga sudah bisa menerima. Ya ini musibah, kita kan nggak tahu takdir Tuhan seperti apa. Kemarin memang tidak ada unsur kesengajaan, karena teman-temannya hanya ingin merayakan ulang tahunnya,” ungkap dia.

Lebih lanjut Suparno menceritakan sosok korban sebagai seorang anak muda yang baik, rajin salat, dan supel. Korban adalah anak kedua dari empat bersaudara.

“Ibarat sepantaran mereka, anak itu paling baik, salatnya rajin, di mata masyarakat dia supel, grapyak,” tuturnya.

Suparno menuturkan orang tua korban pada malam sebelum kejadian, tiba-tiba merasa ingin tidur bersama korban.

“Bapaknya (ayah FN) katanya malamnya ingin tidur bersama korban. Biasanya nggak nyampur (tidur di kamar terpisah), tapi malamnya ingin tidur sama anaknya, ingin berpelukan. Dan semenjak dipamiti korban mau sekolah perasaan bapaknya tidak enak,” ungkap Suparno.

Korban dimakamkan Selasa siang tadi 8 Juli 2024, sekitar pukul 11.00 WIB.

Kepolisian mengatakan bahwa keluarga korban menerima dengan ikhlas atas kejaian tersebut dan tidak membuat laporan. Hal itu disampaikan Kepala Kepolisian Sektor Cawas, Ajun Komisaris Polisi Umar Mustofa.

“Dari pihak keluarga korban tidak melaporkan atau memproses hukum atas kematian korban. Namun dari kepolisian penyelidikan masih berjalan,” ungkap Umar.

Umar menyebutkan sejauh ini polisi telah memeriksa enam orang yang berada di lokasi kejadian kemarin. Pemeriksaan itu akan dilanjutkan untuk beberapa orang lain yang terkait.

“Kami masih melakukan pemeriksaan lagi, di antaranya satu teman korban yang saat ini masih di rumah sakit, juga dari keluarga. Tapi memang saat ini belum bisa karena keluarga masih dalam suasana berduka,” katanya.

Dia menjelaskan nantinya setelah dilakukan pemeriksaan tambahan, dilanjutkan dengn menggelarkan perkara untuk menentukan ada unsur pidana atau tidak.

“Kalau hasil klarifikasi sementara dari keterangan teman yang menceburkan atau menolong korban, kemarin sebenarnya kondisi korban satelah diceburkan masih senang. Korban juga berusaha naik, kemudian memegang kabel yang terbungkus, tertarik tapi kemudian dirasakan korban kram. Teman lain kemudian berusaha menolong tapi ternyata ada setrum di situ,” katanya.

SEPTHIA RYANTHIE

Pilihan Editor: Rektor Unair Kembalikan Jabatan Dekan FK ke Budi Santoso: Tidak Usah Baperan

Leave a comment