Kata Media Asing soal Jokowi mulai Berkantor di IKN, Sebut Banyak Bangunan Belum Selesai dan Warga Merugi
KOMPAS.com – Beberapa media asing menyoroti keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Minggu (28/7/2024) hingga Selasa (30/7/2024).
Jokowi berkantor di IKN ketika Kantor Presiden yang kini dinamai Istana Garuda masih dalam proses penyelesaian atau finishing dan pembersihan.
Pembangunan Istana Garuda memasuki tahap akhir setelah pemasangan bilah terakhir garuda selesai dilakukan pada Senin (22/7/2024).
Melalui akun Instagram resminya @jokowi, Presiden juga menunjukkan meja kerja dan tempat tidurnya di Istana Garuda yang dibalut interior kayu pada dinding maupun lantainya.
Selama di IKN, Jokowi turut meninjau Jembatan Pulau Balang, jalan tol menuju IKN, dan pembangunan Hotel nusantara.
Lantas, apa kata media asing soal Jokowi berkantor di IKN selama tiga hari?
Baca juga: Jokowi Konvoi Motor Bareng Influencer di IKN, Ada Raffi Ahmad dan Atta Halilintar
1. Associated Press (AP)
Kantor berita AP mengatakan, pembangunan IKN sebagai ibu kota Indonesia yang baru merupakan proyek ambisius.
AP memberitakan, Jokowi mulai berkantor di IKN ketika pemerintah berusaha mempercepat pembangunan di ibu kota yang baru demi penyelenggaraan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia pada Sabtu (17/8/2024).
Salah satu kegiatan yang dilakukan mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta tersebut adalah bertemu jajaran Otorita IKN.
Sekretariat Presiden, ujar AP, sedang mempersiapkan semua perabotan yang diperlukan untuk kantor kepresidenan, termasuk meja, kursi, dan penerangan.
Khusus untuk pasokan air, listrik, dan sambungan internet di Istana Garuda, Jokowi menyebutkan, fasilitas ini sudah berjalan dengan baik.
Baca juga: Update IKN Jelang 17 Agustus: Lapangan Siap, Akses Tol Hampir Rampung
2. The Guardian
Media asal Inggris, The Guardian, menyampaikan, Jokowi mulai berkantor di IKN walau pembangunan di ibu kota yang baru masih ada yang ditunda.
Jokowi juga mengaku, ia tidak bisa tidur nyenyak pada hari pertama berkantor di IKN.
Istana Garuda yang menjadi tempat Jokowi berkantor hampir selesai dibangun dengan progres penyelesaian mencapai 90 persen. Pekerja juga masih menyelesaikan finishing Istana Garuda ketika Jokowi datang.
Selain itu, The Guardian mengatakan, sebagian besar bangunan di IKN belum selesai dibangun.
“Beberapa gedung kementerian yang hanya dapat digunakan di lantai bawahnya,” tulis media tersebut.
“Awal bulan ini Jokowi mengatakan bahwa Nusantara akan selesai dibangun sekitar 15 persen pada Hari Kemerdekaan, namun seluruh kota diperkirakan tidak akan selesai hingga 2045,” tambah The Guardian.
Baca juga: Jokowi Belum Berkantor di IKN karena Hujan, BMKG: Faktor MJO dan Suhu Muka Laut
3. Reuters
Kantor berita Reuters turut menyoroti momen Jokowi mulai berkantor di IKN selama tiga hari.
Pertama, Reuters mengatakan, Jokowi berangkat ke IKN untuk menyelesaikan sebanyak mungkin pembangunan ibu kota baru sebelum masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada Oktober 2024.
Kedua Reuters memberitakan, IKN yang digadang-gadang menjadi masa depan Indonesia menghadapi beberapa penundaan pembangunan, kurangnya investasi asing, dan masalah tanah atau lahan.
Mengutip pernyataan Jokowi, Reuters menuliskan, IKN merupakan proyek besar yang pengerjaannya tidak bisa selesai dalam 1-2 tahun.
Menurut Jokowi, pembangunan IKN memakan waktu yang cukup lama sekitar 10, 15, bahkan 20 tahun.
Baca juga: Alasan Gibran Tak Akan Tinggal di Rumah Dinas di Jakarta dan IKN, Lebih Pilih Rumah Pribadi
4. Benar News
Sementara itu, media asing lainnya seperti Benar News mengatakan, Jokowi menghabiskan waktunya di IKN, salah satunya dengan touring di jalan tol baru menuju Nusantara bersama para influencer atau pemengaruh.
Namun, langkah tersebut justru dikecam oleh sebagian orang karena Jokowi dinilai gagal membawa investor masuk ke IKN, namun mengajak influencer bersenang-senang dan menghambur-hamburkan uang rakyat di ibu kota yang baru.
Selain itu, pembangunan IKN juga diwarnai masalah pembebasan lahan bagi warga yang tinggal di Kabupaten Penajam Paser Utama.
Menurut Jubaidah (37), warga Desa Pemaluan, Penajam Paser Utara, ia bersama warga lainnya belum menerima informasi yang jelas tentang kompensasi untuk lahan mereka.
Lahan seluas 2,5 hektar milik Jubaidah, yang digunakan untuk budidaya kelapa sawit, bakal terkena proyek pembangunan IKN.
Namun, jumlah kompensasi yang diberikan pemerintah dinilai tidak cukup untuk membeli lahan baru di Penajam Paser Utara karena harganya melambung tinggi akibat pembangunan IKN.
“Tapi dari apa yang saya dengar, itu tidak akan cukup untuk membeli tanah baru di Sepaku, di mana harga tanahnya sudah melambung tinggi,” katanya kepada Benar News.